37

2.1K 276 12
                                    

"Itu artinya, kita tidak harus berurusan dengan keluarganya lagi?"

Dokter Kwon menggelengkan kepalanya, lalu menyuap sepotong kimbap dari kotak makan siang oranye yang dia pegang ke dalam mulutnya. Dengan matanya yang masih terfokus pada pasien yang berkeliaran disekitar taman ini, dia menghela napas. "Meskipun Lisa sudah setuju, aku tidak bisa hanya mengandalkannya untuk mendapatkan semua yang aku butuhkan. Tidak ada jaminan dia tidak akan berubah pikiran dalam beberapa menit, emosinya masih tidak stabil. Aku perlu tahu semua tentang dia dari orang terdekatnya."

Mendengar itu, Dokter Park menghela napas kasar sambil menatap Chaeyoung yang juga ada di sana. "Orang tuanya, tidak mungkin, kan?"

Chaeyoung mengangguk. "Menilai dari cara mereka bersikap pada malam kejadian, aku yakin mereka sama sekali tidak punya keinginan untuk menyembuhkan Lisa. Mereka yakin Lisa tidak sakit."

"Satu-satunya harapan adalah Yena." Kata Dokter Park.

Fakta itu membuat Chaeyoung mengerang frustasi, dia mendorong makanan di depannya, nafsu makannya benar-benar hilang. Padahal, untuk mendapatkan kimbap yang konon sangat populer di kawasan rumah sakit ini tidaklah mudah, ia harus mengantre selama satu jam untuk mendapatkan dua kotak kimbap ini. Kini semuanya terbuang sia-sia karena perutnya tiba-tiba tak lagi lapar ketika menyadari bahwa Yena juga sama saja dengan orangtua Lisa.

"Ada apa dengan keluarga bajingan itu? Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan sekarang! Lisa sakit, bukankah mereka harus merawatnya daripada bersikeras membawanya pergi?" tanya Chaeyoung kesal.

Dokter Park, yang tahu sedikit banyak tentang keluarga Lisa, hanya bisa menundukkan kepalanya. "Itu karena ibu Lisa adalah calon wakil walikota." ungkapnya.

Mata Chaeyoung dan Dokter Kwon melebar, mereka terkejut dengan fakta baru ini. Bahkan tangan Dokter Kwon yang sudah terangkat dan hendak menggigit kimbapnya lagi, terkulai lemas karena terkejut.

"Wanita itu?! Calon wakil walikota?!!!" Chaeyoung berteriak dengan suaranya yang melengking karena terkejut. Dia kemudian tertawa tidak percaya. "Wow... drama macam apa ini!"

"Itu masuk akal sekarang.." Kwon Eunbi menimpali sambil berpikir.

Sooyoung menganggukkan kepalanya, matanya kemudian terpaku pada genangan air di tanah, ia menatap bayangannya sendiri. "Itu sebabnya mereka bersikeras untuk membawa Lisa ke Busan, karena jika dirawat di rumah sakit ini mereka khawatir berita ini akan menyebar. Mereka pasti juga takut kalian akan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan hukum, itu sebabnya mereka terlihat panik sejak kemarin." jelasnya.

"Jika mereka membawa Lisa ke Busan.. mereka dapat menguncinya dan mencegahnya meninggalkan rumah sehingga tidak ada yang tahu apa yang dilakukan Nyonya Manoban pada putrinya sendiri?" Kata Dokter Kwon.

Apa yang dikatakan kedua Dokter itu membuat Chaeyoung semakin ternganga. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa menawarkan dua Dokter itu untuk makan bersama, membuatnya tahu sesuatu yang tidak dia sangka-sangka. Ia tentu saja heran, selama ini Lisa tidak terlihat seperti seseorang yang berasal dari keluarga terpandang, dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah orang yang hampir membunuh Lisa itu adalah seseorang yang sedang menjalankan tugas dengan tanggung jawab yang besar, seseorang yang diharapkan bisa mengurus banyak orang.

Pertanyaan yang kini muncul di benak Chaeyoung adalah, bagaimana wanita itu akan bertanggung jawab atas kehidupan banyak orang jika dia tidak bisa memperlakukan anggota keluarganya dengan baik?

"Apakah itu benar-benar mungkin? Mereka benar-benar bisa mengunci Lisa?" tanya Chaeyoung khawatir.

Dokter Park mengangguk. "Sejak dulu, mereka selalu bisa melakukan hal-hal yang tidak masuk akal untuk melindungi nama baik mereka, khususnya nama ibu Lisa. Segala sesuatu di keluarga mereka berpusat pada ibu Lisa, karena dialah yang membuat status sosial mereka naik, dari mereka yang hanya orang biasa."

Should I Stay? (JENLISA)Where stories live. Discover now