17

2.8K 378 20
                                    


Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan tumbuh menjadi seseorang yang membenci orang tuanya seperti bagaimana sekarang. Dan sangat sulit untuk menjelaskan kapan semua itu berubah, karena semuanya terjadi tanpa peringatan dan rasa sakitku mengubur dalam-dalam semua kenangan menyenangkan lainnya. Masa kecil yang penuh kehangatan tiba-tiba berubah menyakitkan, ibu yang tiba-tiba sering memukulku, ayah yang tiba-tiba sering pulang saat pagi, aku tidak mengerti apa-apa saat itu hingga rasanya lebih menyakitkan.

Aku berusia 15 tahun ketika mengetahui bahwa ibu berselingkuh dengan seorang pria rekan kerjanya. Bisakah kau bayangkan bagaimana rasanya? Jika seseorang bertanya kepadaku saat itu, satu-satunya jawaban yang bisa aku berikan adalah aku tidak tahu dan tak mengerti apa-apa, namun jika ada yang bertanya kepadaku sekarang, aku hanya bisa mengatakan bahwa aku membenci diriku sendiri karena menerima skandal itu. Satu-satunya masalah dalam hidupku pada usia itu adalah tentang sekolah, teman, atau pria yang  kusukai. Lalu tiba-tiba aku harus berurusan dengan omong kosong orang dewasa.

Aku bertanya kepada ibu pada malam aku mendengar dia berbicara di telepon dengan kekasihnya namun yang ku dapatkan hanyalah bentakkan darinya, malam itu adalah pertama dan terakhir aku bertanya untuk menyelamatkan hatiku.

Semuanya baik-baik saja, dia bangun di pagi hari, bersiap-siap untuk pekerjaannya, memasak sarapan untuk kami sebelum aku dan Ye Na pergi ke sekolah, seperti hari-hari biasa lainnya. Kemudian suatu hari saat aku baru saja kembali dari sekolah, ayah tidak terlihat, ku kira dia hanya pergi ke suatu tempat untuk membeli sesuatu tetapi sampai malam tiba dia masih tidak ada. Aku bertanya kepada ibu, dan dia tidak memberi jawaban, dia masih berhubungan dengan pria itu.

Keesokan harinya, aku mendapat pesan dari ayah. Hatiku tersayat saat membaca kalimat pertama.

"Jaga Ye Na, aku akan tinggal di rumah nenekmu untuk saat ini. Jika kau bertanya-tanya apa alasannya mungkin kau bisa bertanya pada ibumu."

Dan dengan tangan gemetar, aku membalasnya, "Aku tidak peduli."

Aku marah, satu-satunya yang ada di pikiranku saat itu adalah dia meninggalkanku, dia meninggalkan kami jadi aku hanya mengatakan itu tanpa berpikir. Aku tahu semuanya ada hubungannya dengan ibu dan benar saja, beberapa hari kemudian aku mengetahui bahwa mereka bertengkar hebat karena ayah memergoki ibu selingkuh.

Ayah meninggalkan kami selama empat bulan kemudian kembali lagi seperti tidak terjadi apa-apa, dan aku salah ketika berpikir bahwa keluarga kami akan kembali lagi. Sebab beberapa bulan kemudian giliran ayahku yang berselingkuh dengan seorang wanita muda, lucu bukan?

Ibuku bertingkah seolah dia tidak pernah melakukan hal yang sama, dia menangis setiap malam mencoba mencari tahu kenapa itu terjadi padanya. Keluarga kami menjadi lebih dan lebih kacau dari sebelumnya, mereka tidak peduli tentang apapun kecuali masalah mereka, lalu aku dan Ye Na menjadi pelampiasan mereka.

Suatu malam, ibu membuat rencana untuk menguntit ayah, dia membawa ku bersamanya, aku ada di sana ketika ibu menyerang wanita itu, aku ada di sana ketika ayah mengatakan semua omong kosong untuk membela diri, aku ada di sana. Aku tidak mengerti mengapa mereka tidak bercerai saja, sebaliknya, mereka kembali bersama seolah kesalahan yang mereka lakukan adalah sesuatu yang tidak ada apa-apanya namun saling menyalahkan setiap hari, membuatku mengalami trauma besar, dan membuatku melakukan semua hal yang berbahaya pada diriku sendiri hanya agar aku bisa melupakan segalanya.

Aku bahkan tak bisa mengingat entah berapa kali ingin mengakhiri hidupku hanya karena benci menjadi bagian dari keluarga yang hancur.

"Jangan salahkan aku, ayahmu tidak pernah memperlakukanku seperti yang aku inginkan itu sebabnya aku mencoba mencari kebahagiaan lain." Kata ibuku padaku.

Should I Stay? (JENLISA)Where stories live. Discover now