26

2.2K 249 7
                                    

"Aku bisa membantumu belajar jika kau mau."

Ini adalah kesekian kalinya Lisa mendengar kata-kata itu hari ini, yang lantas langsung membuatnya menyesali keputusannya untuk menghadiri kelas. Ia hanya ingin menghindari Yena yang terus menyuruhnya ini dan itu sepanjang hari, tapi sialnya ia malah bertemu dengan seseorang yang kadar menyebalkannya hampir sama dengan Yena, meskipun dengan cara yang berbeda.

"Minggir sebelum aku memukulmu." ancam Lisa.

Bibir Chaeyoung mengerucut, tapi kata-kata Lisa tidak membuatnya berhenti mengikuti Lisa. "Kenapa kau selalu menolak untuk menerima bantuanku?"

"Karena aku tidak membutuhkannya."

"Ayolah! Kau akan gagal, kau tahu itu."

Langkah Lisa terhenti, ia menghirup udara sebanyak mungkin lalu berbalik dan mendapati Chaeyoung tersenyum kepadanya, hal itu malah membuat Lisa bergidik ngeri.

"Kau disuruh oleh profesor lagi kali ini, atau apakah kau benar-benar hanya senang menggangguku?" Lisa bertanya dengan gigi terkatup.

Chayeoung memutar matanya, "Kau tidak begitu menarik sampai aku rela membuang waktu untukmu. Aku hanya khawatir setelah mendengar percakapanmu dengan profesor Jeon barusan."

"Dan kenapa kau harus khawatir? Ini tidak ada hubungannya denganmu."

"Astaga.. arraso terserah kau saja. Tidak ada gunanya bersikap baik padamu." Chaeyoung menyilangkan tangan di depan dadanya, "Aku hanya tidak ingin melihatmu gagal, karena jika kau gagal, Jennie unnie pasti akan sedih."

Bersamaan dengan gerutuan Chaeyoung, Lisa melihat seorang profesor baru saja memasuki kelas mereka, jadi ia mulai berjalan lagi. Beberapa siswa berlari melewati mereka, membuat suara yang begitu keras dari langkah kaki dan tawa mereka sehingga Lisa harus menutup telinganya selama beberapa detik karena itu sangat mengganggunya.

"Sial, aku sangat membenci tempat ini." bisiknya. Setelah kerumunan itu menghilang, ia menghela napas kasar. "Apa yang kau inginkan tupai? Aku tidak yakin kau sebaik itu sampai tidak ingin melihatku gagal."

"Jangan panggil aku seperti itu!" Chaeyoung memelototinya, "Uh.. sebenarnya aku ingin meminta bantuan padamu."

"See? Aku bisa mencium bau kelicikan itu dan aku benar." balas Lisa.

Chaeyoung tertawa canggung, "Ini hanya permintaan kecil dan tidak akan mengganggumu."

"Apa pun itu, tidak." Lisa membuka pintu kelas untuk kemudian memasuki ruangan.

Terlihat kelas sudah dipenuhi siswa dan seorang profesor laki-laki yang tengah fokus pada laptopnya, dia mungkin sedang mencari bahan ajar untuk hari ini dan tidak ada yang memprotes meskipun kelas dimulai terlambat.

Lisa berjalan ke belakang kelas dengan kepala tertunduk, ia tidak ingin menatap mata siapa pun karena jika itu terjadi, orang itu pasti akan mengajukan pertanyaan seperti kemana dia akhir-akhir ini, dan Lisa tidak suka harus menjelaskan dirinya kepada seseorang.

"Kumohon, Lisa. Kalau bukan kau, siapa lagi yang harus aku mintai bantuan?" Chaeyoung rupanya masih mengikuti Lisa dan ikut duduk di sampingnya.

Lisa mendecak jengkel, ia mengabaikan Chaeng dan terus merogoh tasnya untuk mencari alat tulisnya. Namun, bukan Chaeyoung jika menyerah semudah itu.

"Okay, setidaknya dengarkan permintaanku dulu. Setelah itu kau bebas memutuskan untuk membantuku atau tidak." Chaeyoung setengah berbisik.

Tidak berniat untuk menjawab, Lisa memalingkan wajahnya ke jendela dan memilih untuk menatap ke luar sana.

Should I Stay? (JENLISA)Where stories live. Discover now