5 | Tragedi di Koridor

11.6K 898 100
                                    

"Gue nggak tahu kenapa, tapi menyakiti lo adalah salah satu kebahagiaan buat gue."

-Guntur Madhava

jangan lupa spam komennya, yaa, cintah. makin sepi aja nih yg komen :(

selamat membacaaa

Jika kegiatan belajar-mengajar belum dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika kegiatan belajar-mengajar belum dimulai. Guntur dan Garry lebih sering menghabiskan waktu di luar kelas. Entah itu memilih berdiam diri di kantin sembari menikmati beberapa jajanan khas sekolah, merokok di rooftop atau mungkin juga hanya berbincang di koridor, seperti sekarang ini.

Guntur membalikkan tubuhnya ketika melihat seorang perempuan cantik melintas di dekatnya. Ia mengabaikan Garry yang masih sibuk berbicara. Dengan senyuman yang tercipta di wajahnya, Guntur menepuk pundak Garry.

"Cewek cakep, Gar."

"Mana?"

Guntur memutarkan kepala Garry agar bisa melihat ke arah seorang perempuan yang terlihat sibuk membaca setiap tulisan yang terdapat pada ruangan yang dilaluinya.

"Cantikan cewek gue, lah!"

"Ya, iya kalo Prisha mah emang cakep."

"Lava juga cantik. Cuma penampilannya aja sederhana, coba lo suruh dia make up, gue yakin lo langsung klepek-klepek."

"Nggak bakalan."

Setelah mengatakan itu, Guntur meninggalkan Garry begitu saja.

"Woy, Tur! Lo mau kemana?!"

Teriakan tersebut rupanya tidak membuahkan jawaban dari sang pemilik nama hingga akhirnya batin Garry berkata, "cewek mulu yang ada di otaknya." Lantas, laki-laki itu memilih untuk pergi, meninggalkan Guntur yang sepertinya akan melancarkan aksi modusnya.

Guntur menghentikan langkahnya ketika posisinya sudah sejajar dengan perempuan tersebut. Ia berdeham sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk menyapa.

"Anak baru, ya?"

Perempuan itu menoleh, ia mengangguk pelan sembari melayangkan senyuman yang mampu membuat Guntur mengucapkan berbagai kalimat pujian di dalam hatinya.

"Gue Guntur."

Guntur menjulurkan tangannya yang kemudian dibalas oleh perempuan itu.

"Izora, panggil aja Zora."

Guntur mengangguk pelan dan ia tidak langsung melepaskan tangannya, melainkan mengelus lembut tangan milik Zora sampai akhirnya gadis itu yang melepaskannya lebih dulu.

"Udah ketemu kepala sekolah?"

"Belum, nih. Ruangannya di mana, ya?"

"Biar gue antar."

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang