45 | Pesan Terakhir

11K 650 199
                                    

"Orang baik pun bisa berubah jadi jahat kalo terus-terusan disakiti."

-Zargan Algario

2559 words

Satu bulan telah berlalu tetapi sosok Lava masih belum juga ditemukan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu bulan telah berlalu tetapi sosok Lava masih belum juga ditemukan. Para polisi pun rupanya tidak berhasil menemukan jejak apa pun. Guntur menghela napas kasar, saat ini ia sedang duduk manis di sebuah bangku kafe. Matanya terus memandang sekitar dan ia tidak fokus dengan topik yang sedang dibahas oleh teman-temannya.

Selama satu bulan itu, Guntur tidak pernah lelah mencari keberadaan Lava. Bahkan, ia sudah mengeluarkan banyak uang untuk meminta bantuan orang-orang walaupun hasilnya tetap nihil.

Banyak yang menganggap Lava memutuskan untuk bunuh diri dengan cara terjun ke sungai atau justru ke laut sehingga jasadnya sulit untuk ditemukan. Mungkin juga tubuhnya sudah menjadi santapan ikan hiu. Tetapi, Guntur tidak pernah percaya dengan dugaan-dugaan tersebut. Ia selalu yakin bahwa saat ini Lava masih hidup.

Mengacak rambutnya, Guntur memilih untuk menunduk—menggerakkan kakinya dengan gaya menelusuri lantai yang bersih. Tak lama kemudian, ia mengambil gelas berisikan kopi hangat favoritnya—meneguknya secara perlahan hingga membuat hiasan yang menyerupai pohon menyatu dengan warna kopi.

"Soal Lava, gimana? Udah ada perkembangan?"

"Polisinya udah nyerah buat nyari Lava."

Topik kali ini berhasil membuat fokus Guntur teralihkan. Ia menatap Prisha dan juga Xavi dengan dalam. Mencoba untuk menyimak percakapan keduanya.

"Dia kemana, ya? Udah satu bulan lebih tapi nggak ada kabar. Dia juga kayaknya ganti nomor, ya?"

"Ini masalahnya ganti nomor apa ganti dunia?" Garry menyeletuk yang kemudian langsung mendapat pukulan keras pada lengan atasnya—dari Prisha dan juga Xavi.

"Kok dipukul?"

"Liat noh sahabat kamu, tatapannya udah setajam apa pas kamu asal ngomong kayak tadi."

Garry terkekeh pelan ketika melihat raut wajah tidak mengenakkan dari Guntur. Tatapan super tajam dengan bibir yang tak menunjukkan lengkungan apa pun.

Guntur kembali menghela napas panjang, mengubah posisinya menjadi bersandar pada kursi yang terbuat dari ukiran kayu. Jika boleh jujur, ia merasa kehilangan Lava. Benar-benar kehilangan. Sampai kapan pun juga, ia tidak akan pernah bisa menemukan sosok seperti Lava lagi. Karena Lava terlalu sempurna untuk seorang cowok yang tak pernah bisa menghargai keberadaannya.

"Ngomong-ngomong, Tur. Lo masih sering dapet pesan aneh?"

Guntur mengangguk ketika pertanyaan itu terlontar dari Garry. Ia memang rutin menerima pesan aneh dari nomor yang sama. Pesan yang pada akhirnya selalu berhasil membuatnya celaka. Entah apa tujuan dan apa maksud dari semua pesan tersebut.

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now