30 | Pemberian dari Mama

9.1K 771 159
                                    

"Aku pikir selama ini aku baik-baik aja. Tapi ternyata, enggak. Aku nggak pernah merasa baik-baik aja."

-Lavanya Aurora

ini tukang komennya pada kemana, hey. sepi banget kalo ga ada kalian 😭😭🙏

Berjalan menyusuri koridor, Lava sedikit menundukkan kepalanya guna menjaga pandangan dari orang lain agar mereka tidak melihat matanya yang membengkak akibat terus menangis semalaman hingga tanpa disadari ia terlelap di alam mimpinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berjalan menyusuri koridor, Lava sedikit menundukkan kepalanya guna menjaga pandangan dari orang lain agar mereka tidak melihat matanya yang membengkak akibat terus menangis semalaman hingga tanpa disadari ia terlelap di alam mimpinya. Dan, ketika pagi-pagi matanya terbuka kemudian menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia sempat merasa terkejut dan merutuki kebodohannya yang memilih untuk tetap menangis sebelum menjelang tidur. Alhasil, matanya kini terlihat begitu bengkak.

"Lava."

Tanpa perlu menoleh, Lava sudah tahu siapa orang yang memanggilnya. Dengan langkah yang semakin dipercepat, Lava mulai menaiki anak tangga. Namun, cekalan di tangannya berhasil membuat ia berhenti. Tetapi, Lava memilih untuk membuang pandangannya agar tidak sampai bertatapan dengan Guntur.

"Va, jangan diemin gue kayak gini."

Apa? Bisa-bisanya dia berkata begitu. Padahal jelas, saat ini Lava sedang marah besar kepada Guntur.

"Iya gue tahu gue salah dan gue minta maaf, Va."

"Lo diemin gue kayak gini juga nggak akan bisa mengubah sesuatu yang udah terjadi, 'kan?"

"Woy! Lo kalo mau pacaran jangan di tangga, dong! Ngalangin jalan aja!" ketus salah satu siswa yang kemudian tanpa aba-aba menyenggol tubuh Guntur dan membuatnya hampir mengenai Lava. Karena pergerakkan cekatannya dalam menahan tubuhnya, Guntur tidak sampai terjatuh dari tangga. Namun, posisinya dengan Lava kini cukup berdekatan.

Lava memandang wajah Guntur, pun sebaliknya. Kemudian setelah menyadari hal itu, Lava langsung mendorong tubuh Guntur untuk menjauh darinya. Belum sempat ia melangkah, tangan Guntur kembali menahannya.

"Sebentar."

Guntur mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Lantas, ia memberikannya kepada Lava. Sebuah tas milik perempuan—berwarna cokelat yang masih terlihat cukup bagus meski ada sedikit permukaan yang terkelupas.

"Itu tas punya Mama lo. Mungkin, di dalamnya ada sesuatu buat lo dan gue juga nggak pernah sekalipun membuka isi tas itu."

Tanpa mau mengeluarkan sepatah kata pun. Lava langsung meninggalkan Guntur. Membuat helaan napas terdengar dari mulutnya. Tangannya bergerak untuk mengacak rambutnya hingga sedikit berantakan. Kemudian, sentuhan pada bahunya hampir saja membuat jantungnya seakan ingin lepas dari tempatnya. Ia menoleh—menatap Garry dengan tajam.

"Berantem lo sama Lava?"

"Bantuin gue, dong, Gar!"

"Bantu apaan?"

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang