22 | Gudang Sekolah

9.9K 723 45
                                    

"Terkadang gue suka nyakitin lo. Tapi, gue juga khawatir kalo lo kenapa-kenapa."

-Guntur Madhava

Berhubung hari ini merupakan hari diadakannya perlombaan fisika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berhubung hari ini merupakan hari diadakannya perlombaan fisika. Lava memilih berangkat lebih pagi dengan menggunakan ojol karena tidak ingin merepotkan Pamannya. Sembari berusaha menghapal rumus, Lava juga menikmati udara di pagi hari yang terasa cukup sejuk akibat hujan baru saja usai sejak semalaman mengguyur kota Jakarta. Beruntungnya, tidak terlalu besar sehingga hanya menciptakan beberapa genangan pada lubang jalan yang tidak dibenahi.

Tanpa ia sadari, motor yang dinaikinya sudah sampai di depan gerbang sekolahnya. Suara sang driver berhasil memecah fokusnya yang semula hanya berada dalam bayang-bayang rumus fisika. Sebenarnya, jika boleh jujur, ia sendiri pun merasa muak dengan semua hal itu. Namun, karena tuntutan dari Paman dan Bibi nya membuat Lava perlahan-lahan mulai terbiasa untuk selalu berhubungan dengan pelajaran.

Lava turun dari atas jok motor kemudian memberikan uang sebagai ongkos kepada sang driver ojol. Ia berjalan memasuki area sekolah yang masih terlihat cukup sepi. Ditambah lagi dengan cuaca yang dingin, pastinya membuat kebanyakan dari murid di sekolahnya memilih untuk mengulur waktu kedatangannya.

Lava menyusuri koridor dengan santai, bermaksud untuk menuju kelasnya yang terletak di lantai 3. Namun, belum sempat ia melangkahkan kakinya menuju tangga yang menjadi penghubung antara lantai satu dengan lantai dua, ia merasakan sebuah benda keras mengenai kepala bagian belakangnya. Rasa sakit itu membuat Lava kehilangan kesadarannya. 

"Bantuin gue, woy!"

"Tangannya taro di pundak lo."

Intrupsi tersebut akhirnya diikuti oleh salah satu siswi berseragam sama seperti yang Lava gunakan dan itu artinya, mereka masih satu sekolah dengannya.

"Ini mau dibawa kemana?"

"Gudang."

"Ayo, cepet! Sebelum ada yang lihat."

Lantas, keduanya mulai berjalan dengan berusaha memopong tubuh Lava. Mereka berjalan ke arah gudang yang sepi kemudian salah satu dari mereka menendang pintu gudang yang sengaja tidak dikunci hingga terbuka lebar. Bau dari debu yang tidak pernah dibersihkan membuat keduanya terbatuk hingga beberapa kali sebelum akhirnya memaksakan diri untuk tetap masuk ke dalam sana.

Keduanya meletakkan tubuh Lava di atas lantai gudang yang cukup kotor. Suasana yang gelap dengan kondisi yang berantakkan menambah kesan horror dari gudang tersebut. Memang, petugas kebersihan jarang sekali mengurus gudang ini karena dirasa tidak terlalu penting.

"Bawa talinya?"

Gadis itu mengangguk kemudian menyerahkan tali tambang yang sengaja ia bawa. Segera saja si lawan bicara menerima benda tersebut. Lantas, ia menarik kedua tangan Lava ke belakang kemudian mengingkatnya dengan simpul yang cukup kuat. Bahkan mungkin, hampir menyerupai simpul mati agar tidak mudah untuk dilepaskan. Ia menggeser tubuhnya mendekati kaki Lava, menyantukan kedua kaki itu kemudian mengingkatnya dengan cara yang sama.

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now