51 | Bestfriend (?)

7.8K 567 152
                                    

"Karena nyatanya, mereka yang kau sebut sahabat justru bisa menjadi pengkhianat."

-Lavanya Aurora

Lava menginjakkan kakinya di koridor sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lava menginjakkan kakinya di koridor sekolah. Ia datang sedikit lebih siang sehingga saat ini koridor terlihat cukup ramai. Bukan menjadi masalah jika hanya perkara koridor ramai karena itu adalah suatu hal yang wajar selagi bel masuk belum dibunyikan. Tetapi, tatapan mata semua orang yang terpusat kepadanya menjadi hal aneh.

Mereka terlihat terang-terangan saling berbisik dengan orang di sebelahnya. Menatap Lava dengan pandangan tak suka dan tangan yang setia mengenggam ponsel. Lava mencoba bersikap tak acuh dengan sekelilingnya, terus mempercepat langkah kaki demi bisa sampai di ruang kelas karena jujur, ia tidak suka berada dalam situasi seperti ini.

Menghela napas, Lava tersenyum lebar ketika tubuhnya sudah berdiri di hadapan ruang kelas. Dengan penuh rasa percaya diri, Lava melangkah masuk ke dalam sana. Namun lagi lagi yang ia dapatkan adalah tatapan tak jauh beda dari mereka yang berada di koridor tadi.

"Badan lo oke juga, Va. Luarnya doang keliatan polos."

Lava mengerutkan dahinya ketika mendengar kalimat tak pantas dari salah satu teman laki-lakinya.

"Pantesan betah sama Guntur walaupun sering dikasarin. Ternyata di balik itu ada hal yang dilakuin Guntur dan bisa bikin lo bertahan."

Lava membulatkan mata, melihat semua orang menggenggam ponsel, ia pun buru-buru mengambil benda itu—mengecek grup angkatan yang ramai menyebut dirinya. Tangannya sudah cukup gemetar, namun Lava berusaha untuk tetap membuka grup itu.

Satu hal yang ia dapatkan adalah komentar jahat dari hampir semua teman satu sekolahnya. Lava terus menelusuri grup tersebut hingga menemukan sumber kekacauan ini. Tubuhnya mematung, jemarinya berhenti menelusuri layar ponsel ketika netra itu menangkap sebuah video yang disebar di sana. Pengirimnya tidak menggunakan nama asli dan sepertinya akun itu sengaja dibuat hanya untuk menyebarkan video.

Lava meneguk salivanya, tidak berani memutar video tersebut. Namun, salah satu temannya dengan sengaja merebut ponsel Lava, mengarahkannya kepada seluruh orang yang ada di kelas kemudian menekan video tersebut. Lava membelalak, berusaha mengambil ponselnya tetapi karena postur tubuh temannya jauh lebih tinggi, Lava tidak bisa menggapai benda tersebut.

Air mata sudah menggenang di pelupuknya. Wajah itu mulai berubah menjadi kemerahan—menahan malu sekaligus amarah di dalam dirinya. Video itu tidak merekam adegan secara keseluruhan, hanya singkat. Tetapi, karena singkatnya video itu justru menunjukkan bahwa Lava menerima apa yang dilakukan oleh Guntur. Karena saat itu, dirinya sudah lelah melakukan pemberontakkan.

"Gimana rasanya? Enak, ya? Nggak nyangka seorang murid berprestasi bisa melakukan hal serendah itu," celetuk salah satu teman perempuannya.

Laki-laki tadi tersenyum tipis, mengembalikan ponsel itu kepada Lava yang masih mematung. Lava memejamkan mata dan karena hal itu, air mata yang semula ditahan langsung mengalir. Lava menatap orang-orang di hadapannya dengan kedua tangan mengepal erat, tak peduli dengan ponsel yang masih berada dalam genggamannya.

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now