53 | Percobaan Pertama

12.8K 585 236
                                    

"Gue nggak pernah mau anak itu lahir di dunia ini, apa pun alasannya."

-Guntur Madhava

"Dikeluarkan dari sekolah?" Toni berteriak keras ketika Lava memberikan surat keterangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dikeluarkan dari sekolah?" Toni berteriak keras ketika Lava memberikan surat keterangan itu. Kertas yang semula masih digenggam kini sudah hancur berkeping-keping akibat disobek dan dilemparkan tepat pada wajah Lava.

Tidak berani mengeluarkan kalimat apa pun, Lava hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia menundukkan kepala dalam-dalam dengan jemari yang saling meremas. Takut, hanya itu yang Lava rasakan saat ini. Keluarganya yang lain tidak memberikan reaksi apa pun, tidak pula mencoba menyelamatkan Lava sebelum amarah Toni semakin meledak.

"Gimana bisa video kayak gitu tersebar di sekolah, Lava? Kamu ini emang sengaja, ya, melakukan itu sama Guntur?"

Lava menggeleng kuat sementara bibirnya masih setia membungkam. Namun, berbeda dengan matanya yang sudah mulai memperlihatkan cairan bening yang siap untuk turun membasahi pipinya.

"Memalukan!" Toni memukuli tubuh Lava, kali ini dengan tangan kosong. Namun, tetap saja terasa menyakitkan bagi Lava.

"Kamu mau dihukum dengan cara apa?" Toni meletakkan tangannya pada dagu Lava, memaksanya untuk mendongak. Mencengkeram erat rahang milik Lava hingga rasa sakit itu menjalar di bagian tersebut.

"Kurang ajar!" Selanjutnya, Toni menampar kuat bagian pipi Lava hingga membuat tubuh Lava tidak seimbang dan hampir terjatuh jika saja Kirei tidak menahan tubuh Lava.

"Pergi ke rumah Guntur sekarang dan minta pertanggung jawaban! Suruh dia membiayakan hidup kamu sampai anak itu lahir! Saya tidak mau menghabiskan banyak uang lagi buat anak tidak tahu diri seperti kamu!"

"Tapi Lava nggak mau lagi sama Guntur, Paman."

"Pilih di sini dan saya hukum habis-habisan atau ke rumah Guntur untuk meminta pertanggung jawaban?"

Lava menunduk, kedua pilihan itu sama-sama berat baginya. Dan Lava tidak ingin melakukan salah satu di antara pilihan itu.

"Jawab! Sebelum saya ambil benda-benda yang cocok untuk memukuli kamu!"

"I-iya, Lava ke rumah Guntur." Dengan berat hati, Lava memutuskan untuk menemui Guntur demi melindungi tubuhnya dari pukulan.

"Jangan pernah kembali sebelum Guntur dan papanya menyetujui untuk bertanggung jawab atas kehamilan kamu!"

'Guntur'

"Bodoh memang kamu, Guntur! Jalang di luar sana sudah semakin banyak, kenapa kamu malah memilih buat menyalurkan nafsu kamu sama yang masih gadis? Seandainya kamu memilih jalang itu, nggak akan kamu dikeluarkan dari sekolah! Kalo sudah begini, saya juga yang malu!"

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang