11 | Sebuah Keanehan

12.6K 865 131
                                    

"Memahami perasaan Guntur itu lebih susah daripada memahami pelajaran ; sukanya berubah-ubah."

-Lavanya Aurora

selamat membaca, jangan lupa tinggalkan vote dan komennya ❤

"Kenapa udah masuk sekolah aja?! Bukannya istirahat dulu di rumah sampe bener-bener pulih!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa udah masuk sekolah aja?! Bukannya istirahat dulu di rumah sampe bener-bener pulih!"

"Emangnya udah nggak sakit lagi sekarang? Udah baik-baik aja walaupun harus belajar seharian?"

Lava meletakkan jari telunjuknya tepat pada bagian bibir Xavi karena sejak Lava memasuki kelas, gadis itu tidak pernah berhenti berceloteh. Seolah ia adalah seorang ibu yang sedang memarahi anaknya ketika melakukan sebuah kesalahan.

"Udah lo di UKS aja, deh! Hari ini pelajarannya bikin kepala pusing, nanti lo sakit lagi."

"Nggak apa-apa, Xa. Aku udah sembuh. Lagian ini cuma luka di luar kepala bukan cedera otak yang bikin aku enggak bisa mikir keras. Jadi, santai aja, ya?"

"Terus udah minum obat?"

"Udah, dong! Guntur yang beliin obatnya masa nggak aku minum." Lava mengembangkan senyumannya sedangkan Xavi menatap Lava dengan penuh keheranan.

"Beneran Guntur yang beliin lo obat sama bayarin biaya rumah sakit lo?"

"Ya bener, dong! Namanya juga sama pacar."

"Kurang-kurangin deh ngebucin sama Guntur."

"Lava!"

Seorang siswi yang merupakan teman sekelas Lava datang menghampirinya dengan wajah panik dan juga napas yang tidak stabil. Gadis itu menatap Lava dengan dalam sebelum akhirnya menghela napas secara berulangkali untuk mengatur pembicarannya. Setelah dirasa cukup, gadis itu mulai membuka mulutnya untuk mengatakan hal yang sudah ingin ia sampaikan sejak tadi.

"Guntur berantem!"

"Hah?! Sama siapa?"

"Anak baru, tapi kayaknya mereka udah saling kenal, deh. Tadi kalo gue nggak salah dengar mereka nyebut-nyebut nama lo terus pertengkarannya makin hebat."

"Anak baru? Emang ada anak baru, Xa?"

"Yang cowok waktu di pesta itu."

Lava membelalakan matanya. "Kok bisa sih dia pindah ke sini nggak bilang dulu?!"

Lava berlari menelusuri koridor untuk menuju lokasi yang diberitahu oleh temannya. Suasana di sana masih terlihat ramai akibat belum ada guru yang memisahkan.

"Guntur, Zergan stop!"

Guntur mengurungkan niatnya untuk kembali memukul Zergan, ia menatap ke arah Lava kemudian melepaskan cengkraman pada kerah baju Zergan.

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang