16 | Markas

9.9K 833 91
                                    

"Nyatanya, orang terdekat lo bisa jauh lebih berbahaya daripada musuh lo."

-Zergan Ragrawira

jangan pelit vote sama komen, yaa, biar aku semangat 😊🙏

Kedua laki-laki itu menghentikan laju motornya tepat di hadapan gudang berukuran besar yang sudah didesain menjadi sebuah markas, tempat di mana Zargan dan teman-temannya menghabiskan waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua laki-laki itu menghentikan laju motornya tepat di hadapan gudang berukuran besar yang sudah didesain menjadi sebuah markas, tempat di mana Zargan dan teman-temannya menghabiskan waktu.

Zergan turun dari atas jok motornya, meletakkan helm pada stang kemudian menoleh ke sekitar seolah ia sedang memberikan kode kepada seseorang yang entah siapa.

"Selamat datang di markas gue. Seharusnya, kita ada di markas yang sama, Gan. Satu geng dan nggak musuhan kayak gini."

"Di mana Lava?"

Zargan menyeringai tipis. "Oh, udah nggak sabar, ya?"

"Oke lah, gue ngerti perasaan lo."

Lantas, laki-laki itu mengajak Zergan untuk memasuki markas tersebut. Di sana terdapat beberapa teman Zargan yang ikut serta menjaga Lava agar tidak sampai melarikan diri, padahal tubuh gadis itu sudah terikat kuat pada sebuah kursi yang tidak mungkin jika ia mampu melepaskan ikatan itu sendiri.

"Mana hp lo?"

"Buat apa?"

"Video buat dikirim ke Guntur."

"Lo mau ngerekam gue?"

"Ya iya lah! Kalo nggak gitu gimana Guntur bisa terpancing?"

Zergan menghela napasnya kemudian ia melemparkan ponselnya yang langsung mendarat tepat pada tangan Zargan.

Lantas, Zergan mendekati Lava yang masih menatapnya dengan penuh harap, gadis itu masih mengeluarkan air matanya dan seolah memberi kode kepada Zergan agar mau membantunya terbebas dari tempat tersebut.

Zergan melepaskan sumpalan pada mulut Lava kemudian juga ikatan di tubuhnya. Zergan mendekatkan tubuhnya pada Lava hingga menyisakan jarak yang begitu tipis, membuat Lava mendorong tubuh Zergan dengan spontan. Namun, Zergan langsung menahan kedua tangan Lava. Menyatukannya dengan salah satu tangannya sedangkan satu tangannya lagi ia pergunakan untuk menurunkan sedikit cardigan yang digunakan oleh Lava.

"Zergan, kamu mau ngapain?!"

"Diem lo!"

"Zergan!" Lava berteriak ketika tubuh Zergan semakin mendekatinya dan hal itu tentu saja membuatnya merasa tidak nyaman.

Zergan mendekatkan bibirnya pada telinga Lava kemudian berbisik dengan begitu pelan. "Setelah ini lo pura-pura tendang bagian sensitif gue. Pura-pura, ya? Jangan beneran, sakit soalnya."

"Terus lo langsung lari sekecangnya, jangan peduliin apa yang bakalan terjadi nanti. Di depan ada temen gue yang bakalan bantu lo terbebas dari sini. Lo tenang aja, dia temen deket gue dan nggak akan berani berbuat macam-macam sama lo."

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang