38 | Serba Salah

7.9K 612 84
                                    

"Jadi sebenernya, jatuh cinta itu apa?"

-Lavanya Aurora

oemjii, demi apa dabel up. ini kaya fenomena buat aku yg pemales. bangga nggak kalian? aku jd rajin up wkwk

jangan lupa spam komennya, yaa. aku kasih part yg santai dulu 😚

selamat membaca ❤

Matahari kian meninggi, memancarkan cahaya yang mulai terasa panas di kulit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matahari kian meninggi, memancarkan cahaya yang mulai terasa panas di kulit. Sudah hampir satu jam lamanya Lava berdiam diri di dekat makam milik Indah. Dengan tangisan yang masih juga belum berhenti. Rasa sesak itu berhasil meruntuhkan pertahanannya untuk selalu terlihat baik-baik saja selama menjalin hubungan dengan Guntur.

Uluran tangan milik seseorang mampu mengalihkan fokusnya. Perlahan, Lava menyeka sisa air mata yang membasahi pipinya, menatap siapa pemilik tangan tersebut dan yang ia dapatkan adalah Zergan. Laki-laki itu memang tidak terlihat di acara pemakaman Indah beberapa jam yang lalu sehingga mungkin, Zergan tidak mengetahui apa yang baru saja terjadi kepadanya.

"Jangan nangis sambil duduk di situ. Baju lo kotor semua, sampe kena muka tuh tanahnya."

Lava tidak menerima uluran tangan tersebut. Matanya justru kembali beralih pada makam milik Indah.

"Jangan ditangisin terus, anaknya aja udah pergi. Kenapa lo malah keliatan kehilangan banget?"

"Aku belum sempet minta maaf sama Tante Indah. Ternyata selama ini Mama banyak nyakitin Tante Indah dan juga Guntur."

"Ya udah. Bangun dulu, Lava cantik. Jangan duduk kayak gitu, nggak enak dilihatnya. Kasian." Zergan terkekeh pelan. Tangannya kembali ia ulurkan yang kemudian mendapat sambutan dari Lava. Gadis itu menepuk-nepuk bagian celananya yang kotor meski nyatanya sedikit sulit untuk dihilangkan. Ia mengeluarkan ponsel dan juga tissu basah yang selalu ia bawa kemudian membersihkan tanah yang menempel di bagian pipinya sembari berkaca pada layar ponsel.

"Kenapa emangnya?" tanya Zergan ketika Lava baru saja selesai membersihkan wajahnya—menuntaskan rasa penasarannya terhadap perkataan Lava sebelumnya.

"Aku laper." Lava menampilkan sederet gigi mungilnya ke arah Zergan. Mengundang tatapan kesal dari laki-laki itu kemudian Zergan mendekati Lava—mengapit leher gadis itu dengan lengannya dan menyeretnya untuk keluar dari area pemakaman.

"Zergan, ketek kamu bau!" Lava memukul lengan Zergan yang saat ini masih mengapit bagian lehernya sehingga posisi Lava seperti sedang memeluk Zergan walaupun nyatanya tidak.

"Biar nafsu makan lo berkurang. Jadi, gue nggak perlu beliin lo makanan yang banyak."

"Kan bisa dibungkus."

"Dasar perut karet."

Lava terkekeh pelan kemudian menjauhkan tubuhnya dari Zergan berhubung apitan tersebut mulai mengendur.

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now