55 | Pupus Harapan

10.2K 592 357
                                    

"Gue pikir berusaha jadi yang terbaik udah cukup bikin dia jatuh cinta, tapi ternyata gue salah. Karena nyatanya, gue bukan sosok yang dia harapkan."

-Zergan Ragrawira

Lava membuka kedua kelopak matanya, menatap langit-langit rumah sakit yang hanya terdapat satu buah lampu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lava membuka kedua kelopak matanya, menatap langit-langit rumah sakit yang hanya terdapat satu buah lampu. Kurang lebih sekitar satu jam ia tak sadarkan diri dan kini, yang bisa dilakukannya hanyalah diam dengan tatapan kosong. Lava merasakan tangannya diusap lembut oleh seseorang sehingga hal itu mampu mengalihkan matanya pada si pemberi usapan lembut. Dan lagi-lagi Zergan yang didapatkannya.

"Gimana? Udah agak mendingan belum?"

"Anak aku gimana?" Pandangan Lava tertuju pada Zergan yang terlihat bingung harus memberikan jawaban apa. Laki-laki itu hanya menunduk, tidak berani membalas tatapan Lava.

"Gan, anak aku gimana? Obat itu nggak mampu membunuh dia, 'kan?"

Zergan tersenyum tipis, menghela napas kemudian membelai lembut surai hitam milik Lava. "Jangan mikirin hal lain dulu, cukup tenangin diri lo sendiri aja buat saat ini."

"Anak aku gimana, Gan? Aku cuma butuh jawaban itu, bukan yang lain!"

"Keguguran." Zergan menundukkan kepalanya. "Kandungan lo keguguran, Va."

Lava diam, matanya kembali beralih menatap langit-langit rumah sakit. Satu tetes air mata mulai mengalir di pipinya hingga pada akhirnya berubah menjadi deras. Lava berteriak histeris, meski anak itu merupakan sebuah kesalahan tetapi tetap saja, dia darah dagingnya sendiri. Lava tidak ingin anak itu kehilangan nyawanya dengan cara seperti ini.

"Va, tenangin diri lo."

"Kenapa Guntur tega, Gan? Dia juga berhak melihat dunia! Kenapa harus dibunuh? Dia nggak salah apa-apa!"

"Kenapa anak aku juga harus mendapatkan perlakuan yang sama kayak aku?"

"Harusnya aku jangan minum pil itu! Biarin aja aku juga yang mati karena kehabisan napas karena setidaknya dia nggak harus kehilangan nyawanya sendirian! Aku juga jahat, aku juga ikut ngebunuh anak aku!"

"Gue tahu, kehilangan anak emang bagian terburuk bagi seorang wanita. Tapi, lo juga nggak bisa menyalahkan diri sendiri."

"Kenapa hidup aku harus kayak gini, Gan?"

Zergan memeluk tubuh Lava, membiarkannya terus menangis demi menyalurkan seluruh beban di dalam pikirannya.

"Semuanya akan baik-baik aja. Lo bisa sampai di titik ini karena lo emang kuat, Va."

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now