19 | Lost

10.5K 789 65
                                    

"Gue nggak peduli sama lo."

-Zergan Ragrawira

Lava bersenandung pelan ketika langkah kakinya baru saja sampai di depan pintu kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lava bersenandung pelan ketika langkah kakinya baru saja sampai di depan pintu kelas. Di tempatnya sudah ada Xavi yang terlihat sibuk dengan buku-buku yang berserakan di atas meja. Lava membulatkan matanya karena ia pikir dirinya lupa mengerjakan tugas atau mungkin tidak ingat bahwa hari ini akan diadakan ulangan harian. Namun, ketika melihat yang lain tidak ada yang sibuk dengan bukunya—Lava segera menghampiri Xavi untuk memastikan bahwa kedua dugaannya tidaklah benar. Ia meletakkan tas di kursinya dan hal itu tidak membuat fokus Xavi teralihkan dari buku.

"Emang ada tugas, Xa? Atau ada ulangan?"

Xavi menghentikan aktivitasnya kemudian beralih menatap Lava yang kebingungan. "Lo lupa kalo hari ini ada tes buat pemilihan siapa yang akan menjadi perwakilan lomba fisika?"

"Oh itu, aku emang sengaja nggak mau ikut."

"Kenapa? Bukannya lo harus ikut semua perlombaan?"

"Iya, sih. Tapi, kali ini aku enggak bilang ke Paman kalo akan diadakan perlombaan lagi. Aku juga capek, Xa, kalo harus ikut lomba sana-sini. Pusing juga kalo aku harus terus-terusan belajar walaupun mungkin, emang ini akan bagus buat masa depan aku, tapi tetep aja aku juga manusia, 'kan? Aku juga capek kalo harus terus-terusan kayak gini dan aku juga nggak sepintar itu."

"Nanti kalo misalnya guru BK ngomong, gimana? Bukannya Paman lo dan guru BK kita deket, ya, Va?"

Lava menggedikkan bahunya sekali. "Nggak tahu, deh. Tapi, aku mau bebas sekali aja."

Xavi tersenyum tipis. "Ya udah, lo juga emang perlu istirahat. Jangan terlalu memaksakan sesuatu juga, nanti yang ada lo jadi stress."

"Kamu semangat, ya, Xa! Aku yakin banget kamu bisa dapet nilai yang tinggi dan bisa menjadi perwakilan sekolah. Pulang-pulang bawa piala, deh. Ih, aku tunggu kemenangannya, ya!"

"Siap, Lava! Deket-deket sama lo mungkin bikin gue jadi bisa ketularan pinternya lo."

"Emang kamunya udah pinter, Xa."

"Aku juga nanti mau jenguk Zergan lagi."

"Belum sadar?"

Lava menggeleng pelan dengan raut wajah sedih yang ia tunjukkan.

"Semoga Zergan bisa cepet sadar dan kembali kayak dulu lagi. Kangen, ya lo, Va?"

"Banget."

'Guntur'

Lava berjalan menyusuri koridor rumah sakit yang terlihat tidak terlalu ramai. Ruangan Zergan tidak terlalu jauh sehingga ia tidak memerlukan waktu lama untuk bisa sampai di depan ruangan tersebut. Seperti biasa, jika sore begini ruangan tidak ada yang menjaga karena memang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Beruntungnya, tidak ada yang berniat untuk melakukan hal-hal yang bisa mengancam keselamatan Zergan.

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang