15 - Teman Masa Lalu

96 38 21
                                    

"Hah?! Tempat karaoke?!" Keira tidak percaya Della membawanya ke sini. "Ngapain pergi kesini?"

"Kau pasti merasa lelah belajar terus menerus. Ayo kita lepaskan penat dengan bernyanyi!" Della sudah berjalan mendahului yang lain. Keira dan Salva hanya mengikuti kepergian Della.

"Ayo cepat kalian lambat sekali." Keira dan Salva berjalan tanpa semangat.

Mereka bertiga sekarang sudah berada di tempat karaoke, ruangan sedang dengan lampu disco di atasnya. Keira memandangi seisi ruangan. Della sudah memegang microphone dan bersiap-siap ingin menyanyi.

"Lagu apa yang kalian pilih." Keira bengong di tempatnya, ia tidak tahu apa yang akan ia nyanyikan, dan ia juga tidak pandai menyanyi. Della sudah memilih lagu Whenever milik Black Eyed Peas. Della mulai menyanyikan lagu itu.

Love, through the trees, past the sky
Beyond the northern light
You're the same, my delight
Reflecting in your eyes
And I won't let go, if you wait for me
Whenever, wherever
And then you, select the day, selection
Wherever, whenever

We'll go-ooh-ooh-ooh
Wherever, whenever
We'll go-ooh-ooh-ooh-ooh.
I wa- I-wa I wanna love forever, love forever, baby.
Wherever, wherever you wanna go (One day)
Do-do whatever, do whatever baby
Wherever, wherever, forever together

I fell asleep, don't know why
You let me come alive
You and me, we collide
Ignite the starry fire
And you warm me up, and you wait for it
Whenever, whenever
And then you, you wake me up, and you wait for it
Whenever, whenever

Keira dan Salva mulai tertarik dan akhirnya ikut menyanyikan lagu tersebut. Mereka bernyanyi sambil lompat-lompat.

"Wooooaaaaa." Keira yang tadi tidak bersemangat mulai bernyanyi sepuasnya dan menghilangkan penat. Seakan masalah yang di bebannya hilang seketika.

Setelah lagu pertama selesai, Della mengganti lagu itu. Lagu As You Are milik Charlie Puth feat Shy Carter.

Thinking back in time when I had you to lose
Those were the days baby you were truth
And nothing you could do would ever change that
You riding with me, me riding for you
We followed our hearts don't forget what they do
But somewhere down the line I left you hanging
For you, I could climb
Mount Kilimanjaro a thousand times
Oh my friend, I'll never break your heart again

Cause I, I will always love you
Baby I could never judge you
I would take you as you are, are, are, are, are
I, I will always love you
Baby I could never judge you
I'd take you as you are, are, are, are, are

Setelah puas bernyanyi mereka bertiga keluar dari ruangan karaoke.
"Uhuk uhuk akh tenggorokanku." Della memegangi tenggorokannya karena ia yang paling bersemangat saat bernyanyi tadi.

Mereka hendak memasuki mobil untuk segera pulang, namun ada sesuatu yang menahannya.

"Keira." Keira menoleh ke arah sumber suara. "Benar ternyata itu kau. Lama tidak bertemu."

"Vian?" Keira sedikit menghindarinya. Salva yang mendengar itu juga ikut menoleh ke belakang. Vian dari tadi tidak menyadari keberadaan Salva.

"Oh ada Salva juga." Salva bergeming kemudian akhirnya ia membuka suara.

"Mmm kami sudah harus pergi. Kalau begitu kami pergi dulu." Salva berbicara dengan terbata-bata. Salva sudah masuk dulu ke dalam mobil. Keira dan Della juga ikut masuk ke mobil. Keira melajukan mobilnya meninggalkan Vian seorang diri.

Della yang heran dengan keanehan mereka berdua akhirnya bertanya.
"Siapa dia? Apa kalian berdua mengenalnya?" Keduanya hanya terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing.

Dalam hati Salva berkata. Kenapa Keira juga menghindari Vian?

Keira juga berpikir Salva menghindari Vian karena kejadian yang terjadi waktu itu. Keira juga teringat waktu dulu saat ia bertemu dengan Vian dan Salva. Keira menggeleng-gelengkan kepalanya untuk tidak teringat kembali kejadian waktu itu.

📕📗📘

Setelah mengantar Della dan Salva pulang, Keira kembali masuk ke rumahnya. Hari ini Keira terlihat sangat lelah. Ia langsung merebahkan dirinya di kasur begitu ia masuk ke kemarnya. Ia meletakkan tasnya ke sembarang arah.

"Hari yang melelahkan." Tak lama kemudian Keira jatuh tertidur tanpa mengganti dulu seragamnya. Keira terlihat sangat lelah, dari mukanya saja ia sudah kelihatan sedang lelah.

Rhenia yang melihat Keira tertidur tanpa mengganti seragamnya, berniat ingin membangunkan Keira. Tapi ia melihat wajah Keira yang kelelahan. Namun jika tidak dibangunkan ia tidak akan mengganti pakaiannya sampai pagi, dan seragam itu sudah dipakainya dari pagi.

"Keira bangun." Rhenia menggoyang-goyangkan tubuh Keira dengan pelan. Keira tak bergerak sedikit pun. Rhenia yang kesal Keira tak kunjung bangun akhirnya meneriaki Keira tepat di telinganya.

"KEIRAAA!" Keira tersentak di tempatnya setelah mendapat teriakan tepat di telinganya. Keira akhirnya membuka matanya.

"Ihhh, apaan sih kakak?! Ganggu aja." Keira sudah membalikkan badannya ingin tidur lagi. Namun Rhenia mencegahnya.

"Kamu itu mandi dulu deh ganti seragammu yang bau itu." Rhenia menyeret lengan Keira agar beranjak berdiri. Keira akhirnya terpaksa berdiri dan pergi ke kamar mandi.

Keira terasa lebih segar setelah mandi.
"Aku jadi tidak mengantuk lagi." Keira duduk di ranjangnya. Rhenia masih berada di sebelahnya, Keira merasa sangat bosan. "Kak main sesuatu yuk!"

"Main apa?"

Keira ikut berpikir lalu ia mencari-cari sesuatu di meja belajarnya yang bisa ia buat main. Keira menemukan sebuah papan catur di balik meja belajarnya. Keira mengeluarkan papan catur itu yang tampak berdebu. Keira meniup debu itu dan mengelap papan catur itu.

"Main catur yuk kak."

Rhenia menyetujui permintaan Keira. Keira sudah menata pion-pion itu di atas papan catur. Rhenia duduk bersila di hadapan Keira.

Keira memulai permainan. Mereka berdua saling bertatapan. Keira memindahkan satu langkah pion yang ada di depan. Rhenia juga melakukan hal yang sama. Hingga permainan berlangsung sengit. Skor mereka seri. Kini keduanya hanya tersisa raja, ratu, dan benteng.

"Argh kakak." Keira mengerang, kini punya Keira hanya tersisa raja dan ratu.

Pada detik-detik terakhir Keira berhasil mengalahkan Rhenia. Keira melompat-lompat kegirangan, Rhenia tidak memedulikan tingkah Keira yang sangat kekanak-kanakan itu.
"Wah biasanya dulu aku sering kalah lho. Tapi sekarang aku bisa mengalahkan kakak. Aku hebat sekali." Keira memuji diri sendiri dan bangga dengan keahliannya. Rhenia hanya geleng-geleng melihat tingkah Keira.

"Keira kamu itu kekanak-kanakan sekali." Keira langsung menoleh ke arah Rhenia.

"Apakah iya?"

"Iyalah. Kamu itu sering sekali lompat kayak anak kecil yang baru aja mendapat balon." Rhenia mengingat-ngingat kejadian ketika Keira melompat-lompat jika sedang sangat bahagia.

"Apakah aku begitu?" Keira menjadi malu sendiri. Ia baru menyadari dari dulu ia sering bersikap kekanak-kanakan.

Haii!! Jangan lupa untuk vote dan comment ya^-^

See you~

Started in the Library [END]Where stories live. Discover now