61 - Antara Takut dan Kecewa

40 6 31
                                    

Keira menggandeng tangan Daffin hingga ia sampai di depan rumahnya.

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu."

"Apa?"

"Kenapa kau tidak menyatakan perasaaanmu padaku dari dulu? Ini sudah lama sejak kita saling mengenal." Daffin tersenyum mendengar perkataan Keira.

"Apa kau benar-benar ingin tahu jawabannya?" Keira menganggukkan kepalanya kuat-kuat. "Sekarang giliranku bertanya padamu."

"Hmm?" Keira menatap Daffin dengan bingung.

"Apa kau tetap akan menyukaiku walaupun aku terlahir di keluarga yang sederhana tidak seperti sekarang ini?" Keira semakin bingung dengan pertanyaan Daffin.

"Kenapa kau menanyakan hal seperti itu?"

"Jawab dulu pertanyaanku." Keira terdiam sesaat, ia terlihat berpikir.

"Tidak." Daffin tersentak dengan perkataan Keira. Ia menjawab tidak seperti yang diharapkannya. "Maksudku aku tidak memandangmu dari kekayaanmu, aku sudah pasti tetap menyukaimu. Buktinya aku sudah menyukaimu dari dulu sebelum aku tahu identitas aslimu." Daffin tersenyum lega mendengarnya.

"Jika aku menyatakan perasaanku dari dulu mungkin kau akan langsung menerimaku karena wajahku atau mungkin kekayaanku." Keira tersentak dengan perkataan Daffin. Daffin kembali melanjutkan kata-katanya. "Tapi kau berbeda, aku menunggu sampai waktu yang lama karena aku perlu menyakinkan perasaanmu, ternyata kau benar-benar menyukaiku dari lubuk hatimu bukan karena alasan seperti itu. Kau berbeda dengan gadis lainnya, karena itu aku menyukaimu." Keira terdiam mendengar perkataan Daffin yang membuat hatinya berdesir. Keira menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya. "Keira apa kau menangis?"

"Tidak, hanya saja perkataanmu membuatku tersentuh." Daffin tersenyum. Daffin mengelus kepala Keira.

"Masuklah di sini dingin jangan sampai kau sakit," kata Daffin masih menunggu di depan pagar rumah Keira.

"Aku akan melihatmu pulang dulu."

"Kau masuklah dulu." Keira akhirnya menuruti perkataan Daffin. Keira melambaikan tangannya dan akhirnya ia masuk ke dalam rumahnya. Keira kembali menoleh ke belakang, namun Daffin ternyata sudah pergi dari tempatnya. Keira senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi.

Ia buru-buru masuk ke kamarnya, ia menjatuhkan dirinya di kasur.

"Aaa. Daffin menyatakan cinta kepadaku." Keira berguling-guling saking senangnya. "Daffin sangat romantis saat ia menyatakan cinta. Aah." Keira memegang pipinya dengan kedua tangannya dengan malu-malu. "Perkataannya tadi dia membuatku ingin menangis." Keira memeluk bantal di kedua tangannya.

"Apa aku harus memberitahu Della?" Keira segera mengambil ponselnya dari dalam tasnya. Keira memandangi ponselnya. "Ah tidak usah lah. Aku akan merahasiakannya dulu." Keira kembali menaruh ponselnya. Namun sesaat kemudian ada sebuah pesan yang masuk.

Daffin Bailey :
Foto
Coba kau perbesar foto ini.

Keira bingung dengan permintaan Daffin. Daffin juga pernah mengirimi gambar titik yang tidak jelas itu. Namun saat memperbesar gambar itu ternyata gambar itu berbentuk hati. Keira mengangakan mulutnya.

Arquella Keira :
Jadi, ini gambar hati? Oh aku tidak mengerti waktu itu.

Daffin Bailey :
Waktu itu aku juga sudah melihat kamu mengirim bentuk hati sebelum kamu menghapusnya.

Arquella Keira :
Benarkah? Aku tidak sengaja kepencet waktu itu. Tapi mungkin sekarang aku sengaja. ❤

Daffin Bailey :
Aku membalas hatimu ❤

Started in the Library [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang