65 - Hanya Sebagai Sahabat

29 6 25
                                    

Keira sudah mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga. Kemudian Keira mengikat rambutnya. Saat keluar dari ruang ganti Keira berpapasan dengan Salva. Mereka saling terdiam, kemudian akhirnya Keira berjalan melewatinya begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun. Salva membalikkan badannya ia menatap punggung Keira yang mulai menjauh dari hadapannya.

Keira duduk di sebelah Della yang sudah lebih dulu pergi ke tempat pertandingan.

"Apa yang ada di sebelahmu itu?" tanya Keira ketika melihat Della membawa kardus berisi sesuatu.

"Oh ini air minum."

"Banyak sekali kau membawanya?"

"Nanti biar mereka semua tidak kehausan saat bermain basket." Della tersenyum. Keira hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Della.

Sorakan langsung terdengar begitu seluruh pemain basket sudah berkumpul. Keira menutup sebelah telinganya mendengar Della yang berteriak sangat keras.

"RIKO!! DAFFIN!! SEMANGAT." Keira menoleh ke arah Della.

"Kenapa hanya Riko dan Daffin saja yang diteriaki?"

"Aku tidak kenal dengan yang lainnya. Lihatlah Riko dan Daffin menjadi paling tampan di antara mereka." Keira akhirnya menyadari Daffin menjadi pusat perhatian seluruh sekolah, apalagi para cewek-cewek. Keira mendengus kesal.

"Seharusnya aku membeli topeng Iron Man itu," gumam Keira yang semakin kesal ketika pandangan cewek-cewek itu tertuju pada Daffin.

Pandangan Keira teralihkan ketika ternyata yang menjadi lawan dari sekolahnya adalah sekolahnya Vian. Dan Vian juga ikut dalam pertandingan itu. Keira melihat rata-rata mereka semua menyoraki pemain basket, hanya dirinya yang masih terdiam.

"Wooah. Daffin semangat!!" Akhirnya Keira ikut-ikutan mengeluarkan suara.

Daffin mendengar Keira menyemangatinya, ia langsung menoleh dan tersenyum ke arahnya. Seketika Keira menjadi malu.

"Tuh lihat, Daffin tersenyum ke arahmu." Della menyenggol lengan Keira. Keira membalas senyum Daffin. Ia mengangkat sebelah tangannya tanda memberi semangat.

Pertandingan dimulai, dengan gesit Daffin langsung merebut bola dari lawan dan memasukkannya ke dalam keranjang. Sorakan dari orang-orang langsung terdengar.

"Woaaa. Daffin kau keren sekali!" teriak salah satu gadis yang berada tidak jauh dari Keira. Keira langsung menatap gadis itu tajam sehingga membuatnya kebingungan dengan tingkah Keira.

Vian merebut bola dari Daffin mereka saling bertatapan tajam. "Ingat janjimu!" Daffin tersenyum meyakinkan.

"Lihat saja nanti." Setelah itu Daffin merebut kembali bola dari tangan Vian.

Keira kembali melihat pertandingan. Skor mereka hanya selisih sedikit, namun sekolahnya lebih unggul dari lawan. Saat Riko hendak memasukkan bola ke dalam keranjang, ia tertabrak seseorang sehingga membuatnya terjatuh.

"AKKH!!" Riko meringis kesakitan karena tangannya sedikit cedera. Pertandingan dihentikan sementara, semua orang langsung panik melihat salah satu pemain dari sekolahnya terluka. Della bangkit dari duduknya dan berlari mendekati Riko tidak peduli dengan pandangan orang-orang.

"Riko, kau tidak apa-apa?" tanya Della dengan raut wajah yang sangat khawatir. Riko menganggukkan kepalanya namun sepertinya ia sudah tidak bisa ikut pertandingan lagi. Riko langsung dibawa ke ruang kesehatan diikuti dengan Della di belakangnya.

Keira sedikit khawatir karena Daffin dan Riko adalah pemain utama dalam pertandingan. Pertandingan kembali dimulai dengan diganti pemain cadangan. Keira duduk sendirian sambil mengamati pertandingan dengan serius. Kelompok Daffin sedikit lengah sehingga kelompok lawan lebih unggul tiga poin. Daffin mengusap keringatnya dengan lengan bajunya. Ia merasa sedikit kelelahan karena Riko harus keluar dari pertandingan, dari tadi Daffin yang terus memasukkan bola ke dalam keranjang.

Started in the Library [END]Where stories live. Discover now