68 - Persahabatan Yang Sesungguhnya

28 6 0
                                    

Keira berangkat ke sekolah seperti biasanya. Ia mengamati Salva yang duduk tidak jauh darinya, akhir-akhir ini ia selalu menyendiri bahkan yang lain juga tidak mendekatinya. Keira terdiam, ia dan Salva sudah semakin menjauh, dan sudah sangat lama ia tidak berbincang dengannya.

"Hei, Keira apa yang kau lamunkan?" Della melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Keira.

"Oh, tidak ada." Keira tersenyum ke arah Della, namun sesaat kemudian ia menundukkan kepalanya. Della melirik ke arah pandang Keira, ia mengerti apa yang membuat Keira seperti itu. Salva tiba-tiba menoleh ke arah Della, dengan cepat Della langsung memalingkan mukanya.

Della menoleh ke arah Keira. "Apa kau masih memikirkan dia?" tanya Della sambil berbisik di telinga Keira.

"Ah iya."

"Dia sudah melukaimu, apa kau masih mau memaafkannya?" tanya Della yang membuat Keira terdiam, ia tenggelam dengan pikirannya.

"Aku tidak tahu, aku sangat bingung dengan apa yang harus aku lakukan." Della menepuk pundak Keira.

"Itu tergantung dengan kata hatimu. Aku tidak akan ikut campur." Della tersenyum, akhirnya Keira sudah memutuskan apa yang harus ia lakukan.

Saat waktunya istirahat, Keira menoleh ke belakang, ia sudah tidak melihat Salva di kursinya. Keira bangkit dari duduknya ia berlari keluar dari kelas dan mencari keberadaannya. Della menyadari Keira yang pergi dengan terburu-buru, ia bergegas mengikuti Keira. Keira tidak menemukannya di mana pun. Keira akhirnya memutuskan untuk pergi ke lapangan, dan ia melihat seseorang yang sedang duduk di tangga dengan pandangan yang kosong. Dan benar saja itu Salva.

Salva meletakkan kepalanya di kedua tangannya, ia merasa sangat menyesal. Ia tidak memiliki teman satu pun. Dan saat ini tidak ada yang mau berteman dengannya. Perlahan air mata menetes dan mengalir di pipinya. Saat sedang berjalan ke arah Salva, Keira menghentikan langkahnya, ia melihat bahu Salva yang bergetar. Ia tertegun saat mengetahui Salva sedang menangis.

Keira berjalan mendekat ke arahnya dan berdiri di depannya. Salva menyadari kehadiran seseorang karena bayangan matahari tertutup oleh Keira. Della berdiri di samping Keira.

"Kenapa kau duduk sendirian di sini?" tanya Keira yang membuat Salva tertegun, perkataan itu perkataan yang sama diucapkan Keira pertama kali mereka bertemu. Perlahan Salva mendongakkan kepalanya memandangi Keira. "Berdirilah, aku sekarang akan menjadi temanmu." Keira mengulurkan tangannya di depan wajah Salva. Hati Salva berdesir mendengar perkataan yang keluar dari mulut Keira. Air mata kembali mengalir dari pelupuk matanya. Salva tiba-tiba memeluk Keira.

"Keira maafkan aku. Aku sangat menyesal telah berbuat seperti itu padamu. Aku tidak seharusnya melakukan hal itu padamu. Keira aku benar-benar menyesal." Salva menangis deras di pelukan Keira. Keira membalas pelukan Salva, ia menepuk-nepuk punggung Salva dan mencoba menenangkannya.

"Aku sudah memaafkanmu. Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua. Aku tidak akan membenci seseorang begitu saja. Maafkan aku karena tidak tahu perasaanmu. Aku membuatmu mengalami kesulitan. Aku juga tidak tahu akan berakhir seperti ini." Akhirnya air mata Keira sudah tidak bisa lagi ia bendung, mereka berdua sama-sama menangis.

Della tersenyum melihat mereka berdua. Sekarang mereka kembali berteman lagi. "Hey kenapa kalian terus saja menangis. Kalian membuatku ingin menangis juga." Mereka berdua menoleh ke arah Della dan akhirnya mereka berdua tertawa. Della kembali tersenyum. Inilah Keira yang kukenal, memaafkan orang lain walaupun orang itu sudah melukainya.

Salva menoleh ke arah Keira dan membalas senyumnya. Keira kau sangat baik, aku takut setelah tahu aku akan kehilangan orang sepertimu. Kita bisa bersahabat seperti dulu lagi, sekarang aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku tidak akan lagi membiarkanku kehilangan orang-orang yang berharga seperti kalian.

Started in the Library [END]Where stories live. Discover now