39 - Pangeran Dari Negeri Dongeng

30 7 13
                                    

Keira kembali ke kelasnya dengan menyembunyikan rasa malunya. Ia duduk di bangkunya sambil menaruh kepalanya di atas meja. Ia kembali membayangkan kejadian tadi. Aku jadi bicara yang tidak-tidak. Pasti Daffin sudah mendengar perkataanku tadi. Kemudian Della membuyarkan lamunan Keira.

"Keira, apa kau stres akhir-akhir ini?" Keira menoleh ke arah Della.

"Tidak hanya saja–" Omongan Keira tercekat, ia tidak bisa memberitahu Della dengan apa yang terjadi barusan. Della bisa mengolok-ngoloknya. "Iya aku sedikit stres."

Mata Della langsung berbinar-binar. "Kalau begitu besok ayo kita jalan-jalan! Besok kan libur." Della menatap Keira dengan penuh harap agar ia menuruti permintaannya.

"Baiklah." Della diam-diam tersenyum sambil melirik Keira dengan tatapan misterius. Namun Keira tidak menyadarinya.

Daffin sedang duduk sambil menulis sesuatu, kemudian ia mendapatkan pesan dari Riko.

Herculano Riko : Daffin besok datang ke tempat ini jam 9, harus datang!

📕📗📘

Keira sudah berpenampilan rapi dengan memakai celana pendek dan baju yang casual. Ia sedikit memoles wajahnya dengan make-up yang tipis yang terlihat natural. Ia juga mengikat rambutnya dengan dikuncir kuda. Ia menggendong tas selempangnya kemudian ia keluar dari kamarnya. Regan dan Rhenia yang sedang duduk di depan televisi menoleh ke arah Keira yang berpenampilan rapi.

"Mau ke mana Keira? Pagi-pagi udah rapi aja," tanya Rhenia yang malas beranjak dari tempat duduknya.

"Mau ketemu sama Della." Rhenia hanya menganggukkan kepalanya dan mengizinkan Keira pergi.

Saat hendak memasuki mobilnya, Keira mendapat pesan dari Della. Ia lalu membaca pesan itu.

Ardella Rasya : Keira kamu naik taksi aja ya, nggak usah bawa mobil sendiri.

Keira mengerutkan keningnya dengan heran. "Ada apa dengannya, aneh sekali." Walaupun Keira sedikit aneh dengan apa yang direncanakan Della, Keira tetap melakukan apa yang disuruhnya.

Keira menunggu Della di mana tempat mereka akan bertemu. Ia melirik ke arah jam tangannya. "Sudah sepuluh menit, kenapa Della belum juga datang?" Keira mengedarkan pandangannya, ia melihat orang di sekitarnya berlalu lalang ia tidak juga menemukan keberadaan Della.

Di saat yang sama, Daffin semakin kesal karena terus menunggu Riko yang belum juga datang. "Di mana bocah itu? Mau ngerjain aku ya."

Keira yang mendengar suara Daffin tidak jauh darinya, ia langsung menoleh ke belakang. "Daffin? Kenapa kau juga ada di sini?" Daffin juga sama terkejutnya dengan adanya Keira di tempat yang sama.

"Kau sendiri?" Daffin menatap Keira dengan terpana, ia terlihat sangat cantik dengan pakaian yang dikenakannya.

"Aku ada janji ketemu sama Della, tapi kenapa dia tidak datang juga ya?" Keira kembali melihat ke sekelilingnya.

"Aku sepertinya tahu apa yang sedang terjadi." Keira masih tidak mengerti dengan perkataan Daffin. Riko awas saja kau ya.

Riko yang sedang duduk sambil membaca sesuatu tiba-tiba ia bersin. "Hachuu, ada yang sedang membicarakanku ya."

Dua jam yang lalu, Della sedang berbicara dengan seseorang ditelepon.
"Riko apa rencanamu berhasil? Aku sudah berhasil membujuk Keira untuk pergi ke tempat itu, bagaimana denganmu?" tanya Della yang sudah sangat penasaran.

"Tenang, Daffin pasti akan datang. Lihat saja nanti pertunjukannya." Mereka berdua saling tertawa puas dan sudah menduga kalau rencananya akan berhasil.

Daffin dan Keira hanya berdiri tidak berkata apa-apa.
"Keira kalau begitu kita pergi berdua saja."

"Oh oke." Akhirnya hanya Daffin dan Keira yang pergi untuk jalan-jalan. "Kita mau ke mana pergi ke mana?" tanya Keira sambil berjalan mengikuti Daffin.

"Aku juga tidak tahu."

"What? Jadi bagaimana? Kita dari tadi hanya berdiri di sini. Della itu ke mana sih yang mengajak untuk ke sini, dia-nya sendiri malah tidak datang." Keira menjadi kesal sendiri. "Eh ngomong-ngomong kenapa kau ke sini dan tidak tahu tujuanmu mau ke mana?"

"Bocah menyebalkan itu yang menyuruhku ke sini." Keira langsung mengerti bahwa yang menyuruh Daffin adalah Riko. "Ah aku sepertinya mengerti, mereka sedang ngerjain kita."

"Kita berpikiran sama." Keduanya kemudian terdiam tanpa bergerak dari tempat itu. "Aah kalau begitu kita pergi ke suatu tempat." Tanpa ragu-ragu Daffin menggandeng tangan Keira dan berjalan ke arah mobilnya diparkirkan. Keira hanya bisa terdiam dengan jantungnya yang berdegup sangat kencang.

Mereka berdua memasuki mobil, Daffin melajukan mobilnya. Beberapa menit kemudian mereka sampai di taman bermain.

"Wow, tak kusangka kau ingin pergi ke sini." Daffin hanya tersenyum. Aku tahu kau suka pergi ke tempat seperti ini, makanya alu mengajakmu untuk ke sini.

Mereka mulai menjelajahi taman bermain. "Hey lihat, setelah ini ada pertunjukan lumba-lumba, ayo kita lihat jangan sampai terlambat." Keira dan Daffin duduk berdampingan, para pengunjung bertepuk tangan melihat lumba-lumba yang bisa melompat itu tak terkecuali Keira, ia sangat senang melihat pertunjukan dari lumba-lumba itu. Lumba-lumba itu malah mencipratkan air ke pengunjung sehingga membuat mereka yang duduk di depan basah terkena air.

"Aah bajuku basah." Keira mengusap mukanya yang terkena air. Daffin melakukan hal yang sama. Rambutnya yang sudah disisir rapi basah terkena air. "Tidak apa-apa, hari ini cuacanya panas nanti juga kering sendiri."

Setelah selesai menonton pertunjukan lumba-lumba mereka keluar dari ruangan itu. Keira melihat sebuah bangunan yang di desain mirip istana.

"Daffin ayo kita ke sana!" Mereka kemudian memasuki istana itu. Di sana diperbolehkan memakai pakaian cosplay princess disney. Keira mengambil satu set pakaian dari Cinderella dan langsung menuju ruangan ganti.

Keira keluar dari ruang ganti, gaun biru yang dikenakannya sangat menawan, Daffin sampai tidak berkedip melihat Keira yang sangat cantik.

"Daffin kau juga harus mencoba cosplay dari prince charming ini," kata Keira seraya menunjukkan baju cosplay itu dihadapan Daffin.

"Tidak usah, aku..." Muka Keira langsung cemberut.

"Aah tidak asik. Masa kau mau membiarkanku foto sendiri." Daffin hanya pasrah kemudian menerima pakaian itu dan pergi ke ruang ganti. Setelah selesai mengganti pakaiannya Keira sangat terkejut dengan penampilan Daffin. Ia benar-benar mirip pangeran dari negeri dongeng.

Daffin yang ditatap seperti itu merasa tidak nyaman. "Ehem." Keira tersadar dari lamunannya. "Ayo kita foto di depan bangunan istana itu." Keira menggandeng tangan Daffin untuk segera mengikutinya. Mereka mulai berpose layaknya seorang pangeran dan putri dari kerajaan. Orang-orang yang ada di sekitar mereka terpana melihat ketampanan Daffin dengan balutan baju kerajaan yang dikenakannya. Keira menjadi tidak suka orang-orang menatap Daffin dengan pandangan seperti itu, apalagi gadis-gadis yang berada tidak jauh dari Daffin. Walaupun ia belum pacaran dengan Daffin melihat hal seperti itu membuatnya menjadi kesal.

"Daffin ayo kita ke tempat lain saja." Keira sudah berjalan mendahului Daffin dan pergi ke ruang ganti untuk mengganti bajunya dengan pakaian yang pertama dikenakannya.

Daffin menatap Keira dengan senyum mengembang di kedua sudut bibirnya. Keira, aku sangat menantikannya.

Haii!! Jangan lupa untuk vote dan comment ya^^

See you~

Started in the Library [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang