66 - Permintaan Rahasia

32 6 9
                                    

Keira dan Daffin berjalan menuju ruang kesehatan. Mereka melihat Riko yang memegangi tangannya yang kesakitan.

"Riko, kau baik-baik saja?" tanya Keira yang melihat keadaan Riko.

"Mmm, di bagian siku ini masih terasa sakit. Mungkin tadi terbentur saat aku terjatuh." Keira merasa kasihan.

"Sayang sekali kau tidak melihat kemenangan tim kita," kata Daffin yang membuat Riko semakin menyesal.

"Aku juga tidak melihat." Della juga sedikit kecewa tidak melihat akhir dari pertandingan.

"Kalau begitu setelah ini apa kalian mau pergi bersamaku?" Semuanya sontak menoleh ke arah Daffin.

"Ke mana?" tanya mereka bertiga bersamaan.

"Ikuti saja aku."

Setelah itu Daffin membawa mereka bertiga di sebuah restoran mewah yang terletak di pusat kota. Mereka bertiga hanya bisa mengangakan mulutnya yang tiba-tiba membawanya ke sini.

"Hey kau yakin akan membawa kami ke sini?" tanya Riko dengan ragu-ragu.

"Iya, ayo masuk." Daffin berjalan mendahului, mereka bertiga hanya mengekori di belakangnya.

Mereka duduk di sebuah kursi dengan meja yang melingkar. Keira melihat sekeliling, hanya anak kalangan atas yang pergi ke tempat seperti ini. Mereka bahkan masih pelajar dan masih mengenakan seragam sekolah. Della menatap buku menu yang baru saja diberikan oleh pelayan tadi. Ia memelototkan matanya. Harga dari makanan-makanan itu pasti akan menguras dompetnya. Aku tidak pernah pergi ke tempat ini, uangku bisa langsung habis setelah membeli makanan di sini. Ternyata Riko mengalami hal yang sama. Mereka menatap buku menu itu cukup lama.

"Mmm, aku tidak usah pesan deh. Aku sepertinya sudah kenyang." Della meletakkan kembali buku menu itu di atas meja. Keira menoleh ke arah Della, ia mengerti dengan maksudnya.

"Aku juga." Keira juga melakukan hal yang sama dengan Della.

Daffin kemudian membuka suara. "Kalau begitu pesan empat Lobster Salad, satu Pizza Double Cheese, dan empat Apple Lemonade." Pelayan itu menulis apa yang dikatakan oleh Daffin.

"Hei Daffin," panggil Riko dengan pelan. Daffin menoleh ke arah Riko.

"Tenang saja aku yang akan mentraktir kalian semua, sebagai tanda kemenangan tim basket kita." Mata Riko langsung berbinar-binar.

"Daffin kau baik sekali. Kalau begitu ayo kita habiskan uang Daffin." Riko tertawa puas.

"Hey." Della menyikut lengan Riko yang membuatnya berhenti tertawa.

"Aku hanya bercanda."

Tak lama kemudian hidangan yang mereka pesan datang. Mereka menatap hidangan mereka dengan mata berbinar-binar.

"Wah." Mereka langsung menyantap makanan mereka. Della sampai tidak bisa berkata-kata.

Riko mengambil sepotong pizza dengan balutan keju mozarella yang lumer di mulut.

Setelah selesai menyantap hidangan, mereka keluar dari restoran.
"Wah aku sangat kenyang, sekarang kita mau ke mana nih?" tanya Della, yang lain hanya menatap Della dengan bingung.

"Bagaimana kalau ke rumahku?" Semua langsung menatap ke arah Riko.

"Mau ngapain?" tanya Keira tanpa minat.

"Ya main gitu."

"Oke," jawab Daffin dengan singkat.

Mereka akhirnya sampai di rumah Riko, Riko mempersilakan mereka bertiga untuk duduk di ruang tamu. Reena berjalan turun dari tangga menyadari kakaknya sudah pulang, ia tidak tahu bahwa Riko bersama teman-temannya. Pandangannya langsung tertuju pada sosok Daffin yang sedang duduk. Ia menatapnya tanpa berkedip. Riko kemudian berjalan ke arahnya.

Started in the Library [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang