#15 Perasaan yang Tak diharapkan

754 146 42
                                    

"Kau sungguh akan pergi?" Nayoung menatap gadis itu dengan mata basah. Tzuyu memang belum lama bekerja bersamanya. Namun, ia merasa gadis itu membantunya dalam segala hal. Bahkan, ia merasa pekerjaannya sedikit ringan karena adanya Tzuyu.

Setelah mendapat sebuah persetujuan dari Nayoung, Tzuyu segera berkemas. Ia sempat bingung bagaimana mencari penggantinya. Namun, secara mendadak Nayoung mengatakan Tzuyu bisa pergi.

Gadis bersurai coklat itu menutup koper merahnya kemudian tersenyum. Ia meraih tangan gadis yang duduk di tepi ranjang, menatapnya dengan penuh kehangatan. "Eonni, aku tidak akan melupakanmu, sungguh. Aku pasti akan sering kemari karena mengantar triplets."

Mata Nayoung membulat. Ia pikir, ucapan ayah dari 3 balita manis itu hanya main-main. "Jadi, kau memang Ibu mereka? Astaga, bagaimana bisa kau meninggalkan mereka?"

Garis mulai tercipta diantara alis gadis itu. Bagaimana tidak? Ucapan Nayoung sungguh diluar dugaan. Ia pikir, Nayoung akan mengatakan sesuatu soal pekerjaan baru Tzuyu. Ternyata tidak. Ia malah mengucapkan hal yang lain. "Apa yang Eonni bicarakan?"

"Tuan Jeon mengatakan jika kau ibu mereka. Dia menyesal karena memarahimu dan membuatmu pergi dari rumah. Astaga, apa pertengkaran kalian begitu besar sampai tuan Jeon tidak mau mencantumkan namamu di formulir?"

Tzuyu mulai mengumpati lelaki itu dalam hatinya. Setelah kejadian ini, perasaannya untuk menghajar lelaki itu semakin besar. Apalagi, Jungkook selalu meledeknya. Sekarang bagaimana ia akan menjelaskannya pada Nayoung bahwa ia tak pernah menikahi lelaki semenyebalkan Jungkook? Terlebih, gadis itu nampaknya sudah telanjur percaya pada ucapan Jungkook.

"Biar kujelaskan, aku sama sekali belum menikah dan triplets bukan anakku. Astaga, bagaimana bisa pria itu dengan menyebalkannya membohongimu?" Tzuyu bersumpah akan menghajar lelaki itu. Mulut dan hatinya seperti tak pernah sinkron. Dengan jelas Jungkook katakan untuk takkan pernah jatuh cinta, tapi apa yang terjadi sekarang? Lelaki itu malah berbohong dengan mengatakan jika ia adalah ibunya triplets yang hilang.

"Ey, tidak perlu malu mengakuinya. Apa memiliki mantan suami yang tampan juga anak-anak menggemaskan adalah sebuah dosa sehingga kau harus menutupinya? Jika dari awal kau mengatakannya, aku tidak akan langsung menerimamu."

"Kenapa?"

"Karena tuan Jeon membantuku mendapatkan rumah ini. Bisa dibilang, dia juga pemilik kelompok bermain ini."

Astaga, apa lelaki itu tidak bisa jika tidak membuat masalah atau mempermalukanku?

👶🏻👶🏻👶🏻

Dengan wajah kesal, Tzuyu melangkah memasuki lift setelah Heesung. Ia sedang mengumpulkan rasa kesalnya agar bisa menghajar lelaki yang sudah membuat harga dirinya tak tersisa. Sekarang statusnya di mata Nayoung adalah seorang ibu dan isteri yang buruk. Astaga, bahkan ia belum pernah menikah dan malah menerima gelar tersebut sebelum pernikahannya terjadi.

Tzuyu segera melangkah masuk setelah Heesung membukakan pintu. Ia tahu ini tindakan yang tak sopan. Apalagi, yang ia masuki adalah rumah orang lain. Namun, ia sudah tak tahan lagi jika harus menyimpannya. Ia harus memberi balasan setimpal untuk Jungkook.

Tzuyu meraih kerah kemeja lelaki itu, membuat Heesung membulatkan mata tak percaya. Terlebih, yang ia tahu Tzuyu dan Jungkook belum lama saling mengenal.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Jungkook. Lelaki itu nampak bingung sebab Tzuyu tiba-tiba mencengkram kerahnya. Ia lantas menjauhkan panci yang ia pegang dengan tangan kanan. "Pancinya masih panas kau bisa terluka."

Hati Tzuyu semakin bergemuruh karena Jungkook malah menunjukkan gelagat polos dengan celemek yang masih melekat di tubuhnya. "Kau–"

Jungkook menunjuk triplets yang kali ini tengah duduk di meja makan, dengan matanya. Mereka memperhatikan bagaimana bibi kesayangan mereka mencengkram kerah sang ayah dengan tatapan penuh kemarahan. Tentu, melihat tatapan polos itu, membuat pipi Tzuyu memanas dengan rona yang mulai menghiasi wajahnya.

"A-ah, bibi ingin memperbaiki celemek ayah kalian. Agak berantakan." Tzuyu beringsut, mengambil beberapa langkah untuk menjauh. Melihat bagaimana cara Tzuyu melakukannya, tentu membuat Heesung menahan tawanya. Bagaimana tidak? Tzuyu bak seorang pahlawan wanita yang akan melawan tokoh jahat. Namun, bagian akhirnya justru mencengangkan.

"Cha, ini kali terakhir kalian makan mie untuk bulan ini. Kedepannya Ayah tidak akan menuruti jika kalian meminta." Jungkook menyajikan mie dengan tambahan kerang hijau itu di setiap mangkuk triplets. Setelah memastikan masing-masing dari mereka mendapat jatah mie itu, Jungkook beranjak. Ia meraih tangan Tzuyu kemudian membawanya ke kamarnya.

Ia memang benci membawa seseorang ke ruang pribadinya itu. Namun, ini terlalu darurat. Ia tak mungkin bicara dengan Tzuyu di tempat lain. Itu akan terdengar oleh triplets.

"Apa kau tahu efek menaikkan suara di depan anak kecil? Itu tidak bagus untuk mereka. Apa kau tidak lihat ketakutan di wajah Jisung tadi?" Pembuluh darah di leher lelaki itu menegang. Wajahnya mulai memerah dipenuhi kemarahan. Selama ini ia tak pernah marah di depan triplets. Namun, dengan berani Tzuyu bersikap kasar padanya tadi.

"Seharusnya aku yang marah karena kau membuat rumor aneh."

"Rumor aneh katamu?" Mulut lelaki itu setengah terbuka dengan lidah yang sedikit mendorong pipi bagian dalamnya. "Aku melakukannya demi triplets. Apa kau marah hanya karena aku berbohong kau adalah ibunya triplets?"

"Ya, karenamu Nayoung menganggapku sebagai ibu yang buruk bahkan saat aku tak punya anak satu pun." Gadis itu tak mau kalah. Lagi pula, ia merasa kemarahannya benar.

Jungkook mengusap kasar wajahnya. "Aku punya alasan agar kau bisa secepatnya kemari. Triplets mulai terbiasa denganmu dan itu membuatku melakukan apa pun untuk membuatmu tetap bersama mereka. Dengan begitu kau tidak perlu mencari pengganti."

"Kemarahanku bukan karena itu saja." Tzuyu melipat tangannya, melangkah hingga jarak mereka berdua sangat dekat. "Soal tidak menghindar meski aku akan menabrakku. Kau pasti tahu tinggi kita tidak terlalu jauh dan saat aku menggunakan hak tinggi, tinggi kita akan sama. Kenapa tidak menghindar? Aku bukan gadis dalam drama yang terlihat mungil di hadapan tokoh pria."

"Aku tidak sempat menghindar. Lupakan soal semua itu. Jangan berpikir aku melakukan itu karena aku menyukaimu." Namun, kalimat tersebut seolah mendapat penolakan dari dirinya sendiri, hatinya langsung berdetak kencang seolah sedang mengatakan kebohongan.

"Maaf, aku tidak terlalu percaya diri, tuan Jeon. Ah ... Apa kau berharap aku mencintaimu? Menurutku, cinta pandang pertama itu tidak ada." Tzuyu memberikan senyumnya, meledek cara Jungkook berpikir yang terkesan aneh. Lelaki itu seolah menegaskan segalanya sebelum terjadi. Termasuk soal cinta lokasi itu.

Senyum itu. Ya, senyum yang benar-benar mengubah hidup Jungkook. Lelaki itu bisa saja mengatakan jika ia tak jatuh cinta pada Tzuyu. Namun, lain hal dengan hatinya. Beberapa hari ini, ia tak lagi memimpikan Soojin. Justru, Tzuyulah yang lebih sering muncul dalam mimpinya.

Tidak mungkin. Aku tidak mungkin mencintainya. Aku harus berkencan dengan yang lain. Ya, itu ide bagus. Itu bisa membuktikan jika hatiku memang sedang terlalu lemah karena menyendiri dalam waktu yang lama.



👶🏻👶🏻👶🏻👶🏻👶🏻

Duren dalam krisis sodara2 silahkan yang mau mengeluarkan uneg2 pada duren satu ini

8 Sep 2021

Lithe✅Where stories live. Discover now