#30 Yours

799 145 20
                                    

Tzuyu berdecak saat lagi-lagi ibunya menelepon. Ia sungguh muak karena wanita paruh baya itu seolah tak memiliki rasa malu untuk terus menghubunginya. Padahal, dulu saat ia sangat membutuhkan wanita itu, ia malah ditinggalkan. Bahkan, Tzuyu harus berjuang sendiri untuk hidupnya. Namun, saat ia beranjak dewasa, sang ibu mulai mencarinya untuk meminjam uang. Bukan tak mau memberikan, Tzuyu ingin sang ibu mengajaknya tinggal bersama atau minimal mengakuinya sebagai seorang putri.

Tzuyu berniat menegak bir kalengan itu. Namun, tangan seseorang segera menghentikannya. Tentu, gadis itu begitu kesal. Apalagi, hari ini hatinya sedang sangat kacau.

"Kau sebelumnya berjanji tidak akan minum lagi. Tzuyu-ya, tolong berhenti."

"Hakmu melarangku apa?" Tzuyu meraih bir kaleng itu dengan tangannya lain. Namun, ia tetap tak bisa menegaknya karena Jungkook kembali melarangnya.

"Daripada minum ini, ayo ikut aku." Jungkook menarik tangan gadis itu. Dari kaleng bir yang masih terasa berat, Jungkook yakin Tzuyu belum minum terlalu banyak. Bahkan, gadis itu masih bisa berjalan dengan tegak.

"Kau mau membawaku ke mana?"

"Mungkin ... Bersenang-senang." Jungkook meraih sebuah paper bag yang ada di atas sofa, memberikannya pada Tzuyu hingga membuat kerutan muncul di antara alis gadis itu. "Cepat ganti baju."

"Untuk apa?"

"Ayolah, gunakan yang kubelikan. Aku janji semuanya akan sangat menyenangkan." Jungkook memutar tubuh gadis itu kemudian mendorongnya pelan. "Tidak perlu protes, cepat ganti baju."

Ish, dia sudah membuatku kesal karena berkencan. Sekarang dia malah mengajakku pergi.

Tzuyu terpaksa menurut meski itu benar-benar tak pernah ada di kamusnya. Ia lantas menutup pintu, membuka paper bag tersebut dan terkejut saat mendapati sebuah gaun dengan warna yang senada dengan jas hitam milik Jungkook.

"Dia sungguh memintaku untuk memakainya?" gumam Tzuyu. Masalahnya, ia tak pernah bisa menggunakan pakaian terlalu feminim. Apalagi, gaun hitam itu nampaknya akan menunjukkan lekuk tubuhnya. Ia lebih suka dress selutut dibanding dress seperti itu.

Tzuyu membulatkan mata saat mendapati kalung juga anting di sana. "Astaga, untuk apa dia membeli ini? Bukankah lebih baik digunakan untuk membahagiakan triplets?"

👶🏻👶🏻👶🏻

Jungkook segera terduduk saat Tzuyu keluar dengan dress yang ia beli. Matanya terpaku, melihat kecantikan yang ada di hadapannya. Tak salah ia membeli warna itu. Sangat cocok untuk Tzuyu.

"Apa kau ingin membuatku kesulitan dengan menggunakan gaun seperti ini?"

Jungkook tersenyum lalu menggeleng. "Lalu gunanya tanganku untuk apa? Untuk menggenggam tanganmu."

Tzuyu berdecih meski tetap saja, ia meraih tangan lelaki itu. "Lalu bagaimana dengan triplets?"

"Heesung sedang dalam perjalanan. Dia yang akan menjaga mereka. Jangan pikirkan soal apa pun, oke?"

"Aku ganti baju saja, ya? Sungguh, aku tidak bisa menggunakannya. Apalagi dengan high heels." Tzuyu terus menatap Jungkook yang kini membantunya memakai sebuah high heels. Selama ini ia tak pernah menggunakan sepatu jenis itu. Ia lebih sering menggunakan flat shoes atau sneakers. Ia takut terjatuh dan membuat lelaki itu malu.

"Aku sudah bilang, untuk apa tanganku ada jika tidak digunakan?" Jungkook mengulurkan tangan dengan senyum terutas di wajah tampannya, menampilkan lesung pipi di salah satu sisi wajahnya.

Lithe✅Where stories live. Discover now