#48 Terror

569 117 35
                                    

Mata gadis itu berbinar kala menatap bagaimana cantiknya lampion-lampion itu menghias langit malam. Rasa kesalnya sudah sirna. Terlebih saat lelaki itu membelikannya segelas minuman boba. Lalu, saat ini ada kejutan lain yang menurutnya, lebih cantik dari apa pun.

Keduanya sama-sama menoleh lalu tersenyum. Sampai beberapa saat, keduanya tetap dalam posisi itu, saling menatap dengan penuh kasih sayang. Hingga akhirnya Jungkook memberanikan diri menepis jarak di antara mereka berdua, menikmati rasa manis juga aroma cokelat dari lipstik Tzuyu. Mereka menikmatinya, bersama pemandangan cantik yang ada di belakang.

Setelah pangutan itu terlepas, keduanya nampak canggung. Jungkook yang mengusap tengkuknya, sementara Tzuyu yang memalingkan wajah untuk menyembunyikan semburat merah di wajahnya.

"Maaf." Jungkook memberanikan diri untuk bersuara. Sebelumnya, Tzuyu marah karena ia tak sengaja mencuri cuiman gadis itu. "A-aku tidak akan melakukannya lagi jika kau tidak menyukainya."

Tzuyu tertawa mendengar nada panik dari lelaki itu. "Ya ampun, kita bukan anak kecil. Bukankah itu wajar? Kita berdua berkencan. Sebelumnya aku marah karena kau adalah orang asing."

Keduanya mulai mengingat adegan memalukan itu. Kemudian, sama-sama terkekeh sebelum Tzuyu akhirnya menyandarkan kepalanya di bahu lelaki dan dibalas oleh sebuah rangkulan.

"Terima kasih, kau menjadi hadiah ulang tahunku kali ini." Tzuyu tersenyum sembari memiringkan kepalanya untuk menatap Jungkook. Tuhan sudah mengambil satu bagian penting dalam hidupnya. Namun, ia sangat bersyukur karena Tuhan mengirimkan malaikat lain.

"Kau tidak kerasukan hantu taman 'kan?"

Tzuyu merasa pertanyaan itu begitu tergelitik. Namun, ia tak bisa tertawa terlalu kencang. Itu membuat cederanya terasa sakit lagi.

Tzuyu menundukkan kepala, membuat seluruh rambut menutup wajahnya. Ia melengkapi aksinya dengan mengulurkan tangan. "Aku hantu taman."

Dengan wajah ketakutan, Jungkook memukul punggung tangan gadis itu. "Ish, jangan bicara sembarangan."

Gadis itu terkekeh sembari merapikan kembali rambutnya. Padahal, Jungkook sendiri yang memulai topik menyeramkan itu. Namun, ia juga yang merasa sangat takut. Lain halnya dengan Tzuyu yang tak pernah mempercayai hal-hal menakutkan seperti itu. Baginya, setiap orang yang sudah meninggal tak ada yang berkeliaran.

"Ayo pulang." Lelaki itu berdiri kemudian mengulurkan tangan. Namun, Tzuyu tak langsung menyambutnya. Ia masih meledek rasa takut yang dirasakan lelaki itu. Tentu, Jungkook merasa kesal hingga mencebikkan bibirnya.

"Kau sungguh takut?"

"Ini sudah malam. Ayo pulang. Kau juga belum meminum obat."

Tzuyu beranjak kemudian menggandeng lengan lelaki itu. "Kau hanya mencari alasan 'kan? Bilang saja kau takut."

"U-untuk apa?"

Tzuyu menatap tangan kirinya. "Setelah serangga, kali ini hantu." Gadis itu melipat satu persatu jarinya. Kemudian, menunjukkan ekspresi seolah terkejut. "Apa jangan-jangan selanjutnya kau akan takut padaku? Aku dengar, beberapa pria takut pada isterinya setelah menikah."

"Dan aku pastikan itu tidak akan terjadi, sayang." Jungkook mencubit pucuk hidung gadis itu. Takut? Mungkin saja itu akan terjadi. Mengingat, sebelumnya juga ia cukup takut pada Soojin. Bahkan, ia sampai membiarkan Soojin menungguinya jika bekerja.

Lithe✅Where stories live. Discover now