Extra Part

660 110 10
                                    

"Jisung, cepat." Tzuyu memegang sikat gigi juga pasta gigi. Namun, Jisung terus berlari dan menggeleng. Padahal, masih banyak hal yang harus Tzuyu lakukan pagi ini. Ia belum memandikan Jiyeon, mencuci piring, lalu merapikan rumah. Namun, Jisung masih merajuk dengan menolak sikat gigi.

Suara tangis Jiyeon membuat Tzuyu menghela napas. Kesabarannya sungguh diuji pagi ini. Apalagi, Jungkook belum kembali dari perjalanan bisnisnya. Mungkin jika triplets libur, mereka ikut. Namun, triplets harus tetap sekolah. Jadi, mereka tetap di rumah.

"Ayo, Jisung. Kau terlambat." Tzuyu sudah kembali dengan Jiyeon digendong di bagian depan. Ia belum sempat memperbaiki ikatan rambut Jiyeon yang berantakan. Ia harus mengurus Jisung lebih dulu.

"Aku tidak mau, Eomma."

"Hari ini kau belajar menggambar, bukan? Kenapa tidak mau sekolah? Eomma akan telepon Ayah."

Jisung mulai menangis dibanding menuruti apa yang ibunya katakan. Bahkan, Jina dan Jihyun yang sudah siap, segera ke ruang tengah untuk memeriksa.

"Jisung, cepat. Kita terlambat."

"Aniyo, aku tidak mau."

Tzuyu mengerutkan dahi sebab ini jarang terjadi. Biasanya, Jisung sangat bersemangat jika sekolah. Namun, kali ini tidak. Ia yakin ada yang tidak beres. "Ada yang mengganggumu?"

"Tidak ada," jawab Jisung masih dengan tangis. Ia menyembunyikan wajahnya di sofa, terisak sembari menolak ajakan sang ibu.

"Lalu ada apa? Jisung ingin ke kantornya Ayah 'kan? Jisung harus sekolah dulu."

"Tidak mau."

Tzuyu menatap Jina dan Jihyun, membuat mereka berdua menaikkan bahu kompak. Mereka juga tak tahu alasan Jisung mogok sekolah. Padahal, biasanya Jisung yang paling bersemangat mengemas barangnya ke sekolah.

Tzuyu duduk di samping Jisung. "Mau memberitahu alasannya pada Eomma?"

"Tidak mau."

"Baiklah, katakan pada Ayah." Tzuyu menghubungi nomor Jungkook kemudian memberikannya pada Jisung. Namun, Jisung justru semakin menangis dan menolak untuk bicara.

"Jisung merahasiakan sesuatu pada Eomma? Eomma jadi sedih. Dulu Jisung selalu menceritakan segalanya."

Jisung segera mendekap Tzuyu, membuat sang ibu akhirnya tahu apa penyebab Jisung mogok sekolah. Ya, demam. Ia yakin, Jisung tidak mengatakannya karena tahu ibunya sedang sangat repot dengan banyak hal.

"Baiklah, Jisung tidak perlu sekolah, hm? Eomma akan menelepon ibu guru."

👶🏻👶🏻👶🏻

Tzuyu tersenyum saat Jisung mulai terlelap. Sebelumnya, Jisung menolak makanan apa pun, mengatakan jika semua makanannya membuat ia ingin muntah. Namun, setelah dibujuk, Jisung mau makan sesuatu meski hanya sedikit. Ia merasa bersalah karena membuat Jisung menyembunyikan rasa sakitnya. Padahal, biasanya Jisung selalu menceritakan segalanya. Namun, kali ini Jisung seolah menahan apa pun yang ia rasakan karena Jungkook memintanya untuk tak merepotkan sang ibu.

Tzuyu tersenyum sembari mengusap pucuk kepala Jisung. "Jisungie, kau masih Jisung yang sama untuk Eomma. Jangan menyembunyikan apa pun, ya. Eomma masih sangat menyayangimu meski ada Jiyeon."

Bagi Tzuyu, Jisung masih si bungsu yang banyak tingkah. Namun, semenjak kelahiran Jiyeon, Jisung berubah. Ia tak lagi terbuka atau menangis sesering biasanya. Padahal, Tzuyu suka Jisung yang sebelumnya.

Lithe✅Where stories live. Discover now