#60 Healing Time

473 100 8
                                    

Jungkook masih terdiam. Ia menggigiti kuku jarinya sembari berpikir. Ia masih tak habis pikir soal teror-teror yang ada. Ia pikir, bangkai tikus itu merupakan yang terakhir. Ternyata tidak, masih banyak rangkaian teror yang mengikuti setelahnya. Hampir selama satu bulan ini mereka selalu mendapat teror. Entah tulisan di dinding, surat ancaman, hingga foto khas yang biasanya digunakan saat pemakaman.

Bahkan, saat perpindahan perusahaannya pun, sempat terjadi insiden yang hampir membuat Tzuyu terluka. Tiba-tiba saja lift macet. Untung saja semua itu bisa diperbaiki dengan cepat. Jika tidak, ia juga tak tahu apa yang akan terjadi.

"Tunggu, kenapa aku lupa soal CCTV?" Jungkook buru-buru meraih ponselnya. Ia memasang beberapa CCTV di rumah barunya. Ia hanya ingin memastikan jika keluarganya baik-baik saja.

Jungkook mengerutkan dahi saat pesan dari nomor tak dikenal, muncul. Sebelumnya ia juga banyak menerima pesan serupa. Namun, ia memilih mengabaikannya dengan berpikir jika pesan-pesan itu berasal dari orang iseng.

Oppa, ini aku, Soojin. Bagaimana kabarmu dan ... Triplets? Boleh aku bertemu denganmu? Aku akan jelaskan semuanya.

Jungkook mengerutkan dahi. Ia sudah muak dengan pesan-pesan yang mengatas namakan Soojin. Memang, bisa saja kematian itu palsu. Namun, jika Soojin memang masih hidup, gadis itu pasti akan segera menemuinya, bukan menebar teror hingga  membuat Tzuyu sangat ketakutan.

"Aku kehilangan jejak Jisu. Hanya ini yang terakhir kali kutemukan." Heesung membuat Jungkook segera meletakkan ponselnya, beralih menatap foto yang sudah sang asisten cetak.

Jungkook mengerutkan dahi, merasa jika tempat itu tak asing. "Ini yang terakhir?"

"Ya, dia pergi ke sebuah taman."

Apa aku harus temui orang yang mengaku sebagai Soojin? Aku akan menyelidikinya agar Tzuyu tidak mendapatkan teror lagi.

Bagi Jungkook, Soojin hanya sebatas ibu dari triplets untuk saat ini. Ia takkan berpikir untuk kembali meski memang gadis itu masih hidup. Ia lebih mencintai Tzuyu, gadis yang memperbaiki semua kekacauan yang ada dalam hidupnya. Bahkan, karena Tzuyu perusahaannya mulai besar dengan bantuan orang tuanya.

"Kau tidak punya informasi apa pun soal dia?"

"Hanya itu," ujar Heesung. Ia kemudian membungkukan tubuh lalu pergi. Ia sempat memasang senyum sebab, merasa Jungkook mulai masuk jebakannya. Ia akan membuat lelaki itu merasakan apa yang Jisu rasakan karena penolakannya.

Kau harus percaya jika Soojin masih hidup. Dengan begitu, kau akan kehilangan banyak hal, termasuk Tzuyu dan mungkin triplets.

👶🏻👶🏻👶🏻

Tzuyu nampak lemas. Meski sejak tadi ia menemani triplets bermain, ia masih terlihat tak bersemangat. Sejak pagi, kepalanya sakit. Namun, ia tak mau memberitahu siapa pun termasuk sang suami. Ia tak mau membuat Jungkook harus di rumah dan merawatnya. Lagi pula, ia sudah minum obat tadi.

"Eomma kenapa?" Jisung merangkak naik ke sofa. Ia memeluk Tzuyu lalu memberikan kecupan manis di pipinya. "Eomma sakit?"

"Tidak, sayang. Eomma sepertinya hanya kelelahan."

"Hyung, Noona! Jangan berlarian. Eomma pasti lelah."

Tzuyu tersenyum saat Jisung memarahi kakak-kakaknya. Sejak awal, si bungsu dengan wajah jiplakan Jungkook itu memang sangat menyayanginya. Bahkan, ia akan berhenti menangis jika sudah dapat kecupan dari Tzuyu. Ia hanya merasa takut ibunya pergi.

Lithe✅Where stories live. Discover now