#54 Locked

521 111 22
                                    

Tzuyu tersenyum sembari melihat foto kebersamaannya dengan sang ibu. Ini sungguh kali pertamanya memiliki foto bersama ibunya. Ia tak seberuntung yang lain dalam urusan mendapat banyak kasih sayang. Namun, ia merasa beruntung karena sang ibu begitu melindunginya. Ia harap, ke depannya tak ada lagi masalah yang memisahkan mereka.

Melihat pasangan ibu dan anak di rumah sakit tadi, ia jadi membayangkan jika ia akan mengalami hal yang sama. Ia akan sangat senang jika ibunya juga menemaninya saat melahirkan nanti.

Tzuyu merogoh saku. Ia mulai menyimpan nomor sang ibu ke dalam kontak di ponselnya. Ia kemudian menghubungi nomor tersebut, memastikan kondisi ibunya baik-baik saja.

"Eomma, kau baik-baik saja? Tidak ada masalah?"

Tzuyu sempat memaksa agar sang ibu tinggal bersamanya. Namun, ibunya malah mengatakan tidak mau tinggal bersama puterinya. Terlebih, puterinya memang sudah menikah. Itu sebabnya, ia putuskan untuk tinggal bersama sang adik untuk sementara.

"Eomma baik-baik saja. Jangan khawatir. Kau sendiri yang tadi mengantar Eomma."

"Aku akan sering mengunjungi Eomma."

"Eomma akan buatkan tteobboki dan chukkumi untukmu. Lebih baik sekarang kau tidur. Kau kurang istirahat."

"Ne." Tzuyu tersenyum kemudian meletakkan ponselnya. Letupan kebahagiaan itu jelas memenuhi hatinya. Apalagi, selama ini ia tak pernah punya banyak waktu untuk bicara dengan sang ibu.

Suara ketukan pintu membuat Tzuyu menyeka air matanya lalu menoleh. Ia tersenyum saat lelaki itu memunculkan kepalanya di pintu.

"Aku pikir kau sudah tidur. Apa kau sama tidak sabarnya denganku? Aku rasa aku tidak akan bisa tidur." Lelaki dengan piyama merah itu duduk di samping tepi ranjang lalu tersenyum. Ia sungguh gugup karena akan melakukan pemberkatan untuk yang kedua kalinya. Perbedaannya hanya satu, saat itu, ia hanya berdua dengan Soojin. Lalu sekarang, akan ada ibunya juga ibunya Tzuyu.

Mereka masih merencanakan jika soal pesta pernikahan. Mereka hanya akan melakukan pemberkatan sembari menunggu Tzuyu benar-benar pulih.

"Apa gaunnya cukup? Aku mengukurnya menggunakan tangan."

"Tangan?"

Jungkook mengangguk dengan santai. Ia tahu, membuka lemari seseorang adalah hal yang tak sopan. Namun, ia tak punya pilihan. Apalagi, Tzuyu harus menjaga ibunya. Jadi, ia putuskan untuk pergi ke butik, mencari gaun yang sesuai dengan ukuran Tzuyu. Ia menggunakan gaun-gaun Tzuyu lalu mengukurnya menggunakan jengkal.

Tzuyu terkekeh mendengar penjelasan Jungkook soal ukuran baju. Pasalnya, ide lelaki itu sungguh tak terduga. Namun, ia bersyukur karena gaun itu cukup. Bahkan sangat pas.

"Aku biasa melakukannya saat harus membeli baju untuk triplets. Aku selalu menjengkal tubuh mereka saat tidur." Jungkook mulai mengingat masa-masa itu. Ia terkekeh saat ingat bagaimana bayi-bayi itu menggeliat begitu ia mengukur tubuh mereka. Ia yakin, jika mereka sudah bisa bicara, mereka akan protes karena Jungkook mengganggu tidur mereka.

"Aku bersyukur karena mereka tidak ingat soal itu."

"Sekarang aku lebih mudah mencari pakaian untuk mereka. Hanya tinggal sebutkan usia. Meskipun, terkadang bajunya terlalu kecil. Apalagi, Jihyun lebih tinggi dari usianya. Aku harus mencari ukuran yang lebih besar."

Tzuyu tersenyum. Tangannya terulur, menyisir rambut lelaki itu yang begitu lembut. "Kau Ayah yang hebat. Kau melewati semuanya demi triplets."

"Mungkin juga untuk ... Ba—"

Tzuyu segera menutup mulut lelaki itu. Bukankah akan sangat canggung jika mereka membicarakan soal itu? Ia tak tahu akan seberapa liarnya mulut Jungkook nanti. Bahkan untuk sekarang saja, lelaki itu sudah tak terkendali.

"Mulutmu, astaga."

"Apa salahnya? Aku hanya ingin mengatakan soal ... Baiklah, tidak." Jungkook menutup tubuhnya dengan selimut, menghindari pukulan atau apa pun yang akan iaterima. Lagi pula menurutnya, tidak ada salahnya membicarakan itu.

👶🏻👶🏻👶🏻

Joie menutup mulutnya tak percaya setelah selesai mendandani sang sahabat. Ia tak percaya jika Tzuyu akan secantik itu dengan polesan make-up. "Woah, aku yakin kau akan jadi pengantin wanita of the year jika seperti ini."

Dengan persiapan seadanya, tak merubah kesakralan dari pernikahan itu. Semuanya tetap sama, hanya tak ada banyak tamu atau makanan seperti pada pernikahan pada umumnya. Mereka melakukannya secara sederhana. Bahkan, sangat sederhana.

Bagi Jungkook, yang terpenting ibunya juga ibu Tzuyu ada. Meskipun, sang ayah masih ada di luar kota dan tak bisa pulang secepatnya, ia tetap berjanji akan datang saat pesta pernikahan mereka nanti.

"Ayo," ujar Joie setelah merapikan semua alat make up-nya. Ia yakin, Jungkook sudah tak sabar untuk menemui mempelai wanitanya. Apalagi, Joie juga mengirimkan foto cantik Tzuyu dengan gaun putih juga mahkota bunga itu.

Joie mengenakan tas itu, kemudian beranjak. Ia juga mengulurkan tangan pada sang sahabat agar bisa berjalan. Ia heran sebab Tzuyu terlihat kaku dengan heels. "Tzuyu, kau harus belajar menggunakannya."

"Kau tahu? Aku lebih suka sneakers."

"Lalu kau akan menggunakannya untuk pernikahan? Astaga, itu tidak cocok. Kau salah kostum namanya," ujar Joie diakhiri kekehan. Sahabatnya memang sangat menggemaskan jika sudah kesal. Ia jadi ingin sekali menggodanya. "Ah ... Kau marah-marah karena tidak sabar ingin bertemu mempelai priamu? Padahal kalian datang dengan mobil yang sama tadi."

Tzuyu tersenyum. Entahlah, rasanya begitu canggung tadi. Ia bahkan terus diam selama perjalanan. Ia sangat gugup. Apalagi, ini bukan hal main-main. Setelah ini ia benar-benar melepas masa lajangnya dan menyandang status sebagai isteri seseorang.

Tzuyu mengerutkan dahi saat pintu itu tak mau terbuka. Ia mencoba beberapa kali. Namun, tetap saja pintu itu tak mau terbuka.

"Pintunya sungguh tidak bisa dibuka? Kau bercanda?" Kali ini Joie mengambil alih. Ia mencoba menarik kedua gagang pintu kayu itu. Namun, hasilnya nihil. Pintunya tak mau terbuka.

"Ah, eotteoke?"

"Aku akan mencoba lagi. Tolong hubungi Jungkook atau siapa pun."

Tzuyu nampak gusar. Ia yakin, Jungkook sudah menunggunya. Namun, kejadian tak terduga ini malah terjadi. Ia harap, ini bukanlah pertanda buruk dan pernikahannya tetap bisa dilakukan.

"Oppa, aku terjebak. Pintunya tiba-tiba terkunci."

👶🏻👶🏻👶🏻

"Mwo?" Jungkook nampak tak percaya dengan apa yang Tzuyu katakan. Ia kemudian beranjak dari tempat duduknya, berjalan menuju ruang di mana Tzuyu terjebak. "Aku sedang berjalan ke sana. Kau baik-baik saja 'kan?"

Nada takut yang ia dengar, membuat Jungkook merasa khawatir. Inilah alasannya meminta Tzuyu untuk berdandan di rumah. Namun, gadis itu dengan keras kepala ingin berdandan di lokasi dengan alasan agar ia merasa akan melakukan pernikahan.

"Kau tenang dulu, ya. Aku akan cari bantuan juga."

"Oppa, di sini ada ular. Aku takut. Aku tidak tahu asal ularnya dari mana. J-Joie juga takut."

Jungkook menghentikan langkah. Jika dipikir-pikir lagi, bisa saja kejadian hari ini ada kaitannya dengan teror cermin tempo hari.

Soojin, jika ini adalah kau, maksudmu apa? Bukankah kau yang pergi? Lalu kenapa kau kembali saat semuanya sudah mulai baik-baik saja?



👶🏻👶🏻👶🏻👶🏻👶🏻

Huft, nyampe jga akhirnya😭 last part untuk September😚

30 Sep 2021

Lithe✅Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum