#69 New Day

650 104 39
                                    

Jungkook tersenyum sembari membenahi dasi yang ia gunakan. Hari ini adalah hari barunya. Yap, hari baru tanpa ancaman juga teror. Bukan hanya itu, efek akuisisi yang dilakukan sang ayah pada perusahaannya, membuat Jungkook mulai mendapat banyak kepercayaan sekarang. Bahkan, beberapa investor besar sang ayah ingin bekerja sama dengannya juga.

Jungkook terkekeh saat mendapati Tzuyu memasang wajah kesal. Gadis itu nampak sengaja membuka halaman demi halaman buku yang ia baca, dengan keras.

Jungkook mengusap pucuk kepala Tzuyu kemudian duduk di sampingnya. Ia juga memberi kecupan di pucuk kepalanya meski tahu itu takkan berefek apa pun. "Kau marah karena aku pergi? Ada tiga balita dan satu ibu hamil sekarang. Aku harus mencari uang lebih banyak lagi."

"Triplets pergi, kau juga. Lalu aku sendirian. Joie juga tidak mau menemaniku karena sedang bekerja." Gadis itu mengerucutkan bibir. Ia juga sebenarnya tak ingin berdrama. Namun, rasanya sedih saat tahu suaminya akan pergi dengan setelan rapi.

"Baiklah, kau bisa ikut."

"Sungguh? Aku akan mandi jika begitu." Tzuyu merangkak turun dari ranjang. Ia bergegas membuat Jungkook menggeleng.

Saat ini, Jungkook belum mempekerjakan seseorang sebagai asistennya. Bukan apa-apa, ia merasa trauma jika asistennya berkhianat. Jadi, ia putuskan untuk mengerjakan semuanya sendirian. Itu sebabnya, akhir-akhir ini ia begitu sibuk mengurus perusahaannya dibanding ada di rumah.

Jungkook juga sebenarnya ingin selalu ada di rumah, mendampingi Tzuyu dan bermain bersama triplets. Namun, kondisinya masih belum membaik. Ia masih takut menaruh kepercayaan pada seseorang. Sebab, pengkhianatan Heesung benar-benar tak pernah ia duga sebelumnya.

Jungkook beranjak, membuka lemari untuk menyiapkan pakaian Tzuyu. Jika tak melakukannya, ia yakin Tzuyu akan mulai mengoceh sembari menangis dan mengatakan ia sudah tak menyayanginya. Tzuyu sedang begitu sensitif akhir-akhir ini. Bahkan, jika Jungkook melarangnya memasak, Tzuyu akan mulai menangis dan mengatakan sang suami tak menyukai masakannya lagi.

"Apa baby J perempuan?" gumam Jungkook. Ia tersenyum sembari menatap foto USG yang sengaja ia simpan dalam album. Usia kandungan Tzuyu masih sangat muda. Jadi, ia belum mengetahui jenis kelamin calon bayinya. Namun, ia berharap baby J perempuan. Jadi, Jina bisa punya teman bermain. Apalagi, puteri kesayangannya sering mengatakan jika Jihyun dan Jisung kadang tidak mau mengajaknya bermain.

👶🏻👶🏻👶🏻

Jungkook melepas jasnya lalu menyampirkannya di sandaran sofa. Ia tersenyum saat mendapati Tzuyu tertidur pulas di sofa. Hari ini ia menemui banyak klien, membuatnya terpaksa meminta isterinya menunggu. Ia tidak mau Tzuyu kelelahan karena mendampinginya.

Jungkook menyelimuti Tzuyu dengan jasnya. Kemudian, ia duduk di sofa yang berada di samping sofa itu. Ia tersenyum, tangannya terulur mengusap pucuk kepala Tzuyu perlahan. Seharusnya, sang isteri tidur nyenyak di rumah. Namun, jika ia melarang, Tzuyu pasti akan mulai menangis.

"Jangan coba-coba mengganggu tidurku."

Gumaman Tzuyu, tentu membuat Jungkook terkejut. Jantungnya berdebar kencang, takut jika Tzuyu kembali marah. Ia lantas memutuskan beranjak menuju jendela, berpura-pura sedang melihat jalanan di luar sana.

Menyadari jika suaminya pergi, Tzuyu tersenyum. Ia kemudian beranjak, mendekap sang suami hingga membuat lelaki itu terkejut.

"Apa aku sangat menyeramkan? Kenapa Oppa sangat takut? Aku bukan hantu."

"Aku tidak mau kau menangis." Jungkook tersenyum lalu berbalik. Ia menyentuh kedua pipi sang isteri. "Bagaimana tidurmu? Maaf, terlalu banyak orang yang harus kutemui."

Lithe✅Where stories live. Discover now