#50 Still My Son

576 115 19
                                    

Jisu membungkukan tubuh saat pintu itu terbuka. Ia lantas tersenyum sembari menyelipkan lembaran rambutnya ke belakang telinga. "Maaf, aku terlambat."

Jungkook menaikkan alis, memperhatikan gadis itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Menurutnya, sangat mustahil jika Soojin masih hidup. Ia bisa pastikan jika isterinya memang tiada saat triplets lahir. Bahkan, sebelum dikremasi, ia sempat membuka kain penutup itu dan Soojin benar-benar di sana.

Tidak mungkin dia 'kan?

Jisu berdeham, membuat lamunan Jungkook seketika terhenti. Ia lantas tersenyum, membiarkan gadis itu masuk.

"Tolong jaga triplets hari ini. Aku dan Tzuyu harus pergi. Heesung akan membantumu juga. Dia sedang dalam perjalanan." Lelaki dengan kemeja putih dan celana hitam itu berbicara sembari melangkah masuk. Hari ini ia berencana untuk kembali mengunjungi rumah orang tuanya. Ia harap, kali ini mereka mau membuka pintu. Meskipun, ia tak terlalu berharap banyak akan diterima atau tidak.

Andai bukan sebagai sebuah syarat, ia takkan mungkin berusaha keras untuk memperbaiki hubungannya dengan mereka. Lagi pula, sudah lama ia memutus hubungan dengan kedua orang tuanya. Ia cukup yakin mereka mungkin akan sulit memaafkannya.

"Aniyo, Oppa, Joie yang akan menjaga mereka." Tzuyu meletakkan sup telur puyuh itu di atas meja makan. Ia lantas tersenyum, sebagai penyambutan pada Jisu. "Aku seharusnya bilang dari awal. Jadi, kau tidak perlu kemari. Tapi, tidak apa-apa, kau bisa bermain dengan mereka jika mau."

Tzuyu tak terlalu memberikan kepercayaan pada gadis itu. Ia hanya tak mau sesuatu yang buruk terjadi nantinya. Terlebih, Jihyun sejak awal memang tak menyukai Jisu. Ia yakin, gadis itu menyembunyikan sesuatu hingga triplets sangat sulit untuk sekadar dekat dengannya. Bahkan, meskipun Jisu ada, triplets selalu memanggil nama Tzuyu untuk apapun.

"Ah, tidak apa-apa. Aku bisa menjaga mereka bersama Joie-ssi."

"Joie akan menjaganya?" Jungkook sedikit terkejut. Bagaimana tidak? Gadis itu nampak begitu marah dan kesal saat Tzuyu kecelakaan. Bukan karena kondisi Tzuyu. Melainkan, karena ia mengetahui sebuah fakta jika Tzuyu dekat dengan orang yang sangat iabenci.

"Tenang saja, dia baik. Dia tidak mungkin mencelakai triplets."

Apa yang Joie katakan benar? Jungkook Oppa bisa saja bersekongkol dan membuat konspirasi soal kematian Soojin.

Tzuyu terus memperhatikan raut lelaki itu. Sangat jelas ia menentang keputusan sepihak Tzuyu soal siapa yang menjaga triplets. Namun, Tzuyu takkan berubah pikiran. Baginya, lebih baik triplets bersama Joie dari pada bersama Jisu yang baru iakenal.

Suara bel mulai terdengar, membuat Tzuyu tersenyum lalu beranjak. Ia yakin, Joie pasti sudah tiba setelah lima belas menit lalu iahubungi. Sahabatnya mengatakan, triplets tak bersalah. Itu sebabnya, ia akan menyayangi mereka sebagai seorang bibi.

Apa teror itu dibuat oleh Soojin? Bagaimana jika iya? Aku tidak mungkin tetap di sini atau pun pergi. Ah ... Eotteoke?

👶🏻👶🏻👶🏻

Tzuyu memberanikan diri untuk menekan bel. Sudah hampir 5 kali Jungkook mencoba. Namun, tak kunjung ada jawaban dari sang empunya rumah. Akhirnya, ia putuskan untuk membantu, berharap kali ini akan ada jawaban.

"Sudah kukatakan, aku tidak punya orang tua." Jungkook nampak kesal. Namun, dengan tenang Tzuyu tersenyum sembari mengusap pipinya.

"Oppa, aku yakin mereka menunggu kau pulang. Sampai kapan pun, orang tua selalu memaafkan anaknya. Kau tetap putera mereka apa pun keadaannya."

Lithe✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang