03. Mundur, Jenderal!

62 12 2
                                    

Yang sider pantatnya berbulu:v
—Ajun










"Yaelah Jun putus cinta galaunya sampe sebegitunya, banyak kali cewek diluar sana emangnya cuma Mina doang yang ada dimuka bumi ini?" Shaka Keki sebab temannya itu sejak pagi tadi seperti tidak memiliki semangat hidup.

"Cinta satu kepercayaan aja susah apalagi lo Jun yang beda kepercayaan?!" Laras ikut menyahutin.

Ajun berdecak kesal. Laki-laki itu menumpukan dagunya diatas meja dengan wajah nelangsa. "Cinta udah dibantu sama dua tuhan aja masih gagal!"

"Ini mah bukan dibantu tapi gak direstui sama sang pencipta!" seru Laras.

Shaka mendengus geli. "Lagak banget sih, Jun. Lagian ini yang terbaik, lo tau sendiri Mina itu hindu dan ngga mungkin dia mengkhianati tuhannya yang telah dia percaya sejak kecil begitupun lo Jun!"

"Udahlah Jun lupain Mina!" Jenderal menyahut dari tempat duduknya.

Laras yang mendengar itu sontak terkekeh. "Gitu pun lo Jen, lupain Lana!"

Jenderal yang kala itu sedang memainkan gitar langsung menghentikan aktivitasnya. "Kenapa gue?"

Laras mendengus keras. "Hubungan lo sama Lana itu gak sehat, Jen. Perasaan yang tersakitin lo mulu, Lana apa-apa pasti Rean, Rean mulu bahkan Rean 24 jam sama Lana mulu sedangkan lo Jen? Tiga jam aja lo sama Lana cewek itu udah nanyain Rean. Nyadar gak sih Jen, Lana itu lebih sayang sama Rean ketimbang lo. Gue gak tau maksud Lana macarin lo karena apa? Kalo emang dia sayang sama Rean, memprioritaskan Rean Ya lepasin lo Jen."

Laras menarik nafas panjang, gadis itu terlihat melengos tidak suka. "Udahlah, mundur aja, Jen! Putusin Lana ketimbang lo harus memperjuangin cewek kayak dia yang jelas-jelas lebih sayang sama cowok lain!"

Jenderal mendesah cukup keras. Lagi, kepalanya mendadak terasa pening dan akhir-akhir ini ia sering mengalami pusing mendadak dan Jenderal sama sekali tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya sendiri.

"Bener kata Laras, Jen. Inget kata tukang parkir. Mundur!!" Ajun tau-tau menyahut dari arah depan.

"Lo juga, Ajun!!" sambar Laras.

"Lah Jun udah gak galau lagi? Tadi aja udah kayak mau mati galauin si Mina!" Shaka mencibir.

Ajun berdecak keras sementara Jenderal menyandarkan kepalanya dikusen jendela, laki-laki itu menatap bentangan luas langit biru tanpa awan. Kedua sisi bibir laki-laki itu terangkat sempurna membentuk senyuman manis dan Laras yang melihat itu seketika terpesona dengan senyum laki-laki itu, baik lupakan Shaka dulu karena senyum Jenderal lebih memabukkan sekarang.

"Gue udah pernah coba buat mundur dan ngelupain Lana tapi gak bisa karena gue secinta itu sama Lana meski Lana sering nyakitin gue tapi jujur gue gak bisa ngelepasin dia apalagi benci sama dia, secinta itu gue sama Lana sampai mau mati rasanya." kata Jenderal.

>>>>♡♡<<<<


Lana mendengus keras ia merebahkan kepalanya keatas meja tangannya sibuk mengontak antik layar ponselnya, tidak ada satu pun chat yang masuk dari Jenderal dan Lana sudah menunggu laki-laki itu untuk menghubungi sejak malam tadi tapi nihil  laki-laki itu tidak ada kabar bagai ditelan bumi dan sejak pagi Lana sama sekali tidak melihat batang hidung laki-laki itu.

Lana marah.

Lana marah pada Jenderal yang sulit dihubungin. Gadis itu mengharapkan Jenderal untuk menemuinya dan meminta maaf karena Lana rasa ia tidak bersalah, apakah melindungi seorang Rean Aldebaran adalah sebuah kesalahan? Memang pada dasarnya Jenderal yang terlalu melebih-lebihkan, itulah yang dipikirkan oleh Lana sekarang.

Gadis itu berdecak, memasukkan kembali ponselnya kesaku rok. Atensi gadis itu terahlikan pada sosok Laras yang baru memasukin kelas.

"Laras liat Jenderal gak?"

"Ngapain lo nanya gue? Lo pacarnya seharusnya lo tau dimana Jenderal!" ketus Laras.

"Kalo gue tau dimana cowok gue gak mungkin gue nanya lo!"

"Jelaslah lo gak tau Jenderal dimana yang lo tau kan cuma Rean." sarkas Laras. Gadis itu menghampirin Lana.

"Lo nyandar gak sih Lan Berapa kali lo nyakitin Jenderal? Yang ada diotak lo tuh cuma Rean! Lo pikir gue gak tau kalo lo juga sayang Rean, " Laras menyeringai. "Rakus lo Lana ada ya cewek kaya lo, gak tau diri tau gak?! Si hebat Jenderal lo mau! Si penyakitan Rean lo mau! Gak sekalian Ajun sama cowok gue lo embat?"

Plakkk.

"Jaga ya ucapan lo, setan!! Lo gak tau apa-apa mending diem sebelum gue robek mulut sampah lo!"

Laras menatap nyalang Lana. Tentu saja gadis itu tidak akan tinggal diam setelah ditampar oleh Lana. Namun ketika gadis itu ingin membalas tamparan Lana sebuah tangan telah lebih dulu menahan pergerakan tangannya yang sudah mengambang diudara.

"Gak usah ikut campur, banci!" Laras menyentakan tangannya yang dipegang oleh Rean. "Lepasin tangan gue! Najis tau gak?!"

"Kalo lo berani ganggu Lana lo berurusan sama gue!"

Laras mendecih. "Nggak salah denger gue? Bacot Re ngelindungin diri lo sendiri aja gak bisa sok-sok an mau ngelindungin Lana."

Laras tertawa jenaka lalu ia maju selangkah. "Rean, urus diri lo sendiri dulu ya kalo lo udah bisa jadi laki-laki sejati baru muncul, tampakin batang hidung lo dan baru lindungi Lana."

Laras menepuk dua kali pundak Rean setelah itu berlalu pergi dari sana.



























TBC

•TBC•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

REAN

Jenderal Dan Semesta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang