14. Reano Aldebaran

26 7 0
                                    







~Happy reading~






Jenderal merebahkan tubuhnya diatas lantai yang tak beralaskan apapun dengan kedua kelopak mata terpejam. Laki-laki itu memijit pelipisnya lalu setelah itu satu tangannya menutupi wajah guna menghalau sinar matahari yang seakan ingin menusuk kedua bola matanya.

Istirahat siang itu dihabiskan oleh Jenderal diatap sekolahnya bersama Laras yang kebetulan ada disana, gadis itu sibuk bermain game diponselnya.

Jenderal menarik nafas pelan ketika ia menghembuskannya ia merasakan sesuatu yang kental dan berbau anyir mengalir bebas dari kedua lubang hidungnya.

"Lagi?" gumamnya pelan sekali sambil mengusap darah yang mengalir dari hidungnya mengunakan ibu jarinya.

Bulan ini ia sudah mimisan beberapa kali dan ia sama sekali tidak tau apa penyebabnya, lagipula Jenderal terlalu sibuk untuk sekedar peduli.

Laki-laki itu lalu menegakkan tubuhnya setelah menyambar sapu tangan yang ada dikantung celananya, Jenderal tidak ingat betul sejak kapan ia jadi rajin membawa sapu tangan kemana-mana tapi yang jelas hal itu sudah menjadi kebiasaan sejak ia sudah mulai mengalami mimisan.

"Hei, Jen!"

Suara Laras yang tiba-tiba menarik atensi Jenderal lalu laki-laki berdeham kecil.

"Hm?"

"Mau Nanya."

"Paan?"

"Dulu lo pasti pernah suka sama gue kan?" tanya Laras namun ditelinga Jenderal itu terdengar seperti sebuah tuduhan.

"Itu sebuah pertanyaan, pernyataan atau tuduhan?" lantas tertawa kecil. "Kenapa coba lo bisa berpikiran kalo dulu gue suka sama lo?"

"Ya, soalnya kan kita udah temenan dari kecil, Jen."

"Cuma karena kita temenan dari kecil lo berpersepsi kalo gue pernah suka sama lo?" kata Jenderal.

Gadis disampingnya itu terlihat menarik napas panjang. "Ya gue pernah denger aja sih Jen katanya kalo cewek sama cowok udah temenan dari kecil, dari kecil udah bareng-bareng pasti salah satu diantara mereka ada yang memiliki perasaan lebih dari seorang teman."

"Ya bukan berarti itu gue bisa aja lo yang pernah suka sama gue, yakali Ras lo yang item buluk yang selalu gue anggap adik bisa-bisanya gue suka sama cewek pecicilan kayak lo!"

"yeu kalo enggak yaudah sih enggak usah ngatain segala!"

"Lagian lo denger dari mana coba?"

"Shaka."

"Lah? Kok? Jangan bilang Shaka pernah cemburu lagi sama gue?" tanya Jenderal

Setelahnya laki-laki itu menengadahkan kepalanya sambil menekan hidungnya dengan sapu tangannya hal itu membuat Laras yang ada disampingnya terjingkat ketika melihat cairan merah yang ada disapu tangan laki-laki itu.

"Ya mung——Jen lo mimisan?" tanya Laras, ada kerutan samar-samar didahi gadis itu.

Laki-laki itu menggeleng pelan.

"Nggak usah bohong lo sama gue!" Ujar Laras setelah meletakan ponselnya disaku kemeja sekolahnya.

"Enggak mimisan cuma-"

"Cuma apa?"

"Keluar darah dikit doang dari hidung."

Laras berdecak keras mendengarnya sementara Jenderal hanya menyengir.

Jenderal Dan Semesta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang