11. Kenangan Akhir Pekan

40 7 0
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

~~



































"Lanaa!!"

Langkah kaki gadis bersurai coklat sebahu itu terhenti lalu gadis itu membalikkan tubuhnya kebelakang dengan senyuman cerah secerah matahari miliknya. Surai coklat sebahu milik gadis itu bergerak pelan kebelakang dihembus angin diringin gerakan pelan dress putih yang ia kenakan.

"Kenapa?" gadis itu bertanya pada laki-laki bertubuh bongsor didepannya itu. Aroma maskulin dari tubuh laki-laki itu menguar hingga ke indera penciuman Lana, aroma yang sangat memabukkan, aroma yang dapat melepaskan kewarasan seorang Putri Alana.

"Kok aku ditinggal?" laki-laki bermata bulan sabit kala ia tersenyum itu bertanya. "Jalannya jangan cepet-cepet, aku ketinggalan!"

Gadis didepannya itu terkekeh kecil. "Kamu sih jalannya lamban, ayo sini buruan jalan disamping aku!"

Laki-laki itu tersenyum lalu melangkahkan kakinya bermaksud untuk mensejajarkan langkah kakinya dengan langkah kaki Lana namun baru dua langkah ia menghentikan langkah kakinya, laki-laki itu melebarkan mata dengan raut wajah terkejut ketika Lana tiba-tiba memotret dirinya dengan kameran kecil yang baru saja Lana keluarkan dari tasnya. Bagi lana ekspresi terkejut Jenderal sangat lucu.

"Lan ngapain?"

"motoin kamu, Jen!"

"Buat apa sih?"

"Buat disimpenlah kalo-kalo aku rindu kamu!"

Jenderal melongos. "Ulang!"

"Apanya?" alis Lana terangkat sebelah.

"Fotoinnya! Tadi aku belum siap."

Gadis itu menggeleng pelan. "Gak ada pengulangan, yang tadi udah bagus banget Jen."

"Mana ada! Sini coba liat!"

"Enggak!!" seru Lana lalu gadis itu perlahan berlari kecil meninggalkan Jenderal dibelakangnya.

*****

Lana tak akan pernah melupakan hari ini. Satu hari penuh yang ia habiskan bersama Jenderal, dimana keduanya menghabiskan waktu bersama dimulai dari menonton, bermain roller coaster dengan berakhirnya Jenderal yang muntah-muntah akibat permainan tersebut yang kata Jenderal bisa membuat jantung melompat keluar.

"Enggak lagi Lan aku mau naik itu tadi jantungku nyaris melompat keluar, "

"Lebay deh kamu, Jen. Tapi tadi itu seru banget tau!"

Jenderal cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Seru buat kamu buat aku enggak. Lain kali jangan paksa aku lagi buat main permainan yang bisa mendekatkan kita cepat pada ilahi."

Mendengar gerutuan Jenderal membuat Lana tergelak, laki-laki itu lucu sekali. Lalu setelah bermain roller coaster  Lana mengajak Jenderal untuk berfoto di photoboth  lalu setelahnya Jenderal mengajak Lana untuk membeli barang couple-an.

"couple-an sepatu, couple-an baju udah bosen banget bahkan kita udah banyak banget barang couple-an kayak gitu." Jenderal menjeda ucapannya lalu laki-laki itu mengambil tangan Lana yang mengantung disisi kiri tubuh gadis itu.

Lana diam saja, ia hanya memperhatikan gerak tangan Jenderal yang sibuk memasangkan sebuah gelang dipergelangan tangan kurusnya. Lalu setelahnya mata Lana berbinar, kedua sudut bibir gadis itu terangkat sempurna membentuk senyuman manis lalu berujar.

"Bulan sabit?" tanyanya pada Jenderal namun, matanya hanya fokus pada liontin berbentuk bulan sabit digelang tersebut.

Jenderal berdeham kecil. "Kenapa bulan sabit? Karena kata kamu bulan sabit itu kayak eye smile aku. Aku pernah bilang'kan kalo kamu rindu aku kamu bisa liat bulan sabit dan anggap itu aku, aku yang lagi tersenyum untuk kamu."

Jenderal menjeda lalu laki-laki itu mengusap pelan helaian belakang rambut Lana. "Karena bulan sabit enggak selalu muncul setiap hari jadinya aku beli gelang dengan liontin bulan sabit supaya kalo kamu rindu aku kamu bisa liat liontin ini dan kamu bisa rasain kalo aku ada didekat kamu." ujarnya seraya tersenyum.

Lana ikut tersenyum mendengarnya dan dengan begitu saja hatinya terasa menghangat. "Makasih gelangnya, sayang."

Jenderal mengangguk kecil sambil tersenyum.

"Ngomong-ngomong liontin gelang kamu juga bulan sabit?" tanya Lana.

Jenderal mengangguk pelan.  "Namanya juga couple-an jadinya ya harus sama."

Alih-alih mengiyakan Lana justru memincingkan matanya merasa tidak percaya. "Bohong. Pasti bukan bulan sabit'kan?! Kalo emang bulan sabit coba sini liat kenapa gak juga dipake?"

"Nanti aku pakenya dirumah."

"Kenapa gak di sini aja?"

Jenderal menggeleng sebagai jawaban membuat Lana keki setengah mati lalu gadis itu memanyunkan bibirnya membuat Jenderal gemas karenanya.

"Enggak usah manyun gitu! Kamu kayak gitu gak baik tau buat kesehatan jantung aku."

Alih-alih tersenyum Lana justru perlahan pergi dan meninggalkan Jenderal dibelakangnya yang masih tersenyum. Lalu laki-laki bertubuh bongsor itu terkekeh kecil dan perlahan mengejar Lana yang sudah berjalan lebih dahulu didepannya.

"Jalannya gak usah buru-buru kayak dikejar setan tau!"

"Jadi ceritanya mau ninggalin aku nih?"

"Udah dikasih hadiah cantik malah aku ditinggalin, ck cantik-cantik tapi tega."

"Lana! Yakin ninggalin aku nih? Aku ganteng loh entar aku diculik tante-tante lag—"

Lana tiba-tiba menghentikan langkah kakinya yang membuat Jenderal nyaris menabrak tubuh gadis itu. Lalu Lana memutar tubuhnya kebelakang sambil berujar.

"Aku tante-tantenya yang bakal nyulik kamu!"



















TO  BE  CONTINUED

SPAM NEXT BESTIE!

Jenderal Dan Semesta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang