06. Bulan Sabit

48 13 0
                                    

Tetap Update meski gak ada yang baca wkwk

Yang sider jadi crushnya mimi peri:)
—Alana












"KAMU MAU KEMANA? JANGAN PERGI!"

"SADAR NIN DIA BUKAN RIO! RIO UDAH GAK ADA!"

"DIA RIO! RIO KENAPA PERGI? JANGAN PERGI, MAAFIN AKU RI!"

"NINDY SADAR NIN!"

"Ck!  Dasar gila!"

"Lo tuh bisa gak siih jaga ucapan sedikit?" seru Laras yang tau-tau sudah berdiri disamping Lana.

Lana melirik sekilas Laras lalu kembali memfokuskan matanya ke Nindy— teman sekelasnya— yang masih tetap kekeuh mengklaim Bagas sebagai Rio, pacarnya yang sudah tidak ada.

"Kenyataan emang gitu 'kan? Gue yang gila kalo bilang tuh orang gila waras!" ketus Lana. "Nggak ada yang salah 'kan sama ucapan gue? Sensi amat lo?!"

"Lagian ngapain sih dia masih sekolah? Tuh anak keganggu kejiwaanya harusnya dimasukin kerumah sakit jiwa daripada nanti lukai orang-orang yang dia kira Rio, iya engga?" tanya Lana

Laras langsung menatap tajam Lana sumpah demi tuhan ia ingin sekali menghajar Lana sekarang. "Mulut lo bener-bener ya Lan!"

"Kenapa?"

"Dia kayak gitu karna kehilangan orang yang dicintainya kalo lo berada diposisi dia mungkin gue rasa lo juga bakal kek dia!"

Lana menoleh. "Jadi lo nyumpahin gue biar senasib sama Nindy?"

Laras tersenyum miring lalu mengangguk. "Tapi beda cerita Lan kalo Jenderal kayak Rio gue rasa lo bakal baik-baik aja bahkan lo seneng kali ya secara 'kan lo jadi bisa sama Rean. Tapi, kalo Rean yang mati gue yakin pasti lo jadi kayak Nindy, "

Laras memajukan wajahnya kewajah Lana lalu berbisik ditelinga gadis itu. "Jadi orang gila yang kehilangan Rean! Ah  atau mungkin lo juga bakal nyusul Rean kali ya ke alam baka?!"

Lana mendorong keras Laras. "Mulut lo minta dicabein ya Ras?!"

Lana ingin melayangkan satu tamparan ke Laras namun gadis itu telah lebih dulu menahan tangan Lana. "Untuk kemarin gue kecolongan! Tapi, hari ini dan seterusnya nggak akan gue biarin tangan kotor lo nyetuh pipi gue!"

"Lo nyumpahin Rean mati, Hah? Lo mau Rean mati?!"

Laras mendengus geli. "Yaelah Lan semua orang juga nanti bakalan mati kok. Hm gue ubah deh kata-kata gue jadi 'seandainya', seandainya Rean mati itu lebih tepatnya!"

"Ya itu sama aja, seakan-akan lo nyumpahin Rean cepet mati!"

Laras berdecak kesal. "Terserah lo bitch! Capek gue ngomong sama lo. Iya, gue nyumpahin Rean cepet mati, puas lo?! Cepetan deh mati tuh cowok penyakitan!"

"Mulut lo sekali-kali emang harus diberi pelajaran ya Ras! Orang yang layak mati tuh orang yang kayak lo, sialan!" Lana sudah siap melayangkan tamparannya lagi, kali ini ia yakin tamparannya tidak akan meleset namun ketika tangannya melayang diudara, pergerakan tangannya terhenti. Lana menoleh kearah samping pada seseorang yang menahan tangannya.

Jenderal Dan Semesta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang