31. The Bridge

32 7 0
                                    

Jejaknya tinggalin, pren^^

Selamat membaca~~









Suara detak jarum jam terdengar jelas mendominasi kesunyian malam minggu pada hari ini tepat pukul sembilan malam. Empat jam lagi hari akan berganti dan momen yang terjadi satu sekali dalam bertahun-tahun lamanya akan terjadi tengah malam ini ketika langit dihiasin oleh indahnya hujan meteor perseid yang katanya akan terjadi tepat tengah malam hari pada tanggal 13 agustus.

Jenderal sudah merencanakan jauh-jauh hari ketika mendapat kabar akan terjadinya hujan meteor perseid dimana dia akan menyaksikan fenomena langit yang menakjubkan itu bersama kekasihnya, Lana. Namun, siapa sangka rencana tersebut sudah hancur berantakan dan kini hubungannya nyaris diujung tanduk kehancuran akibat perkataannya sendiri.

"Lana." panggil Jenderal pelan.

"Aku mau istirahat Jen, besok aku masih ada kelas!"

"Soal ucapan aku tad—"

"Penting bahas itu sekarang?" Lana menyela cepat. "Bahas aja nanti ketika tepat hari dimana kamu ninggalin aku!"

"Enggak Lan, enggak kayak gitu,"

"Terus apa?" tanya Lana dengan suara bergetar, dia capek dan hatinya sakit hingga dadanya terasa sangat sesak.

"Suatu saat kamu bakal ninggalin aku 'kan?! Kenapa gak hari ini aja, Jen?"

"Aku gak mau ninggalin kamu Lana, tapi..."

"Muak tau gak sih Jen dengernya. Kalo suatu saat nanti kamu bakal kembalin aku ke Rean kenapa gak hari ini aja biar hati aku gak terlalu sakit nantinya." lirih Lana, gadis itu sudah menangis hingga sekitaran matanya memerah bak terbakar.

"Aku gak bisa Lan, aku gak bisa lepasin kamu sekarang,"

"Kenapa? Kamu mau buat aku terlalu sakit? Gak sekalian kamu hancurin aja hati aku!"

Jenderal menghela napas lelah. Kenapa jadi seperti ini, pikirnya. "Aku gak bisa lepasin kamu sekarang maupun nanti Lan bahkan besok, lusa maupun tahun-tahun yang akan datang."

Lana memejamkan kedua matanya, sungguh, dia tidak mengerti dengan maksud ucapan Jenderal barusan maupun pikiran laki-laki itu. "Terus kenapa kamu bilang gitu? Didalam ucapan kamu sama Rean tadi gak ada keraguan sedikit pun yang kamu ucapin." Lana menjeda. Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam, dadanya semakin sesak ia rasakan.

"Udah ya Jen, aku capek. Kita sampai sini aja." sambungnya.

Jenderal menggeleng kuat, hatinya begitu sakit dan dadanya begitu sesak seperti ditusuk belati beracun tepat dihati dan jantungnya ketika mendengar kalimat terakhir yang keluar dari bibir Lana.

"Maksud kamu? Kamu gak serius kan, Lan?!"

"Jembatan yang kita seberangin udah putus Jen. Maka artinya kita harus berhenti disini, kita udah gak bisa berjalan diarah tujuan yang sama lagi." jelas Lana.

Jenderal justru terkekeh pelan. "Kalo jembatan yang ada dihadapan kita sudah putus maka kita cari jalan dan jembatan lain."

"Jen——"

"Emangnya kamu pikir mau nyerah semudah ini?"

Lana terdiam ditempatnya.

"Buat perjuangin kamu itu gak mudah Lan, berkali-kali aku sakit dan hati aku terluka itu karena persahabatan konyol antara kamu sama Rean. Dan sekarang aku nyerah gitu aja karena jembatan yang ada dihadapan kita putus? Enggak lan, aku gak akan nyerah dan cari jembatan lain buat kita seberangin agar kita mencapai arah tujuan yang sama." ujar Jenderal.

Kedua manik obsidian segelap malam itu menatap tajam dan menusuk kedalam netra bening yang menenangkan itu. "Enggak ada kata berakhir diantara kita, Lana!" kata Jenderal menekankan disetiap kata yang dia ucapan, seperti tidak mau dibantah dan diganggu gugat, itu adalah mutlak.

"Kamu egois, Jen. Kamu biarin aku terjebak sendiri dan sakit sendiri."

"Enggak Lan." Jenderal menyela. "Kamu gak ngerti."

"Terus apa? Apa yang aku gak bisa mengerti hm Jenderal?"

Jenderal diam sesaat, laki-laki itu kemudian bangkit dari duduknya dan perlahan melangkahkan kakinya menjauh dari hadapan Lana membuat Lana timbul pertanyaan besar diotaknya. Sebelum benar-benar menghilang dari hadapan gadis itu Jenderal berujar.

"Aku gak tau harus jelasinnya gimana Lan, aku binggung. Aku mau pertahanin kamu tapi gak tau gimana Lan, jadi aku mohon jangan tinggalin Aku."














Bersambung...

Happy independence day 🇮🇩🥳

Proklamasi ke-78 Republik Indonesia. Jaya dan sejahtera selalu Indonesiaku.

Jenderal Dan Semesta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang