25. Part Absurd

24 6 0
                                    

Halo sider 👋




"Jenderal."

Pria berkaos putih polos itu menoleh. Tersenyum lebar hingga kedua matanya ikut tersenyum, dia yang sibuk berkutat dengan pensil dan kertasnya segera menghentikan aktivitasnya saat si oknum yang memanggil namanya menghampiri dirinya.

Senyum itu semakin merekah. "Katanya sibuk mau belajar bareng sama temen-temen kamu tapi kenapa malah kesini?"

"Temen aku kan kamu," Lana menjeda, ikut tersenyum lebar. "Kamu itu temen aku, pacar aku dan.. "

Jenderal menaikkan satu alisnya. "Dan?"

"Calon masa depan aku nanti."

"Calon apa dulu nih?"

Lana merendahkan tubuhnya— mensejajarinya dengan Jenderal yang sedang duduk— kemudian gadis itu terlihat memajukkan wajahnya kedepan wajah Jenderal sambil tersenyum, lantas berujar.

"Calon suami." gumamnya yang terdengar jelas ditelinga Jenderal.

Sang laki-laki sudah nyaris memerah padam wajahnya kemudian dia tertawa kecil, tawa yang sangat menenangkan.

"Iya deh, calon istri." katanya.

Yang disambut senyum lebar Lana lalu sepersekian detik kemudian si perempuan tertawa kecil. "Udah, ah, apaansih masih sekolah juga, adek masih kecil loh mas!"

"Udah mau lulus juga jadi ya gak apa-apa lah, berharap dulu kan boleh, mimpi dulu kan boleh, rencana dulu kan boleh."

"Iya boleh tapi ntar!"

"Ntar nya tuh kapan? Tunggu Dora gak lemot lagi nanya apakah kau melihat gunung? Noh dirumah pak erweh!"

"Tunggu Luffy one piece punya cucu."

Jenderal merotasikan bola matanya jengah. "Punya anak aja belom jangankan punya anak nikah aja belom."

Si perempuan tertawa kecil kemudian mengambil duduk disamping si pria yang mulai kembali melanjutkan aktivitas mengambarnya.

Lana menompang dagunya dengan kedua tangan. "Lagi ngapain sih?"

"Itu basa basi apa mata kamu yang mulai udah katarak?"

"Basa basi aja sih biar mulai buka pembicaraan duluan." kata Lana, bibir ranum gadis itu terlihat mengerucut. "Dih! Ngapa sih kamu galak amat hari ini? Lagi datang bulan ye?!"

"Gak! Lagi datang meteor!"

"Tuh kan galak kayak anjing tetangga."

"Dih aku disamain sama anjing tetangga, jaat kamu!"

"Makanya jangan galak-galak kayak burung gagak!"

Jenderal menaikkan satu alisnya sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal. "Hubungannya sama burung gagak apa ya, sayang?"

Yang ditanya mengeleng pelan. "Gak ada hubungannya sih, asal nyeplos aja sih aku."

Terdengar helaan napas dari bibir Jenderal, dia tidak habis pikir. "Terserah yang punya mulut deh!"

"Tapi aku serius loh! Kamu kenapa galak gitu? Kalo tau nya gini mending aku gak nyamperin kamu dirumah, kamu ngeselin bikin aku kesel!"

Jenderal Dan Semesta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang