24. Sketsa

25 6 0
                                    

Yang sider bisulan:)

Happy reading~






"JEN!"

Jenderal terjingkat kemudian berdecak keras, laki-laki Bermata sipit itu nyaris mengabsen semua nama hewan dikebun binatang, dia paling benci saat tiba-tiba Ajun dan Shaka nyelonong masuk kedalam kamar dan mengagetkan dirinya.

"Itu pintu kamar gue masih berfungsi, masih bisa diketok."celetuk Jenderal.

Shaka nyegir kemudian kembali berbalik kebelakang lalu mengetuk pintu kamar Jenderal.

Tok Tok Tok...

"Udah kan?!" katanya. Membuat Jenderal mendengus keras.

"Bukan ngetuk doang, punya agama kan? Kasih salam kek!" kata Jenderal.

Ajun menyambar. "Gue atheis, btw."

Jenderal langsung menoleh pada Ajun seraya mempelototin laki-laki itu membuatnya menyengir.

"Bercanda!" katanya. "Assalamualaikum akhi."

"Waalaikum'sallam."jawab Jenderal dengan nada ketus. "Kesini cuma tangan kosong doang, bawa buah tangan kek!"

"Nih gue bawa buah betis gue!" seru Shaka sambil menepuk buah betisnya.

Jenderal melempar pensilnya kearah Shaka namun ternyata meleset sebab Shaka lebih cepat mengelak.

"Didalam pasal UUDNS pasal 1003 ayat 896 dikatakan bahwa barang siapa yang melempar benda tajam, benda tumpul, benda berkarat baik itu kecil maupun besar, bulat, lonjong, petak, segitiga dan berbagai macam apapun bentuknya kearah wajah tampan Shaka wajib didenda sepuluh juta dollar dengan sangksi dan hukuman dijual ke tante-tante berbatang." kata Shaka dengan jelas, logis dan panjang.

Sementara Jenderal dan Ajun hanya bisa melongo. "Baru tau ada hukuman dijual ke tante-tante berbatang." kata Jenderal.

"Kalo di Rupiah-in sepuluh juta dollar berapa ya?" tanya Ajun.

Shaka mengedikkan kedua bahunya. "Mana saya tau saya kan ikan!"

"Btw UUDNS paan dah?" tanya Jenderal.

"Undang-undang dasar negara Shaka." jawab Shaka dengan bangganya lalu satu detik kemudian dihadiahkan jitakan kuat dikepalanya yang diberi oleh Ajun dan lemparan dahsyat bantal yang dilempar oleh Jenderal yang tepat mendarat diwajah glowing Shaka.

"Rencana pembunuhan, kalian berdua bisa dipenjara dua abad!" Shaka sedikit meringis.

"Bodo amat!" seru Jenderal dan Ajun bersamaan.

"Geger nih kayaknya otak gue! Tulang rahang gue kayaknya geser dua senti deh, gak simetris lagi dong!" keluh kesah seorang Shaka si orang kaya yang hedon.

Dua sejoli, Jenderal dan Ajun tampaknya tidak peduli sama sekali pada semua keluh kesah sahabatnya itu, mereka berdua tampak sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, meski sebenarnya sih hanya Jenderal saja karena Ajun hanya sibuk dengan ponselnya sedangkan Jenderal sibuk mengambar sketsa dikertasnya.

Jenderal Dan Semesta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang