04. Lelah?

60 12 0
                                    

Yang sider palanya botak:v
Shaka












Lana melangkahkan kakinya dikoridor sekolah, gadis itu berjalan dengan lunglai sebab sejak pagi ia merasa tidak enak badan. Alih-alih beristirahat diUKS gadis itu lebih memilih untuk mencari pacarnya yang sejak kemarin hilang kabar bahkan seperti ditelan bumi.

Lana berdecak kesal ketika atensinya bergerak dan menangkap sosok Ajun yang berjalan seorang diri lantas gadis itu buru-buru mengejar Ajun yang sudah menaiki tangga.

"AJUN!!" panggil Lana.

Ajun sontak menghentikan langkah kakinya saat mendengar bias suara yang tak asing ditelinganya memanggil namanya. "Lana?.... Kenapa?"

"Jenderal mana Jun? Cowok gue sekolah apa enggak? Dia sakit? Dari kemarin gue susah ngehubungi dia!"

Mendapat pertanyaan beruntun dari Lana membuat Ajun terkekeh kecil. "Kok nanya gue sih Lan?! Gue kan bukan emaknya, mana gue tau!"

"Lo kan temennya!"

"Lo pacarnya Lan, masa pacar sendiri kaga tau dimana!"

"Tinggal jawab aja apa susahnya sih Jun?!!" Lana mendengus keras lalu perlahan pergi meninggalkan Ajun dengan perasaan kesal.

Sementara Ajun hanya geleng-geleng kepala lalu diam-diam mengikuti Lana dari belakang.

Disisi lain Lana masih mencari Jenderal saat dirinya melewati perbelokan koridor sekolah ia berpas pas-an langsung dengan Aryo dan pacarnya— Acha.

Sumpah demi tuhan tangan Lana sangat gatal sekali ingin kembali menonjok wajah Aryo yang memuakkan.

"Apa lo liat gue?! Belum puas kemarin kena tonjok? Apa mau lagi?!!" Seru Lana.

Aryo geram, mendengar suara gadis itu membuat darah Aryo mendidih. "Jadi cewek jangan sok jagoan, bangsat! Jangan lo pikir kemarin lo menang lo bisa seenaknya, ya!"

"Ini bukan soal menang atau kalah tapi emang lo yang banci!!" seru Lana. "Mulai sekarang jangan pernah lo tampakin batang hidung lo dihadapan gue. Liat muka lo bikin darah gue naik!"

Setelah itu Lana perlahan mundur sebelum pergi dari tempat itu ia berhenti tepat dihadapan Acha. "Dan lo, " Lana menunjuk wajah Acha. "Tinggalin nih Banci! Orang kaya dia gak pantes dijadiin temen hidup!!"

Acha hanya diam, dia mengepalkan tangannya dikedua sisi tubuhnya sejujurnya Acha juga geram terhadap Lana tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa.

Lana melirik sekilas Aryo. "potong aja tuh barang lo sampe habis, banci!"

Aryo mengepalkan kedua tangannya. Sebelum Lana kembali melangkahkan kakinya suara Aryo telah lebih dulu menghentikan pergerakan gadis itu.

"Orang kayak lo juga gak pantes Lan dijadiin teman hidup terutama buat Jenderal!"

Lana membalikkan badannya, menatap nyalang Aryo yang lebih tinggi darinya. "Enggak usah sok menilai hidup orang lo! Gue pantes gak pantes buat Jenderal itu bukan urusan lo! Tau apa pengecut kayak lo hah?!"

Aryo tersenyum miring. "Kalo gitu lo juga gak usah sok menilai hidup orang!" Aryo menunjuk wajah Lana. "Mulut lo pintar Lan menilai dan mengkritik orang lain tapi lo sendiri gak bisa Intropeksi diri lo sendiri, lo pikir lo yang terbaik? Nggak! Bahkan lo lebih buruk dari gue, sialan!"

BUAGHH

Lana meninju rahang Aryo keras membuat tubuh laki-laki itu terhuyung kesamping.

"DIEM LO BRENGSEK!!" teriak Lana keras. "Kalo bunuh orang gak dosa udah gue bunuh lo dari dulu, anjing!"

Aryo menggertakan rahangnya. Sumpah demi tuhan emosinya sudah tidak tertahan. "Gue udah gak mandang cewek atau cowok lagi Lan, hari ini habis lo!"

Lana mendecih. Gadis itu tersenyum miring, menatap Aryo dengan tatapan meremehkan. "Buktiin banci! Jangan ngomong doang!"

Aryo sudah geram setengah mati. Saat laki-laki itu ingin melayangkan pukulan kewajah Lana, gadis itu telah lebih dulu memberi bogeman ke Aryo kali ini lebih keras sehingga membuat tubuh laki-laki itu tersungkur kelantai.

Lana menarik kerah kemeja sekolah Aryo. "Katanya mau ngabisin gue, Mana hah? Besar omongan doang lo Sialan!"

Lana ingin mendaratkan satu pukulan keras lagi diwajah Aryo namun seseorang telah lebih dulu menarik tubuh gadis itu.

"Udah, Lan!"

Itu Ajun.

Ajun datang melerai karena memang laki-laki itu sedari tadi mengikuti Lana diam-diam dari belakang meski diperjalanan ia terhambat sebab melihat Mina— mantan pacarnya— lebih menarik ketimbang mengikuti Lana. Saat Ajun mulai tersadar, Lana sudah hilang dari pandangannya lalu laki-laki itu kembali mencari Lana saat ia telah menemukannya ia justru menemukan gadis itu sedang baku hantam dengan Aryo. Lagi, gadis itu lagi-lagi bertengkar dengan Aryo. Apakah permasalahan tempo hari belum selesai?

"Lan udah!"

"ENGGAK USAH IKUT CAMPUR JUN!!"

Lana menyentakan tangan Ajun yang menahan dirinya meski begitu Ajun tetap menjauhkan Lana dari Aryo dengan sekuat tenaga sebab keduanya sama-sama beringasan.

Lana yang tetap memberontak dan sulit diberitahu membuat Ajun kepeningan. Laki-laki itu lalu menarik kuat tangan Lana dengan satu kali tarikan lalu berujar.

"Bisa udah gak sih Lan? Lo tau, lo yang beringasan kayak gini bikin Jenderal capek, tau gak?!"















TBC

Jenderal Dan Semesta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang