Henry tertegun mendengar jawaban Elleta, ia tau itu tidak mungkin terjadi setelah memikirkannya lagi. Tapi ia malu mengakuinya, itulah pentingnya berpikir dahulu sebelum kau melontarkannya
"Dari mana kau dapatkan itu?" Tanya Nigel terus menatap pedang itu dengan kerinduan
"Sebelum saya menjawab pertanyaan anda izinkan saya bertanya kepada anda sekalian, apakah kalian bermimpi tentang saya semalam?"
Ketiganya membeku terkejut dengan pertanyaan Elleta, bagaimana bisa dia tau apa yang dimimpikan oleh mereka semalam? Apakah dia seorang penyihir? Itu yang terlintas dibenak ketiganya
"Itu benar! Bagaimana bisa?" Tanya Henry, kepribadian Henry memang lebih sembrono dibanding Nigel yang persis seperti Duke
"Apa ayah dan kakak memimpikan hal yang sama? Dengan dia yang menyayat lehernya menggunakan pedang ibu?" Duke dan Nigel mengangguk menjawab pertanyaan Henry yang saat ini melotot terkejut
"Ba-bagaimana kau-"
Ucapan Henry terpotong saat Elleta menurunkan kerah gaun yang ia pakai hingga terlihat bekas memerah dilehernya, kini semuanya tidak bisa menyembunyikan lagi keterkejutan mereka setelah melihat leher Elleta
Mereka semua belajar berpedang dan pasti memiliki luka karena latihan maupun turun ke medan perang jadi mereka pasti tau bagaimana luka karena sayatan pedang, dan itulah yang mereka lihat dileher Elleta saat ini
Hanya Elleta yang saat ini bersikap tenang dan menatap mereka satu persatu menunggu ketiga pria Hevadal itu tersadar dari keterkejutan yang dialaminya, Elleta menunggu kata-kata yang akan ditanyakan ataupun dinyatakan oleh ketiganya terutama Duke yang mengusulkan dirinya untuk bunuh diri dan memberikan pedang kesayangan ibunya sendiri pada dirinya seakan-akan berkata "Dia mati karena salahmu maka tebuslah dosamu dengan membunuh dirimu sendiri"
Menggunakan pedang kesayangan ibunya sendiri seakan-akan Duchess lah yang membunuhnya, tapi apakah Duchess ingin membunuhnya? Elleta kecil tidak meminta Duchess untuk mengorbankan dirinya sendiri demi melahirkan seorang bayi perempuan yang menjadi impian Duke
Duchess menyayangi bayi kecilnya itu sehingga ia rela berkorban demi kehidupan Elleta. Sempat terlintas dipikiran Elleta mengapa Duke tidak membunuhnya langsung pada saat itu, mengapa Duke harus mengasingkannya seperti ini? Apakah itu sebagai bentuk balas dendamnya pada Elleta yang bahkan tidak meminta untuk dilahirkan
Elleta sering berpikir untuk bunuh diri namun ia kembali teringat dengan Duchess yang sudah rela mengorbankan dirinya sendiri demi hidup putrinya itu, maka dari itu Elleta tidak ingin menyia-nyiakan pengorbanan ibu yang sangat ia sayangi meskipun tidak pernah merasakan bagaimana kasih sayang seorang ibu
"Menjawab pertanyaan anda, saya tidak tau bagaimana bisa pedang itu bisa berada diatas tempat tidur saya tadi pagi. Yang pasti Dewa telah mengabulkan permintaan saya dengan kalian yang mengingat apa yang terjadi pada saya waktu itu, apakah ada pertanyaan lagi?"
Elleta merasakan tatapan mereka berubah entahlah mungkin itu hanya perasaan Elleta saja, ia tidak mau lagi memikirkan bagaimana pandangan orang-orang padanya
Jika respon mereka masih sama Elleta akan pergi, benar-benar pergi dan tidak akan kembali lagi ia akan meminta pada Duke untuk mencabut nama Hevadal dari dirinya. Saat ini semua keputusan yang akan Elleta ambil kedepannya tergantung pada respon yang ketiga pria ini tunjukkan
Tangan Duke terangkat memberikan tanda pada kepala pelayan yang langsung mengerti dan mengajak seluruh pelayan yang berada diruangan itu untuk keluar
"Kau mengingat sakitnya?" Tanya Duke sedikit dengan suara yang sedikit bergetar
"Menurut anda?" Tanya Elleta balik, dia diam selama beberapa detik menatap tanpa ekspresi diwajahnya "lalu apakah anda masih mengingat rasanya saat saya mengambil pedang ini dari tangan anda?" Lanjutnya
"Aku mengerti" sepertinya Duke Hevadal yang terkenal dengan kepintarannya itu sudah menyimpulkan sesuatu
"Saya akan mengembalikan pedang ini pada anda, saya pamit undur diri" Elleta lalu pergi meninggalkan ketiganya yang masih terdiam sampai pintu ruang ditutup
"Jack" panggil Duke
"Iya Tuan?" Asisten Duke itu dengan cepat berjalan mendekati Duke
"Berikan satu pelayan pribadi untuk memata-matainya lalu segera panggil Viviene kemari"
***
Sesampainya dikamar Elleta duduk bersender diranjang membaca buku novel horror peninggalan Duchess yang ia temukan didalam gudang samping kamar tidurnya
Baru saja membaca satu halaman terdengar bunyi ketukan dipintunya yang sudah mulai berubah warna dari putih menuju abu-abu itu
"Siapa?" Tanya Elleta masih dengan posisi nyamannya
"Saya Diana pelayan pribadi anda nona"
Elleta membuka pintu dan nampak seorang perempuan berambut hitam sebahu dengan mata coklatnya menunduk, "Angkat kepalamu aku perlu melihat wajahmu" ucap Elleta
Diana mengangkat kepalanya dengan sedikit tersenyum, Elleta menatapnya lekat lalu mengangguk kecil "Baiklah kau boleh masuk"
Diana masuk dan mengedarkan pandangannya pada setiap sisi ruang ia sangat terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini. Langit-langit yang penuh dengan debu dan disetiap sudutnya ada sarang laba-laba
"Maaf nona tapi apakah tidak ada pelayan yang pernah datang membersihkan kamar anda nona?" Diana memberanikan dirinya untuk bertanya
~
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER TRUTH [END]
Historical Fiction"Buktikan bahwa bukan kau yang meracuninya dengan pedang ini" ucap Duke Hevadal dengan wajah yang sedingin dinginnya pada putri kandungnya sendiri Elleta dengan langkah yang ragu melangkah mengambil pedang yang berada digenggaman Duke saat itu diiri...