Pintu ruangan terbuka menampakan Elleta dengan balutan gaun yang sangat simple berwarna biru muda. Nampak sangat pas dengannya.
Hanya Sebastian yang berdiri memberi salam pada Elleta, Madam hanya duduk sambil melihatnya dengan tatapan tak senang.
Elleta pun duduk berhadapan dengan Madam dan Sebastian, sedangkan Duke duduk disofa single sebelah kiri Elleta. Tidak ada yang bisa menebak isi kepala Duke saat ini.
"Dengan begini anda bisa menilai sendiri Yang Mulia, apakah nona butuh guru tata krama atau tidak" ucap Madam tersenyum meremehkan Elleta
"Ikutilah kelas tata krama Elleta, jangan membantah." Ucap Duke singkat
Jika dipikir-pikir kembali, kelas tata krama tidak buruk. Tata krama bangsawan jelas lebih ketat dibandingkan tata krama dasar. Apalagi ia sebentar lagi akan debut dipergaulan atas dan masih harus membangun koneksi, agar usaha yang ia jalankan bisa lancar dan diterima dengan baik dikalangan bangsawan.
Harga Sebastian pasti mahal, selama bukan menggunakan uangnya, kenapa tidak? Toh nanti ini akan berguna bagi kehidupannya. Tentu saja ia tidak akan menerapkannya dikediaman Hevadal, ia hanya akan menerapkannya saat bertemu dengan bangsawan-bangsawan lainnya.
"Baik Yang Mulia" jawaban Elleta membuat Madam tersenyum puas
"Kau kira aku akan berubah hah?" Batin Elleta mengejek
"Nigel akan bertunangan sebentar lagi, Madam yang akan membantumu menyiapkan segala hal yang kau perlukan. Jadi tolong bersikap baiklah padanya." Jelas Duke lalu berdiri dan berlalu pergi tanpa pamit
"Kau dengar itu? Siapkan dirimu besok" ucap Madam setelah Duke pergi, dengan senyuman lebarnya ia pun pergi untuk melanjutkan pekerjaannya memerintah para pelayan agar kediaman ini semakin terurus.
Tersisa Sebastian dan Elleta diruangan ini, "Kelas akan dimulai pukul delapan pagi besok, mohon bantuannya" ucap Sebastian tersenyum simpul
"Baiklah, aku akan datang pukul sepuluh besok" balas Elleta lalu pergi meninggalkan Sebastian sendiri
Setelah beberapa saat sendiri Sebastian yang bingung pun menghela napasnya, lelah menghadapi Elleta. Ia tetap akan datang pukul delapan besok, kalau perlu akan ia bangunkan Elleta.
Pintu kembali terbuka menampakkan Diana yang berjalan kearahnya sembari sedikit menunduk.
"Maaf tuan, nona meminta anda agar segera pergi dari sini karena tidak ingin ada barang yang hilang" ujar Diana sopan, kesopanan dan pemilihan kata yang dilontarkannya sangat berbeda jauh.
"A-apa?! Nona menuduh saya pencuri?" Ucap Sebastian tidak terima
"Nona tidak bilang anda adalah pencuri tuan. Tapi itu memungkinkan." Balas Diana masih dengan menunduk sopan
"Bahkan pelayannya pun sama?!" Batin Sebastian mulai tidak kuat dengan keabsurdan kediaman ini
Ia pun berdiri dan berjalan menuju pintu keluar diantar oleh Diana sampai ke kereta kuda. Diana berdiri sampai kereta kuda yang mengantarnya keluar dari gerbang barulah ia kembali masuk kedalam kediaman. Memastikan bahwa Sebastian benar-benar pergi.
Sebastian yang melihat prilaku Diana hanya bisa mengerutkan dahinya bingung, apakah seberbahaya itukah dirinya?
***
"Dia sudah pergi?" Tanya Elleta saat Diana baru masuk kedalam kamar
"Sudah nona" setelah mendengar jawaban Diana, Elleta hanya diam berdiskusi dengan dirinya sendiri
Setelah berpikir beberapa saat, Elleta segera mengganti bajunya dengan celana dan kaus serta mantel dengan topi bundar yang lebar.
"Ayo Diana, kita harus ke pasar" ajak Elleta
"T-tapi kita harus meminta izin terlebih dahulu pada Yang Mulia Duke, nona"
"Meminta izin butuh waktu Diana. Nanti toko yang aku cari akan tutup." Balas Elleta tanpa basa basi langsung menarik Diana untuk ikut dengannya, mengendap-endap keluar agar tidak ditemukan oleh Madam maupun pelayan yang mungkin saja akan melaporkan dirinya pada Madam.
"Apa tidak apa nona melewatkan makan malam?" Tanya Diana khawatir
"Ck kita bisa makan malam diluar" Elleta mulai lelah dengan semua kekhawatiran Diana, tapi hanya Diana lah yang mengkhawatirkan dirinya terlepas dari pekerjaannya.
Akhirnya setelah berjalan kaki selama lima belas menit mereka pun sampai dipusat kota, tujuan utama Elleta datang kemari adalah mencari designer Leah.
Leah adalah designer berbakat yang akan terkenal dalam beberapa bulan kedepan, karena keberaniannya untuk menerobos masuk kedalam toko pakaian milik Countess Brinley, toko pakaian Countess Brinley adalah toko fashion elit saat ini.
Leah terpaksa melakukan itu demi kelangsungan hidupnya, ayahnya seorang pemabuk dan penjudi. Sejak kecil Leah selalu membantunya untuk menjahit pakaian rusak para pelanggan ibunya.
Leah hidup sebatangkara sejak kejadian mengenaskan yang menimpa keluarganya. Saat itu ayahnya yang frustasi karena kalah berjudi pulang dengan keadaan mabuk berat, ibunya pun membantu ayahnya untuk mengganti pakaiannya, namun ayahnya marah dan memukul kepala ibunya dengan botol minuman beralkohol yang berada ditangannya.
Darah terus mengalir keluar dari kepala ibunya, menyadari telah melakukan kesalahan ayahnya pun berlari keluar mencoba kabur. Leah yang menyaksikan kegilaan ayahnya sejak awal pun berlari mengejar ayahnya sembari berteriak pembunuh.
Para warga pun mengejar dan berhasil menangkapnya, saat berada didalam penjara ayahnya ditemukan bunuh diri dengan menggantung dirinya dilangit-langit penjara.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER TRUTH [END]
Historical Fiction"Buktikan bahwa bukan kau yang meracuninya dengan pedang ini" ucap Duke Hevadal dengan wajah yang sedingin dinginnya pada putri kandungnya sendiri Elleta dengan langkah yang ragu melangkah mengambil pedang yang berada digenggaman Duke saat itu diiri...