82

47.6K 6.9K 75
                                    

"Nigel?" Gumam Elleta pelan saat melihat tubuh Nigel yang terbaring disebuah meja yang terbuat dari besi, dengan tubuh yang membiru.

Dari belakang Duke mendorong pelan punggung Elleta untuk berjalan masuk kedalam bersamanya dan Diana. Duke dengan cepat menjelaskan jika dileher Nigel terdapat bekas cekikan dan juga lengan kanan dan kirinya yang terdapat beberapa luka goresan

"Terdapat dna Viviene dibeberapa luka tersebut." Ucap Duke sembari menggenggam erat ujung meja besi yang sangat dingin tersebut

Pantas saja saat sedang perjalanan kemari Elleta tak sengaja melihat salah satu pintu sebuah ruangan diruang bawah tanah ini terbuka dan terdapat dokter Oliver yang berpakaian lengkap khas seorang dokter yang sedang bertugas di dalamnya.

Setelah menjelaskan dan menunjukkan bukti-bukti yang kuat kepada Elleta, mereka akhirnya keluar dari ruangan yang sangat dingin tersebut.

"Lantas apa yang akan anda lakukan selanjutnya?" Tanya Elleta kepada Duke

"Memastikannya mendapatkan hukuman mati. Nyawa dibalas dengan nyawa." Jawab Duke penuh keyakinan

"Jika anda membutuhkan bantuan jangan sungkan untuk memberitahukannya kepada saya." Balas Elleta

***

Keesokan harinya Elleta datang mengunjungi Alexia, keadaannya terlihat sangat mengenaskan dengan matanya yang membengkak dan memerah. Ditambah dengan tubuhnya yang semakin kurus dan pakaian lusuh yang ia kenakan.

"Nona." Panggil seorang sipir wanita

"Ya? Ada apa?" Jawab Elleta yang dipanggil saat akan masuk kedalam ruangan tempat Alexia dan dirinya bertemu nanti.

"Bisakah anda membujuknya agar tidak lagi menangis dan berteriak semalaman? Itu sangat mengganggu ketenangan penghuni sel lain." Ucap sipir wanita tersebut

"Akan saya usahakan." Balas Elleta sembari tersenyum hangat kepada sipir tersebut

"Terimakasih Nona." Ujar sipir tersebut dibalas anggukan kecil oleh Elleta.

Elleta pun masuk ke dalam ruangan yang telah terdapat Alexia duduk disana dengan tenang mungkin? Dengan tatapan tajam yang menatap Elleta dari atas hingga bawah tanpa terlewat seinci pun.

Elleta duduk dengan santai dihadapan Alexia yang sudah mulai tidak dapat menahan amarah yang ia rasakan, "Dasar adik tidak tahu diri! Aku sadar sekarang jika sejak awal kau memang mengincar nyawa Nigel dengan menghasut dan memperalatku." Desis Alexia yang semakin lama semakin mendekatkan wajahnya ke Elleta.

Elleta hanya tersenyum miring menanggapi kata demi kata makian dan teori-teori kosong Alexia yang tidak tahu apa-apa.

"Apa kau ingin mengetahui suatu fakta menarik yang selama ini ayah tercintamu itu sembunyikan?" Ucap Elleta tepat disamping wajah Alexia.

Mata Alexia melebar, "Cih, pasti salah satu tipu muslihatmu lagi bukan? Aku tidak akan lagi mempercayaimu atau pun menjadi alat lagi untukmu." Balas Alexia menatap yakin Elleta tepat dimatanya.

"Apakah kau tahu jika sebenarnya kita adalah sepupu?" Tanya Elleta sembari memiringkan kepalanya perlahan ke kanan.

"Apa maksudmu?!" Tanya Alexia yang mulai lupa dengan janji kepada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan mempercayai Elleta.

"Kita adalah sepupu," Ulang Elleta dengan senyuman tipis diwajahnya "Ada apa dengan wajahmu? Bukankah seharusnya kau senang kita adalah sepupu." Lanjut Elleta sembari mengelus pelan pipi Alexia.

Alexia hanya bisa terdiam dengan wajah terkejutnya, pikirannya tidak bisa mencerna apa yang dikatakan oleh Elleta saat ini. Bukankah Duke tidak memiliki satupun saudara kandung? Hanya Duchess yang memilikinya itu pun seorang Saintess. Tidak mungkin ia adalah putri dari seorang Saintess.

Setelah memikirkan hal-hal tersebut akhirnya Alexia tersenyum miring dan menatap Elleta remeh, "Kebohongan mu itu sangat tidak masuk akal Elleta, belajarlah lagi dan kembali lagi kemari saat kau menemukan topik yang menarik."

"Ingin bukti?" Tawar Elleta

"Buktikan jika kau bisa." Jawab Alexia tersenyum angkuh.

"Baiklah, akan kuberikan buktinya kepadamu dua hari lagi." Balas Elleta lalu mengeluarkan sebuah pisau kecil dari kantungnya.

"Berikan tanganmu." Ucap Elleta dengan Diana yang memegang sebuah botol kecil yang terbuat dari kaca.

Alexia tanpa mengatakan apapun mengulurkan tangannya kepada Elleta, lalu lengannya pun disayat oleh Elleta dengan pelan kemudian darah yang mengalir keluar pun dimasukkan oleh Diana kedalam botol kaca yang ia bawa.

Setelah itu Elleta pun beranjak pergi meninggalkan Alexia yang kini duduk dikursi menatap Elleta masih dengan tatapan angkuh.

Saat tepat diambang pintu Elleta berhenti lalu kembali membalikkan badannya melihat Alexia, "Ah! Aku melupakan sesuatu, seorang sipir memberitahuku bahwa jika kau berteriak lagi ketika malam maka kau akan dimasukkan kedalam ruangan yang lembab dan penuh tikus." Jelas Elleta lalu pergi diikuti Diana.

"Tcih" Decihan Alexia dapat Elleta dengar sebelum akhirnya pintu tertutup.

"Bagaimana Nona?" Tanya sipir wanita yang sama

"Kemungkinan besar dia tidak akan membuat keributan malam ini dan seterusnya, jadi kalian bisa tenang." Jawab Elleta dengan senyum hangat.

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang