16

112K 14.5K 89
                                    

Melihat tanggapan yang diberikan Diana, Sebastian hanya mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Mohon tunggu Tuan" ucap Diana sembari menutup pintu perlahan dan dengan segera menepuk pelan pada tubuh Elleta

Diana memanggil Elleta terus menerus sembari mengguncang tubuh yang masih saja tertidur lelap itu. Elleta sempat terbangun namun kembali tidur karena matanya sangat-sangat berat, ia baru saja tidur saat matahari mulai menampakkan cahayanya.

"Maaf tuan, tapi nona sangat kelelahan. Bisakah kelasnya diundur pada sore hari?" Usul Diana pada Sebastian, menyerah pada keadaan.

"Tidak. Jadwalku sangat padat, biar aku yang membangunkannya" ucap Sebastian lalu masuk kedalam, jujur saja kakinya sudah sakit berdiri sedari tadi menunggunya untuk bangun.

Diana ingin menghentikannya tapi langkah Sebastian sangat cepat, sehingga kini ia sudah berada disamping ranjang Elleta.

"Nona, sebaiknya anda bangun sekarang sebelum saya melaporkannya pada Madam dan membuat keadaan semakin rumit" ucap Sebastian

"Aagghh! Ibu dan anak sama saja." Gumam Elleta yang terpaksa bangun, yang kini duduk diranjangnya.

Melihat Elleta yang sudah terbangun, Sebastian pun berbalik berjalan menuju pintu keluar,
"Tolong siapkan nona. Saya tunggu diperpustakaan 10 menit lagi" ucap Sebastian pada Diana

***

Elleta duduk berhadapan dengan Sebastian yang kini menatapnya tajam, senyuman tadi pagi kini sudah menghilang sepenuhnya.

Pelajaran tata krama pun dimulai dan selama pembelajaran Elleta yang berusaha untuk serius selalu menguap, membuat Sebastian yang awalnya terus menegur Elleta pun menjadi lelah dan membiarkannya begitu saja.

Kelas pun berakhir tepat dijam makan siang, begitu selesai Sebastian langsung pamit karena jadwalnya yang sangat padat.

"Jangan bekerja terlalu keras" balas Elleta saat Sebastian memberi salam untuk pergi

Ia hanya merasa kasihan pada Sebastian yang bekerja dengan sangat keras sampai terbentuk sangat jelas kantung dibawah matanya, padahal ayahnya sangat menyayangi dirinya tapi apadaya seluruh keuangan diatur dan dipegang oleh Madam.

Sebastian terdiam sesaat lalu pergi tanpa membalas Elleta. Entah mengapa hatinya menghangat, mungkin karena baru kali ini ada orang yang mengatakan hal seperti itu padanya.

Mungkin ia harus merencanakan liburan selama beberapa hari, sudah lama ia tidak merilekskan pikirannya. Pikir Sebastian.

***

"Selamat siang nona" sapa Leah yang menemui Elleta setelah makan siang

"Kau sudah siap?" Tanya Elleta yang masih mengancing mantelnya dan membelakangi Leah

"Sudah nona" jawab Leah tersenyum lembut

Penampilan Leah terlihat lebih baik, rambut coklat yang sebelumnya terlihat kusam kini terlihat mengkilau dan ringan mengikuti angin. Mata birunya terlihat lebih jernih. Wajah cantiknya pun semakin terlihat, membuat Elleta sempat terkejut akan penampilan cantik Leah.

"N-nona? Anda baik-baik saja?" Tanya Leah karena Elleta terdiam menatapnya sejak berbalik

"Ah maafkan aku, kau terlihat sangat berbeda. Sangat cantik" puji Elleta jujur

"Ini semua berkat anda nona, terima kasih" balas Leah tersipu, menunduk malu karena pujian yang dilontarkan Elleta

"Ayo!" Ajak Elleta menarik lengan Leah untuk berjalan berdampingan dengannya

Tujuan mereka saat ini adalah toko kain dikota, setelah mendesain selama berjam-jam akhirnya mereka pun telah menemukan desain yang pas dan tepat untuk Elleta.

Jangan tanya bagaimana caranya mereka pergi, tentu saja dengan bantuan Liliana, Joley dan Diana. Melewati jalan dibelakang asrama pelayan yang menjadi transportasi bahan makanan maupun keperluan lainnya dikediaman selatan.

Setibanya dikota, Elleta dan Leah segera menuju kepasar untuk memilih kain yang pas dan juga membeli mesin jahit dengan bahan-bahan lainnya yang dibutuhkan oleh Leah nantinya.

Saat melewati sebuah restoran Elleta melihat Henry dan seorang wanita berambut merah muda duduk berhadapan dari kaca restoran. Sepertinya wanita itu lah yang disukai oleh Henry dan Sebastian.

Apakah ia harus memberi tau Sebastian bahwa sahabatnya itu juga menyukai perempuan yang sama dengannya? Jujur saja Elleta tidak tega melihat masa depan Sebastian hancur karena penolakkan wanita itu.

Dikehidupan sebelumnya setelah penolakkan itu Sebastian yang jenius menjadi bahan perbincangan, dan semakin banyak rumor buruk tak berdasar bermunculan. Sehingga membuat dirinya kehilangan koneksi maupun kesempatan.

Tapi setelah dipikir-pikir, tidak buruk membuatnya dijauhi oleh para bangsawan. Sehingga lebih mudah untuknya merekrut Sebastian yang jenius untuk bekerja padanya. Rencana yang bagus, pikir Elleta mengurungkan niatnya memberi tau Sebastian mengenai hal ini.

Sepulangnya mereka dari kota, Leah langsung mengerjakan gaun yang telah dirancang dikamar asramanya dan Diana. Demi ke rahasiaan yang terjaga ia pun harus satu kamar dengan Diana.

Matahari pun mulai terbenam, sesuai janji Madam datang bersama seorang wanita paruh baya yang ditugaskan oleh Countess Brinley. Setelah mengukur ukuran badan Elleta, wanita itu pun mengeluarkan sebuah katalog berisi rancangan berbagai macam jenis gaun pesta didalamnya.

Elleta memilih gaun berwarna merah muda yang terlihat paling besar, norak dan mahal diantara semuanya, toh Duke yang akan membayarnya. Semua terlihat sangat berat dengan gaun yang berlapis-lapis dan membuatnya harus mengenakan korset yang sangat menyesakkan.

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang