73

61.7K 8.8K 74
                                    

"Apa yang membawamu kemari Orla?" Tanya Viviene kepada Orla yang hanya datang sesekali ke Kuil Suci untuk beribadah.

"Apa yang sudah kau perbuat pada suamiku?!" Tanya Orla tanpa basa-basi langsung meninggikan nada suaranya.

"Tidak ada, hanya membuka mata suamimu." Jawab Viviene santai sembari menandatangani beberapa kertas pada meja kerjanya.

Baron Brinley, suaminya yang sangat taat setiap minggunya tidak pernah absen untuk beribadah ke Kuil Suci.

BRAK!

"Dengan menyuruhnya untuk menceraikanku?! Kau pikir kau bisa bertahan sampai hari ini karena siapa jika bukan karena diriku yang merahasiakan semua kebusukanmu!" Balas Orla menggebrak meja kerja Viviene dengan kedua tangannya.

"Kau pikir kau bisa menikmati segala kemewahan ini karena siapa? Kau merahasiakan kebusukanku pun karena aku yang memberikan posisi yang sekarang kau tempati kepadamu bukan?" Timpal Viviene menyandarkan punggungnya pada kursi dan menatap Orla sembari tersenyum.

"Akan kuungkapkan kepada dunia bahwa kau bukanlah Saintess yang sesungguhnya!" Orla mengambil sebuah pulpen yang terletak diatas meja dan dengan cepat menusuk tangan Viviene dalam lalu mencabutnya kembali dengan sangat cepat.

"AAKHH!! SIALAN KAU ORLA!" Seru Viviene sembari melihat Orla yang langsung pergi.

Orla berlari cepat kearah kereta kuda miliknya yang sudah menunggu sedari tadi, untung saja hari ini bukanlah hari para jemaat beribadah sehingga Kuil Suci sangat sepi.

Orla memasuki kereta kuda lalu mengatur napasnya dan memejamkan matanya karena ia kelelahan, kereta kuda pun berjalan.

"Kau pikir orang-orang akan percaya?"

Orla langsung membuka matanya dan melihat panik ke asal suara.

"Siapa kau?!" Tanya Orla panik

"Kau ingin membalasnya bukan? Bergabunglah denganku maka nyawamu akan kulindungi."

***

Elleta membuka pintu butik diikuti Sebastian sebagai pekerja baru dibutiknya, Sebastian sedikit terkejut karena melihat isi butik yang sangat sibuk. Para pekerja terus bolak balik sangat cepat dan mulut mereka terus berbicara saling memberikan informasi, membuat keadaan butik sangat padat.

"Leah" panggil Elleta

"Perkenalkan dia adalah Sebastian, mulai hari ini dia bekerja sebagai bendahara. Tolong berikan dia segala informasi yang dibutuhkan." Ujar Elleta pada Leah

"Mari Tuan." Ucap Leah lalu pergi kearah ruangan milik Sebastian, diikuti Sebastian dibelakangnya.

Elleta pun berbalik dan langsung berjalan membantu para pekerja, butiknya sangat sibuk menjelang hari-H pernikahan penerus Duke Hevadal, dikarenakan banyak para bangsawan yang memesan gaun padanya.

Elleta membuka buku pesanan dan melihat banyak pesanan baru yang masuk hari ini, "Kalian yakin bisa menyelesaikannya dalam satu hari?" Tanya Elleta kepada salah satu pekerja.

"Kami yakin Nona, karena mereka semua tidak pilih-pilih mengenai model gaun mengingat waktu yang tersisa sangat sedikit." Jawabnya

"Apa mereka pindah dari Brinley?" Tanya Elleta yang mulai menyadari sesuatu.

"Betul Nona, Butik Brinley tiba-tiba saja membatalkan semua produksi pada hari ini." Jawab salah satu pekerja.

"Apa kalian tahu penyebabnya?" Tanya Elleta penasaran dijawab gelengan kepala dari mereka.

"Diana" panggil Elleta

"Ya, Nona?"

"Tanyakan ini pada Liliana dan Joley, mereka pasti tahu sesuatu."

"Tentu Nona" jawab Diana lalu pergi meninggalkan butik.

Tring!

"Maaf kami tutup hari i-" ucap seorang pekerja yang terpaku karena melihat siapa yang memasuki butik.

Tidak hanya ia seorang tetapi semua orang yang berada didalam butik itu terdiam karena kedatangannya, "Selamat datang Baroness Brinley." Ucap Elleta membuat semua pekerja kembali tersadar dan melanjutkan pekerjaan mereka.

Kini mereka berdua pun berpindah keruang kerja Elleta yang tenang, "Maaf datang mengganggu anda disaat yang tidak tepat." Ucap Orla tersenyum simpul

"Saya akui anda memang datang disaat yang tidak tepat Baroness, apa yang membuat anda datang kemari?" Tanya Elleta

"Benar kata Tuan Declan, anda memang tidak bisa berbasa-basi." Gumam Orla yang masih dapat didengar oleh Elleta, membuat Elleta mengerutkan keningnya saat mendengar nama Declan.

Orla pun menyerahkan sebuah pulpen penuh darah beralaskan sapu tangan, "Darah itu milik bibimu."

Elleta reflek melebarkan matanya dan menatap Orla, Orla pun menceritakan  bagaimana bisa ia menyakiti Viviene. Dimulai dengan Viviene yang menghasut suaminya untuk menceraikannya hingga ia yang mendatangi Viviene. Ia bercerita tanpa menceritakan masa lalunya yang mengetahui jika Alexia adalah anak dari seorang Saintess.

Elleta menyadarinya dan ia pun menyadari kemana arah Declan akan membawa Orla nantinya, "Intinya anda ingin membalas dendam kepada Saintess karena sudah mengetahui bahwa ia membawa pengaruh buruk pada pernikahan anda bukan?"

"Itu benar, jika saya boleh tahu apa yang membuat anda bergabung dengan Tuan Declan?" Tanya Orla penasaran mengapa Elleta ingin membalaskan dendam kepada bibinya sendiri.

Elleta tersenyum tipis mendengar pertanyaan yang dilontarkan Orla kepadanya, "Anda tidak perlu mengetahuinya Baroness, bukankah yang anda perlukan sekarang adalah perlindungan?"

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang