13

122K 16.2K 100
                                    

Disore harinya, Diana memasuki kamar Elleta untuk menyiapkan air mandi

"Nona!! A-apa yang nona lakukan diatas sana?!" Ujar Diana panik saat melihat Elleta yang duduk diatas pagar balkon

"Kau berlebihan" gumam Elleta yang masih bisa didengar oleh Diana, tanpa ada niatan untuk turun

"Nona, ayo turun. Itu berbahaya" bujuk Diana sembari berjalan dengan perlahan mendekati Elleta

Elleta hanya memutar matanya malas, dan dengan tiba-tiba saja dia menjatuhkan dirinya kebawah. Jantung Diana seakan ikut terjatuh saat melihat Elleta.

Dengan cepat ia berlari lalu melihat ke bawah, "Nona!!!!"

Saat melihat kebawah Diana langsung bernapas lega, melihat Elleta yang berdiri tegak sembari tersenyum melihat kearahnya.

"Cepat turun. Kita harus segera menanam ini" ucap Elleta sembari mengangkat kantong kecil berisikan bibit, sembari menggoyangkannya.

Diana segera berbalik dan turun melewati tangga, lalu memerintahkan dua orang pelayan untuk mengambilkan peralatan berkebun digudang belakang.

***

"Bibit apa itu nona?" Tanya Diana penasaran, lalu berjongkok disamping Elleta

"Ini pohon ek"

"Tapi bukankah sudah banyak pohon ek dikediaman ini nona?"

"Kondisi pohon ek dikediaman ini sudah berumur, sebentar lagi pasti akan ditebang oleh Madam"

Diana mengangguk mengerti dengan bibir yang membentuk huruf O, "Lalu dari mana nona mendapatkan bibit pohon ek ini?"

"Ini terselip didalam peti yang berisi peninggalan dari ibu. Nah sudah beres!" Elleta pun bangkit sembari membersihkan kedua tangannya dari tanah

Fokus Elleta dan beberapa pelayan yang berada bersamanya teralihkan kearah gerbang, saat terdengar suara kereta kuda memasuki kediaman selatan. Sejak kepindahan Madam kemarin kediaman ini menjadi sangat sibuk.

"Bukankah itu adalah kereta kuda Yang Mulia Duke?" Gumam Diana yang bisa didengar oleh mereka bertiga

"Benar, itu adalah kereta kuda Duke" jawab salah satu pelayan lainnya

Para pelayan pun dengan segera memposisikan diri mereka berdiri dibelakang Elleta sembari menunduk. Kereta kuda pun berhenti tepat didepan Elleta yang berdiri ditanah dengan kondisi berkeringat, alas kaki yang sudah kotor karena tanah begitu pula dengan kedua tangannya yang bernasib sama.

Madam turun dari kereta kuda menatap sinis Elleta dari atas sampai ujung kakinya dengan jijik, Sebastian masih setia dengan senyum sopan yang sama dengan saat Elleta membuka pintu kamarnya.

"Bersihkan dirimu, dan segera ke ruang keluarga" ucap Duke lalu pergi diikuti Madam dan Sebastian dibelakangnya

Elleta pun berjalan dibelakang mereka, dengan jarak yang lumayan jauh. Ia malas berdekatan dengan mereka.

Setelah itu ia pun membersihkan diri dengan santai, tanpa beban. Diana dan dua pelayan yang sedari tadi bersama mereka pun bergegas membantunya bersiap.

"Bukankah mereka yang perlu denganku? Biarkan saja mereka menunggu" jawab Elleta saat salah satu pelayan itu, Liliana menjadi sangat panik dan berkeringat dingin.

"Bagaimana kalau kami dipecat nanti nona?" Tanya Joley teman dekat Liliana yang juga menjadi pelayan dikediaman selatan

"Maka akan kupekerjakan lagi kalian" jawab Elleta santai

Mereka sekarang bekerja dibawah Duke, jika dipecat maka akan Elleta pekerjakan kembali mereka dibawahnya. Mudah bukan? Tapi tentu saja hanya mereka bertiga yang akan Elleta pekerjakan kembali jika nama Hevadal tidak lagi berada dibelakang namanya.

Kasihan, tentu saja Elleta mengasihani semua pelayan yang sudah baik dengannya disini. Tapi jika harus mempekerjakan kembali mereka semua maka uang yang sudah diberikan oleh ibunya akan habis dalam sekejap. Ia harus memperkaya dirinya terlebih dahulu agar bisa membantu orang disekitarnya tanpa perlu memikirkan uangnya.

Bagaimana bisa dia membantu mereka kalau dia sendiri saja butuh bantuan? Itu akan menjadi lebih sulit, entah baginya atau bagi mereka.

Rencana awalnya tentu saja membuka usaha dengan menggunakan warisan yang ibunya berikan, ia sudah mencatat semua barang yang akan menjadi hits diantara para bangsawan maupun rakyat biasa, dengan bantuan ingatan masa lalunya tentu saja.

Elleta bersyukur karena tidak satupun Hevadal yang mengingat seluruh ingatan dikehidupan sebelumnya, mereka hanya mengingat moment ketika ia bunuh diri. Kalau tidak akan semakin kaya nama Hevadal, ia tidak rela itu terjadi.

Mereka harus merasakan tidur kedinginan dengan kain tipis dan hal menyedihkan maupun menyakitkan yang pernah ia alami selama ini. Tidak ada lagi Elleta yang menatap mereka dengan kasih sayang.

Tok tok tok...

Diana pun segera keluar dari kamar mandi, membuka pinti kamar Elleta. Diana sempat membeku saat melihat Jack tampan berdiri tepat didepannya dengan jarak yang dekat. Namun ia harus tetap profesional. Tahan dirimu Diana, batin Diana berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Yang Mulia Duke memerintahkan saya untuk menyampaikan pada nona Elleta agar segera menemuinya" ucap Jack dengan wajah datar

Wajar saja kalau Jack sudah sampai diperintahkan seperti itu agar Elleta mempercepat kegiatannya, sebab sudah hampir satu jam Duke, Madam dan Sebastian menunggu kedatangannya. Sedangkan Elleta masih santai berendam bersama kelopak bunga mawar ditemani gosip kedua pelayannya, yaitu Liliana dan Joley.

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang