35

86.7K 13.1K 259
                                    

BRAK!

Diana terkesiap mendengar suara yang dibuat oleh Elleta dan langsung berjalan dengan cepat mendekati Elleta, "Ada apa nona?!" Tanyanya khawatir.

"Tidak apa-apa" jawab Elleta tersadar kalau Diana sudah berada didepannya

Elleta reflek berdiri karena sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia baca, membuat kursi kayu yang ia duduki terjatuh kebelakang dan menimbulkan suara yang sangat besar.

Viviene? Tidak mungkin Viviene yang ia kenal bukan?

"Diana, kita harus pergi!" Ucap Elleta langsung memakai jubahnya yang tergantung, begitu pula dengan Diana yang menuruti Elleta tanpa bertanya karena sepertinya nonanya itu sangat terburu-buru saat ini.

***

Sampailah mereka di Guild Informasi, "Saya ingin bertemu dengan ketua guild, segera." Ucap Elleta yang langsung mendatangi resepsionis, memotong antrean yang ada membuat dirinya dipelototi sinis.

Sang resepsionis yang telah mengenalnya pun langsung memerintahkan salah satu temannya untuk mengantar Elleta langsung ke ruang kerja Declan.

Sebenarnya ia tidak akan langsung bertindak sembarangan dengan mengantarkan orang asing langsung ke ruang kerja ketua guild, namun ini atas perintah ketua guild sendiri yang sudah memprediksi kalau Elleta akan datang menemuinya hari ini.

Pintu ruang kerja Declan terbuka, dan terlihat Declan yang sedang melihat ke luar jendela sembari menghisap sebatang rokok lalu menghembuskannya.

Declan pun berbalik dan mematikan rokoknya dengan menekannya disebuah asbak kaca di mejanya, "Selamat datang kembali Lady" ucap Declan sembari memberikan isyarat mempersilahkan Elleta untuk duduk disofa.

"Sepertinya anda sudah tahu kalau saya akan datang Tuan" ucap Elleta yang kini duduk berhadapan dengan Declan

"Bukankah anda ingin menanyakan sesuatu kepada saya?" Balas Declan menyatukan kedua tangannya

"Siapa 'Viviene' yang tertulis di biodata Lady Alexia itu?" Tanya Elleta

"Viviene yang membuat anda datang jauh-jauh kemari untuk memastikannya" jawaban Declan membuat Elleta seketika merasakan sesak pada dadanya.

"Jadi benar dia?" Tanya Elleta kembali memastikan kalau ia tidak salah dengar

"Ya, Viviene yang anda kenal" jawab Declan santai sembari menatap lekat ekspresi yang Elleta keluarkan

"Dan anda diam saja saat mengetahuinya?"

"Anda berharap apa dari kami? Tugas kami hanya mencari informasi dan menjualnya." Jawabnya lalu tersenyum tipis

"Baiklah, saya pergi. Saya harap informasi selanjutnya bisa datang lebih cepat" balas Elleta mengingatkannya tentang informasi pertama yang ia minta, agar ia dapat dengan cepat mendapatkan informasi tersebut.

"Hati-hati dijalan Lady, jagalah Lady Elleta dengan benar Diana" ucap Declan yang bahkan mengetahui nama pelayannya dan seolah-olah sudah mengenal Diana sebelumnya, sedangkan Diana membalas Declan hanya melalui tatapannya yang sinis.

Setelah kepergian Elleta dan pelayannya Declan kembali berjalan menuju jendela dengan tujuan melihat kepergian Elleta, "Sepertinya kami memiliki musuh yang sama." Gumam Declan dengan senyuman smirk diwajahnya.

Ya, yang dimaksud oleh Declan adalah Viviene. Ia pun memiliki sebuah dendam kepada Viviene dikarenakan dirinya ayahnya ketua guild informasi sebelumnya, Gavin Eracio mati.

Viviene adalah salah satu client VIP guild informasi karena ia akan membayar harga yang sangat mahal pada setiap informasi yang ia beli.

Suatu hari ia datang ke ketua guild lalu mengancam ayah Declan, agar tidak mencari informasi dan menjual informasi mengenai dirinya begitu pula dengan putrinya Alexia Ryder.

Ketua Guild saat itu menyetujuinya karena takut dengan berbagai ancaman yang sudah dilontarkan oleh Viviene. Tapi entah apa yang membuat Viviene tidak percaya dan sangat khawatir sampai ia membayar orang untuk membakar guild informasi pada malam hari.

Keluarga Eracio yang tinggal disatu bangunan yang sama dengan guild informasi itu pun merasakan hawa yang semakin panas saat sedang tertidur. Istrinya, Haley Eracio berlari dengan cepat menuju kamar anaknya Declan yang masih berusia 8 tahun saat itu untuk menyelamatkannya.

Sedangkan Gavin berlari menuju keruang kerjanya untuk menyelamatkan sebuah peti berisikan dokumen yang sangat penting dan berharga. Setelah itu pun Gavin mencari jalan untuk keluar dari bangunan itu, dan setelah keluar ia tidak dapat menemukan istri dan anaknya.

Para warga sudah ramai membantu dengan menyiramkan air ke bangunan yang terbakar itu, sedangkan Gavin berlari kembali masuk kedalam menuju kamar Declan lalu menemukan istrinya dan Declan yang terjebak dilantai dua karena tangga yang sudah penuh dengan api.

Gavin melihat sekitar berusaha mencari benda apa pun yang dapat digunakan, ia pun menarik sebuah karpet yang baru terbakar sedikit untuk menutupi api yang membakar tangga agar istri dan anaknya bisa melewati tangga.

Kayu dilangit-langit mulai berjatuhan, melihat itu Gavin melindungi istri dan anaknya dari beberapa benturan kayu yang panas. Saat sudah sampai diresepsionis Haley dan Declan tidak menyadari kalau mereka tidak lagi dilindungi oleh Gavin, mereka menyadari Gavin tidak mengikuti mereka saat sudah berada diluar dan api yang semakin membesar membuat para warga tidak bisa masuk untuk mencari dan menyelamatkan Gavin.

Pakaian yang Gavin kenakan terbakar karena terkena kayu yang terjatuh menimpa dirinya, ia berusaha menahannya sampai ia tidak lagi kuat karena api yang membakarnya semakin meluas dan membesar.

Ia menghentikan langkahnya membiarkan anak dan istrinya berlari menjauh, agar mereka tidak terkena api yang membakar dirinya saat ini. Ketika ia yang sudah terbaring lemah dikelilingi api melihat anak dan istrinya berhasil keluar dengan selamat, barulah ia mengeluarkan jeritan kesakitan yang sedari tadi ia tahan agar anak dan istrinya tidak lagi kembali kedalam karena api yang semakin membesar.

Suara jeritan itu masih Declan ingat dengan jelas sampai sekarang dikepalanya.

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang