87

94.2K 9.9K 1.3K
                                    

Keesokan paginya keadaan tengah kota telah ramai oleh masyarakat dan juga prajurit kerajaan, tidak terlihat satu pun bangsawan dan anggota kerajaan yang menghadiri dan melihat proses pembakaran jasad Viviene.

Terdapat Elleta yang kini berdiri bersebrangan dengan jasad Viviene yang digantung, ditemani dengan Diana disampingnya.

Saat orang-orang telah pergi, tidak lagi memperhatikan dan menunggu jasad Viviene menjadi abu. Elleta tetap berdiri dalam diam menatap jasad yang perlahan mulai tidak berbentuk.

"Ayo" Ajak Elleta kepada Diana yang sedari tadi menemaninya setelah jasad Viviene telah menjadi abu.

Mereka pun kembali ke kediaman yang telah ramai dihadiri oleh para bangsawan dan seluruh anggota kerajaan, tidak ada yang mengucapkan berbelasungkawa kepada Elleta karena pada hari sebelumnya ia telah mengumumkan hal tersebut. Ia malas dan muak mendengar ucapan itu dari mereka.

Henry dan Elleta memutuskan untuk tidak melaksanakan upacara pemakaman dikuil suci karena rasa trauma mereka, pihak kuil suci tanpa menunggu waktu yang lama langsung menyetujui hal tersebut.

Setelah pemakaman Hevadal langsung melakukan pelantikan kepada Henry sebagai kepala keluarga Hevadal menggantikan Duke, karena kalau tidak cepat akan banyak kerabat yang berusaha memberontak dan merebut posisi Duke Hevadal.

Selanjutnya ia akan dilatih oleh Jack untuk bisa mengatur tugas-tugas seorang Duke, lalu bagaimana dengan Elleta?

Ia memutuskan untuk pergi berlibur mengelilingi benua dan tidak tahu kapan ia akan kembali, mendengar hal tersebut Kenneth langsung pergi ke kediaman selatan menemui Elleta.

"Apakah itu benar?" Tanya Kenneth memastikan

Elleta menganggukkan kepalanya pelan sembari tersenyum tipis, "Kapan kau akan kembali?" Tanya Kenneth kembali dengan tatapan berharap jika Elleta akan kembali dalam waktu yang cepat.

"Aku tidak tahu Ken, sepertinya kita harus memutuskan hubungan ini." Jawab Elleta membuat Kenneth reflek menggeleng

"Aku akan menunggumu." Jawab Kenneth pasti, tidak menginginkan hubungannya dan Elleta berakhir.

"Tidak Ken, kau tidak bisa egois seperti ini. Rakyatmu membutuhkan seorang Ratu begitu juga denganmu, untuk membantu tugasmu sebagai Raja nantinya." Jelas Elleta

"Kau pasti kembali bukan?" Tanya Kenneth dengan wajahnya yang mulai gusar

Elleta kembali mengangguk dengan pelan, melihat jawaban Elleta Kenneth pun langsung menarik Elleta kedalam pelukannya dengan erat.

"Aku bisa memimpin kerajaan ini sendiri dan akan aku tunggu kepulanganmu sampai kapanpun." Janji Kenneth kepada Elleta.

***

Keesokannya tanpa dikawal, hanya ditemani oleh Diana dengan pedangnya mereka pun berangkat tanpa menggunakan kendaraan. Hanya mengandalkan kedua kaki mereka.

Kenneth, Declan, Belle, Natya, Henry, dan Alexia mengantar kepergian Elleta dan Diana.

Ya, Alexia. Hukuman mati baginya telah dicabut oleh Elleta, ia kini bekerja sebagai pelayan dikediaman Hevadal. Keluarganya telah hancur, jasad Count Ryder ditemukan pada hari kedua Elleta tidak sadarkan diri. Jasadnya pun telah dimakamkan dengan layak pada hari yang sama.

Madam telah bercerai dengan suaminya, ia meninggalkan keluarganya saat mereka telah jatuh miskin. Terdengar kabar jika Madam telah menikah dengan seorang Count dikerajaan sebelah.

Butik milik Elleta kini ia percayakan kepada Leah dan Sebastian, tentu saja tanpa diminta Kenneth akan datang sesekali untuk memastikan pekerjaan mereka. Ia percaya kepada Leah, tapi tidak dengan Sebastian. Ia sedikit membenci Sebastian karena dialah orang yang pernah membuatnya cemburu.

"Aku akan menunggumu." Ucap Kenneth untuk terakhir kalinya kepada Elleta sembari memeluk erat lalu mengecup kening Elleta.

***

Tiga tahun kemudian...

Setiap jalan dikota Koiolohia kini dihiasi dengan pita warna warni, setiap wajah masyarakat menggambarkan kegembiraan karena hari ini adalah hari pengangkatan Raja yang baru. Raja Kenneth D'arcy Koiolohia.

Semua orang mengetahui jika Kenneth dengan setia menunggu kekasihnya Elleta, karena Elleta pun terkenal dengan sifat baik, pintar, rendah hati, bijak, dan tentu saja cantik, membuat para rakyat pun mendukung Elleta untuk menjadi seorang Ratu.

Tetapi dibalik itu tentu saja terdapat bangsawan-bangsawan serakah yang berusaha menurunkan jabatan Kenneth dan berusaha menikahkan putri mereka agar menjadi seorang Ratu, pilihan Kenneth tidak akan berubah.

Setelah melakukan pelantikan sebagai Raja oleh Raja sebelumnya Kenneth pun menaiki kuda diikuti dengan banyak prajurit dibelakangnya, mengelilingi kota dan membagikan kebutuhan pokok kepada rakyat-rakyatnya.

Dengan pakaian putih bercampur emas membuatnya semakin terlihat gagah dan tidak lupa juga tampan. Semua mata berbinar menatapnya, ia sangat bersinar hari itu meskipun tidak ada senyuman yang ia berikan. Dia sangat dingin dan sulit untuk digapai.

Bertahun-tahun kemudian kepimpinan Kenneth membuat Kerajaan Koiolohia menjadi semakin meluas dan besar, keadaan rakyat yang makmur membuatnya sangat disayangi oleh rakyat-rakyatnya.

Kepemimpinan tanpa seorang Ratu tentu saja membuat kerajaan lain yang berusaha mengajaknya untuk bekerjasama menawarkan putri-putri mereka untuk menjadi selir, dengan menjadi selir akan memudahkan mereka untuk menjadi seorang Ratu.

"Tidak."

Hanya satu jawaban Kenneth, jika kerajaan atau bangsawan tersebut tetap kekeh pada pendirian mereka maka jangan salahkan Kenneth jika nyawa mereka melayang nantinya.

Sudah 10 tahun Kenneth menunggu... Tidak ada kata lelah baginya, bahkan terdapat lukisan Elleta dikamar dan juga ruangan singgasana miliknya. Sengaja ia letakkan disana agar orang-orang ingat bahwa ia tidak akan menjadikan siapapun kecuali Elleta sebagai Ratu sekaligus istrinya.

***

Suatu hari... Entah mengapa hari ini Kenneth sangat malas untuk beranjak dari ruang kerjanya, semua janji rapat yang telah ia buat telah dibatalkan dan diundur.

Hanya satu jadwal yang tidak pernah ia batalkan yaitu berkunjung ke butik milik Elleta, dengan harapan bisa bertemu dengan Elleta disana. Kenneth pun beranjak dari kursinya dan pergi ke butik Izel mengendarai kuda kesayangan miliknya.

Seperti biasanya ia disambut dengan baik oleh semua orang, termasuk Sebastian. Meskipun begitu tetap saja masih tersisa rasa cemburu dihatinya.

Setelah selesai dengan pekerjaannya Kenneth pun kembali ke istana, dalam perjalanan menuju ruang kerjanya terbesit dibenaknya untuk mendatangi ruang singgasana miliknya. Aneh, biasanya jika memiliki waktu luang pun Kenneth tidak pernah ingin berada disana.

Ia pun mengikuti kata hatinya dan berjalan menuju ruang singgasana, kedua pintu besar terbuka lebar menampakkan seorang perempuan berambut pirang sedang menatap lukisan milik Elleta.

Kenneth sempat bingung dan ingin marah kepada perempuan tersebut karena tidak sembarangan orang boleh masuk kedalam ruang singgasana, tetapi saat semakin ia perhatikan perempuan itu adalah perempuan yang sama dengan lukisan yang ia pajang.

~END~





















Thankyouuuuuuu my beloved readers 🥰

Yang udah ikutin kisah Elleta sampai tamat! Kalau mau extra part boleh vote disini!!!!!! 😆

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang