39

77.3K 11.3K 282
                                    

"Bagaimana menurutmu pesta ini nona?" Tanya Duke tiba-tiba berdiri disamping Viviene

"Membosankan" jawab Viviene cepat tanpa mengetahui siapa yang bertanya.

Setelah beberapa detik Viviene pun menoleh kesamping dan terkejut saat mengetahui kalau Duke lah yang telah bertanya, Viviene pun langsung membungkuk memberikan salam.

"Tidak perlu seformal itu nona, lagipula sebentar lagi kita akan menjadi keluarga." Ucap Duke lalu pergi meninggalkan Viviene yang mematung.

"Keluarga?" Gumam Viviene

"Astaga! Menjadi keluarga?! Bukankah itu berarti kau akan menjadi Duchess?" Ucap seorang lady yang ikut merundunginya waktu itu dengan heboh, membuat para lady mendekat.

Semenjak pesta itu para lady tidak lagi menjauhi Viviene dan menjadi sangat menghormatinya, setiap minggu pasti ada undangan pesta teh dari para lady.

"Bagaimana hubunganmu dengan Duke? Apakah Duke sudah mengajukan pertunangan dengan ayahmu?" Tanya salah satu lady.

"Entahlah, Duke belum mengajukannya. Dia mungkin sedang sangat sibuk" jawab Viviene sembari tersenyum.

"Saya dengar Duke memang sedang mengurusi pemberontakan diperbatasan. Bukankah Lady Elizabeth juga ikut?" Tanya lady yang berbeda

"Entahlah, sudah satu bulan terakhir saya tidak lagi bertemu dengannya." Jawab Viviene

"Baguslah jika anda tidak dekat dengan Lady Elizabeth. Kami sebenarnya sangat khawatir anda akan mengikuti jejak kakak anda." Ucap seorang lady diangguki setuju oleh yang lainnya.

Setelah pesta teh itu, Viviene pun kembali ke kediamannya dan mendapati para pelayan sedang mendekor kediaman utama.

Viviene menanyakan hal itu kepada salah satu pelayan, "Tiga hari lagi akan ada pesta pertunangan nona Elizabeth, nona." Jawab pelayan itu

"Tunangan? Dengan siapa?"

"Sebaiknya anda menanyakannya sendiri kepada nyonya, nona." Jawab pelayan itu lalu pergi melanjutkan pekerjaannya yang banyak.

Viviene pun segera mencari ibunya, rupanya ibunya sedang berada dikamar Elizabeth. Ia pun masuk kedalam kamar Elizabeth disambut senyuman dari Elizabeth dan ibunya.

"Jangan lupa berikan selamat kepada kakakmu" ucap ibunya sembari mengedipkan sebelah matanya kepada Viviene, dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kakak sudah kembali?" Tanya Viviene sembari duduk diranjang Elizabeth, sedangkan Elizabeth duduk dikursi meja riasnya.

"Kakak sudah kembali dari kemarin, Vivi."

"Kakak akan bertunangan?" Tanya Viviene dijawab anggukan oleh Elizabeth.

"Dengan siapa?"

"Dengan Duke Leonardo" jawab Elizabeth tersenyum malu

"B-bagaimana bisa?" Tanya Viviene dengan tangan yang sudah mengepal dibawah.

"Kami bertemu ditempat latihan, dan menjadi semakin dekat. Lalu ia menyatakan cinta tiga bulan yang lalu, setelah itu kami pun menjadi sepasang kekasih dan kemarin sebelum kembali dari perbatasan ia melamar kakak." Jelas Elizabeth dengan senyuman yang tidak luntur ketika mengingat kembali pada saat Duke menyatakan cinta dan melamarnya dengan keringat dingin didahinya.

Viviene terdiam menatap punggung kakaknya, Elizabeth. Lalu ia pergi tanpa berkata sepatah kata pun kepada Elizabeth.

"Vivi?" Panggil Elizabeth sembari menoleh kebelakang ke tempat yang ditempati oleh Viviene tadi, dan tidak menemukan adiknya. Ia pun menoleh ke arah pintu yang terbuka.

Yang ada dipikiran Elizabeth saat itu, Viviene sangat terkejut dan belum rela jauh darinya.

"J-jadi maksud keluarga itu.." Gumam Viviene sesampainya di kamar dan bersender pada pintu.

"Sial, apa yang harus aku katakan kepada mereka?" Gumam Viviene cemas, alasan apa yang harus ia katakan kepada para Lady dipesta teh besok karena berita mengenai pertunangan Duke yang terkenal tidak mau menikah dan Lady Elizabeth yang tidak dilirik oleh pria mana pun, pasti sudah tersebar.

Keesokan harinya, Viviene kembali merasakan tatapan mengintimidasi dari para Lady. Tidak satupun dari mereka yang mengajaknya untuk berbincang, mereka akan mengganti topik begitu Viviene mencoba untuk menyampur.

"Astaga, dia masih berani keluar dari kamarnya?"

"Dasar tidak tahu malu!"

"Tega sekali dia pada kakaknya sendiri"

"Apa tidak ada lelaki lain di dunia ini? Jadi harus mengincar calon suami kakak sendiri."

"Mungkin tidak ada lelaki yang tertarik dengannya"

"Jika dilihat-lihat memang lebih cantik calon Duchess"

"Lady Elizabeth memang cantik dan berbakat"

Hujatan demi hujatan untuknya mulai terdengar, sedangkan pujian demi pujian semakin banyak dilontarkan oleh mereka yang dulunya menghujat Elizabeth didepannya.

Hanya karena Elizabeth akan menjadi Duchess mereka menjilatnya seperti itu dan menjilat kembali ludah yang sudah mereka keluarkan. Betapa lucunya dunia ini, menjunjung tinggi mereka yang memiliki kuasa dan menginjak mereka yang dibawah.

Setelah pertunangan Duke dan Elizabeth, Viviene pergi dari kediamannya menuju Desa Eben. Dengan alasan berlibur sehingga dengan mudah keluarganya mengizinkan dirinya.

Viviene tidak pergi sendiri, ia ditemani oleh dua pelayan pribadinya dan juga lima ksatria ayahnya. Namun suatu hari setelah satu tahun dirinya berada di Desa Eben, keluarganya mendapatkan kabar kalau semua orang yang ikut dengan Viviene sudah tidak bernyawa dan hanya dirinya yang selamat dari para perampok.

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang