36

84.2K 12.5K 141
                                    

Sepanjang perjalanan menuju butiknya Elleta terus melamun dan tidak fokus, entah sudah berapa kali Diana meminta maaf atas namanya kepada orang-orang yang Elleta tabrak dengan tidak sengaja.

"Anda baik-baik saja nona? Sebaiknya kita kembali ke kediaman saja" usul Diana namun dibalas gelengan oleh Elleta

Pikirannya tertuju pada Viviene Sang Saintess, bukankah seorang Saintess itu harus suci? Ia akan kehilangan kekuatan sucinya jika dia melakukan hubungan intim dan menikah.

Bahkan sekarang anaknya itu sudah besar, bagaimana bisa kekuatan sucinya masih melekat padanya? Beberapa teori tidak masuk akal mulai masuk secara abstrak ke dalam pikirannya.

Dari awal membaca nama 'Viviene' tertera disana, ia sudah menduga kalau 'Viviene' yang dimaksud adalah Sang Saintess karena seorang Saintess tidak boleh memiliki sebuah nama keluarga di belakang nama utamanya, karena hidupnya harus sepenuhnya mengabdi kepada Dewa di Kuil Suci.

Dan tidak mungkin ada orang yang tidak memiliki nama keluarga dibelakang namanya, hanya ia seorang yang tidak memilikinya.

Elleta tiba-tiba saja menghentikan langkahnya, membuat Diana yang berjalan dibelakangnya hampir menabrak Elleta.

"Ada apa nona?" Tanya Diana yang kini telah berpindah berada disamping Elleta

Elleta menoleh pada Diana dan menatapnya tajam, Diana yang ditatap tajam dengan tiba-tiba itu pun terkejut.

"Dia lah yang membuatku pingsan hari itu" ucap Elleta kepada Diana

"S-siapa?"

"Saintess," jawab Elleta penuh penekanan "Sebelum aku pingsan kepalaku baik-baik saja, namun setelah disentuh olehnya kepalaku tiba-tiba saja terasa sangat berat" lanjut Elleta.

***

Sesampainya di butik Elleta langsung disambut oleh Belle dan Natya yang sedang memilih beberapa gaun, untuk dikenakan di pesta teh minggu ini.

Karena mereka bertiga sudah lumayan berteman dekat, jadi Elleta lah yang melayani mereka saat ini dengan berita-berita terbaru yang Belle dan Natya bicarakan.

"Apa kau tahu?" Tanya Belle pada Elleta

"Tidak, anda saja belum menceritakannya" jawab Elleta dengan cepat

"Aku belum menyelesaikan kalimatku. Kabarnya ibu kandung Lady Alexia akan datang ke kota dan menetap, dan ia akan tinggal satu atap dengan istri pertama." Jelas Belle membuat Elleta mengerutkan keningnya.

"Bukankah sangat menarik? Istri pertama dan selingkuhan akan tinggal disatu atap yang sama" balas Natya ikut bersemangat sama seperti Belle

"Sepertinya kita harus membuat Lady Alexia bersedia menyelanggarakan pesta teh minggu depan di kediamannya." Usul Elleta dibalas anggukan bersemangat dari Belle dan Natya

Belle dan Natya sangat penasaran dengan siapa ibu kandung Alexia sebenarnya, sedangkan Elleta penasaran dengan siapa ibu kandung palsu ini. Apakah kambing hitam yang baru?

Setelah kepergian Belle dan Natya dari butik, Elleta langsung menulis sebuah surat berisikan tentang berita yang baru saja ia dengar dan memintanya untuk segera mencari tahu asal usul ibu kandung palsu Alexia ini, kepada Declan.

***

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Elleta, Belle dan Natya pun tiba, Hari ini pesta teh diselanggarakan di kediaman Natya.

Elleta, Belle dan Natya saling melirik, "Karena Lady Alexia akan segera membuka sebuah butik, bukankah kita harus menyelenggarakan pesta teh selanjutnya di kediaman Lady Alexia? Itu pun kalau Lady mengizinkan" ucap Elleta memulai topik yang membahas Alexia

Para Lady yang sedari tadi membicarakan mengenai perhiasan pun langsung mengalihkan fokus mereka kepada Alexia. Alexia gelagapan dengan pernyataan Elleta yang tiba-tiba.

"Saya setuju dengan Elleta, tapi sepertinya Lady Alexia sedang tidak menginginkan sebuah pesta di kediamannya" ucap Belle lalu meminum teh dicangkirnya.

"I-itu tidak benar Lady Belle, saya senang bisa menyambut para Lady di kediaman saya. Hanya saja kediaman saya saat ini sedang direnovasi, saya takut para Lady akan terganggu dengan debu-debu dan suara bising dari pembangunan" jelas Alexia dengan harapan para Lady akan mengurungkan niatnya untuk datang ke kediamannya.

"Bukankah di kediaman anda memiliki sebuah rumah kaca?" Tanya Natya membuat Alexia melebarkan matanya, namun dengan cepat ia mengontrol ekspersinya kembali.

"Dan kalau tidak salah kita pun sudah pernah mengadakan pesta teh disana" timpal Lady Livia diangguki setuju oleh para Lady.

"Itu benar, lagipula rumah kaca itu sedikit jauh dari kediaman jadi suara bising dari pembangunan tidak akan terdengar." Timpal Lady Grace

"Kalau anda tidak mau bilang saja Lady, tidak masalah." Ucap Belle tersenyum tipis

Alexia kebingungan setengah mati harus mencari alasan apa lagi, "Ah! Benar kata Lady Natya kita bisa melaksanakan pesta teh disana, maaf saya lupa." Akhirnya ia pun mau tak mau menerimanya.

Ini semua karena Elleta yang telah mengusulkan pesta teh di kediamannya. Rumah kaca dekat dengan kediaman utama, yaitu tempat tinggal Count, Countess dan ibu kandungnya yang baru saja tinggal sehari disana. Ia takut kalau mereka bertemu atau melihat ibunya itu.

"Ya atau tidak?" Tanya Belle kembali memastikan

"Y-ya tentu, pesta teh selanjutnya akan dilaksanakan di rumah kaca kediaman Count Ryder." Jawab Alexia tersenyum terpaksa sembari sesekali melirik sinis pada Elleta yang kini tersenyum miring melihatnya.

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang