47

70.2K 10.9K 122
                                    

"Rose?! Benar itu kau Rose bayangan nomor satu milik Duke, akhirnya ada yang bisa menangkapmu." Ucap seorang lelaki yang berada didalam sel didepannya

"Siapa kau?" Tanya Rose berusaha melihat wajah lelaki itu dalam keadaan yang temaram

"Kau tidak mengingatku? Aku Laszlo temanmu" jawab Laszlo sembari berjalan mendekati pintu sel agar memudahkan Rose untuk melihat wajahnya.

Ya Rose mengingatnya, Laszlo adalah temannya saat ia masih menjadi seorang pengemis dijalanan.

"Kenapa kau bisa berada disini?" Tanya Rose tidak beranjak dari posisinya

"Declan sialan itu menjebakku" jawab Laszlo singkat namun tidak ada balasan lebih lanjut oleh Rose, keheningan kembali menyelimuti penjara bawah tanah itu.

"Hei!" Panggil Laszlo yang muak dengan suara berdenging dikupingnya karena keadaan yang sangat hening. Rose hanya mengangkat kepalanya seolah bertanya kenapa?

"Apa kau ingin keluar dari sini? Aku tahu caranya" ujar Laszlo tersenyum percaya diri, Rose membalasnya dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Kau bisa membuka kunci dengan ini?" Ujar Laszlo sembari melempar sebuah jepit rambut bobby pin kedalam sel Rose, "Aku yakin kau pasti bisa" lanjut Laszlo.

Rose pun mengambil jepit rambut itu dan mengutak atik lubang kunci pada pintu sel, tidak membutuhkan waktu yang lama pintu pun terbuka. Kemudian Rose pun berjalan menuju sel Laszlo untuk membuka kunci dari sel temannya itu.

"Ikuti aku, aku tahu harus kemana" ucap Laszlo memimpin jalan menuju sebuah pintu tersembunyi didalam sel paling ujung.

"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Rose mulai curiga dengan Laszlo

"Aku sudah berada disini selama satu minggu dan mengamati gerak gerik para penjaga yang selalu saja masuk kesini lalu kembali dalam waktu yang lama" jelas Laszlo membuat kecurigaan Rose sedikit menghilang.

"Apa kau tahu siapa yang membunuh adikmu dan teman-teman kita Rose?" Tanya Laszlo yang tiba-tiba berhenti

"Tidak, aku belum mengetahuinya sampai sekarang." Jawab Rose ikut berhenti

Laszlo memutar tubuhnya kebelakang untuk melihat Rose, "Duke Hevadal yang telah membunuh mereka" ucap Laszlo, membuat Rose langsung memojokkan Laszlo kedinding dengan lengannya yang menahan dada Laszlo.

"Perhatikan ucapanmu terhadap Duke, Yang Mulia Duke tidak mungkin membunuh Lucy dan yang lainnya." Balas Rose penuh penekanan dengan matanya yang melebar marah.

"Jika kau tidak percaya, masuklah kedalam perpustakaan Duke. Kau pasti diizinkan olehnya untuk masuk karena kau adalah prajurit kesayangannya" balas Laszlo tersenyum miring

"Jika kau salah bersiaplah untuk mati ditanganku." Ucap Rose melepaskan Laszlo.

Setelah menyusuri lorong lembab yang lumayan panjang, terlihat secercah cahaya dari sebuah pintu kayu diujung tangga. Laszlo pun membuka pintu itu dan sampailah mereka disebuah tempat latihan para prajurit milik guild informasi.

Ketika Rose dan Laszlo memasuki lapangan itu langsung saja para prajurit guild informasi mengelilingi mereka, tetapi para prajurit itu tidak bersikap siaga melainkan hanya berdiri disekeliling tembok tinggi yang mengelilingi lapangan latihan itu.

"Terima kasih Laszlo" ucap Elleta yang sudah berdiri ditengah lapangan dengan Declan disampingnya.

"Tentu Nona" balas Laszlo membungkuk lalu pergi meninggalkan lapangan.

"Sepertinya ada yang ingin kau sampaikan Rose?" Tanya Elleta berjalan mendekati Rose dengan Declan yang terus berada disampingnya, berjaga-jaga jika Rose melakukan hal yang dapat melukai Elleta.

Rose berlutut, "Ini tidak seperti yang anda pikirkan Nona. Saya telah berusaha menjelaskan kejahatan Saintess Viviene kepada Yang Mulia Duke, tapi Yang Mulia Duke bersikeras jika Saintess tidak mungkin melakukan hal sejahat itu. Yang Mulia bahkan menghukum saya karena telah menuduh Saintess." Jelas Rose lalu membuka pakaian bagian atasnya dan berbalik menunjukkan punggungnya dengan bekas luka yang masih baru.

Elleta melebarkan matanya saat melihat bekas luka bakar yang diperkirakan itu karena besi panas yang dijadikan hukuman oleh Duke untuk Rose.

"Cukup." Ucap Elleta membuat Rose kembali mengenakan pakaiannya

"Aku rasa Laszlo telah memberi tahumu untuk memasuki perpustakaan Duke. Aku memberikan kau satu kesempatan lagi untuk membuktikan perkataanmu itu, jika tidak bersiaplah untuk mati ditanganku" jelas Elleta lalu pergi meninggalkan Rose yang masih berlutut, diikuti oleh Declan dan seluruh prajuritnya.

Rose yang masih berlutut dilapangan itu sendiri, termenung kembali mengingat-ingat semuanya dari awal. Dari ia yang bertemu Duke, kematian adik dan teman-temannya, dan Duke yang selalu mencari alasan saat ia meminta tolong pada Duke untuk menggunakan kekuasaan dan kekuatan Hevadal, agar memudahkannya mencari tahu siapa yang membunuh adik dan teman-teman gelandangannya.

Laszlo selamat dari pembantaian itu karena saat itu ia sedang tidak berada digang kecil tempat mereka tinggal. Karena malam yang sangat dingin Laszlo pun mencari kardus maupun koran yang layak untuk Lucy dan teman-temannya, saat kembali Laszlo merasa heran karena ia menginjak jalanan gang yang becek.

Sedikit demi sedikit aroma darah menyeruak penciumannya, "K-kakh" panggil Lucy samar-samar namun karena keadaan malam yang sunyi, Laszlo dapat mendengarnya.

"Lucy!" Laszlo berlari menuju Lucy yang sudah terbaring memegang perutnya yang terus mengeluarkan darah. Saat Laszlo membawa Lucy dalam pangkuannya, saat itulah Lucy menghembuskan napas terakhirnya.

Laszlo menutupi seluruh mayat teman-temannya dengan koran sembari menangis semalaman.

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang