77

52.1K 7.5K 93
                                    

Ditangkapnya Alexia, istri dari seorang Nigel yang akan meneruskan kedudukan Duke membuat seluruh masyarakat terkejut saat mengetahui jika Alexia lah yang menjadi tersangka atas tumbangnya Nigel pada hari pernikahannya.

Tidak ada yang dapat membantunya untuk keluar dari ruangan gelap berjeruji besi itu. Begitu pula dengan ibunya, Viviene.

Plak!

Tamparan itu Viviene layangkan kepada Count Ryder, "BAGAIMANA INI BISA TERJADI?!" Bentak Viviene kepada Count.

"AKU PUN TIDAK TAHU BAGAIMANA BISA DIA MELAKUKAN HAL SEKEJI ITU!! KENAPA KAU MENYALAHKAN KU!" Balas Count dengan suara yang besar, ini lah kali pertamanya ia berbicara kepada Viviene sekeras ini.

"INI SEMUA SALAHMU! Karenamu tidak bisa menjaganya ia menjadi seperti ini!" Balas Viviene menatap Count tajam sembari menunjuknya.

"KAU TIDAK BERKACA HUH?!, ini semua tidak akan terjadi jika Alexia memiliki ibu yang selalu mendidiknya sejak kecil! Aku selalu berusaha memberikan perhatianku padanya, dan kau kini menyalahkanku?" Ucap Count Ryder yang membuat Viviene hanya bisa terdiam beberapa saat.

"Aku pun selalu berusaha membantunya!-"

"Dan kini? Alexia tidak akan menjadi seperti ini jika kau tidak terobsesi dengan balas dendammu itu." Potong Count, Viviene yang mendengar itu pun seketika melebarkan matanya marah.

"Ternyata kau pun sama saja dengan mereka! Tidak mengerti perasaan sakit yang selama ini aku derita!" Balas Viviene lalu pergi meninggalkan ruangan rahasia tempat dirinya bertemu dengan Count.

Count mengangkat tangannya ingin menahan kepergian Viviene, namun ia urungkan niatnya itu dengan segera menurunkan kembali tangannya.

Count mengetahui bahwa Viviene menaruh dendam kepada keluarganya sendiri, dendam yang sangat besar sampai membuatnya menjadi buta akan segala kewajiban yang harus ia lakukan.

Count memasuki ruang kerjanya lalu menarik secarik kertas dan pena, "Mari kita akhiri ini." Gumam Count dan mulai menulis kata demi kata.

***

"Duke?" Tanya Elleta saat mendapati Duke yang tiba-tiba datang ke kediaman selatan tanpa mengabarinya.

Duke mengangguk dan melangkah masuk saat Elleta sudah memberikan akses untuknya. "Ada urusan apa sampai membuat anda datang tanpa mengabari saya terlebih dahulu Duke?"

"Menentukan hari debutantemu, bukankah ulang tahunmu sebentar lagi? Kita harus menyiapkannya dari sekarang." Jawab Duke sembari memberikan senyumnya kepada Elleta.

"Bagaimana jika dua minggu lagi?" Saran Elleta langsung disetujui oleh Duke tanpa berpikir.

"Baiklah, jika itu keinginanmu maka akan ku persiapkan sendiri acara debutantemu." Jawab Duke lalu menoleh kebelakang memberikan tanda kepada Jack.

Jack pun maju memberikan sebuah tumpukan kertas yang harus Elleta isi untuk tema seperti apa yang ia inginkan dan segala macam nama menu diberikan.

"Segera selesaikan itu hari ini, besok Jack akan kemari untuk mengambilnya." Ucap Duke lalu pergi diikuti Jack.

Setelah kepergian Duke, Elleta tersenyum tipis. Karena menurutnya akan sulit untuk membuat acara dihari yang sama dengan hari dijatuhinya hukuman untuk Alexia oleh pengadilan. Elleta sudah mengetahui kapan putusan tersebut dari Kenneth.

Elleta penasaran dengan reaksi Nigel saat mengetahui jika hari perayaan debutante Elleta sama dengan hari istrinya akan dihukum mati.

Sejak hari ditangkapnya Alexia, Nigel selalu mengurung dirinya dikamar. Menatap langit lewat jendela dengan mata yang sendu dan bengkak karena terus menangisi istrinya yang tega meracuninya.

Duke sangat sibuk dengan segala pekerjaan yang ditinggalkan oleh Nigel, karena biasanya Nigel yang membantu setengah pekerjaannya. Tetapi kini putranya malah menjadi seperti ini hanya karena wanita yang sudah jelas-jelas tega melakukan hal jahat kepadanya.

"Diana" panggil Elleta kepada Diana yang sedari tadi berdiri dibelakangnya

"Iya, Nona?" Jawab Diana sembari mendekati Elleta

"Isi ini, kau tahu harus melakukan apa bukan?" Ujar Elleta sembari memberikan list yang Jack berikan kepadanya tadi.

"Tentu, Nona." Jawab Diana yakin.

***

Setibanya Duke diruang kerja, Jack menyodorkan sebuah amplop surat dari pengadilan yang memberikan jadwal-jadwal yang harus dihadiri oleh Nigel.

Duke melebarkan matanya saat mengetahui jika hasil keputusan hakim kepada Alexia akan diumumkan 2 minggu lagi, hari yang sama dengan hari acara debutante Elleta, putrinya.

Jika ia melakukan perayaan itu maka putranya Nigel pasti akan lebih terluka, tetapi ia sudah membuat janji kepada Elleta.

Duke terdiam sejenak lalu membulatkan keputusannya untuk tetap menyelenggarakan acara debutante Elleta 2 minggu lagi.

"Jack" panggil Duke kepada Jack yang sedari tadi berdiri tegak didepannya menunggu tanggapan Duke.

"Ya, Tuan?" jawab Jack

"Tetap laksanakan semuanya sesuai rencana dan pastikan tidak ada cacat sedikit pun dalam acara debutante ini." titah Duke kepada Jack yang langsung diangguki oleh Jack.

Kemudian Jack pun pergi meninggalkan ruang kerja Duke untuk mulai mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan pada acara debutante Elleta.

Sedangkan tak lama setelah kepergian Jack, Duke berdiri lalu langkah kakinya membawa ia kedepan pintu putih yang didalamnya terdapat Nigel, putranya yang sedang bersedih tak berkesudahan.

Duke membuka pintu itu dan mendapati Nigel yang sedang duduk menghadap keluar jendela, "Nigel" panggil Duke membuat Nigel menoleh pelan dengan tatapan lesu yang tunjukkan.

"Ya ayah?" jawab Nigel lesu.

Tanpa mengatakan apapun Duke memberikan surat yang tadi ia baca kepada Nigel, Nigel pun membacanya dan tak lama kemudian tetesan demi tetesan air mata mulai membasahi kertas.

Duke hanya bisa terdiam melihat putranya yang lemah seperti itu dan menepuk pundak putranya dengan pelan memberikan sedikit kekuatan.

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang