68

54.8K 8.3K 116
                                    

Ketika Elleta memasuki ruangannya kembali, ketiga pria itu menatapnya dengan tatapan yang sulit ia artikan tapi yang bisa ia rasakan hanyalah rasa hangat pada mata mereka.

"Maaf membuat anda menunggu Yang Mulia" ucap Elleta masih berdiri dan menunduk

"Tak apa, lagipula aku yang tidak sopan datang kemari tanpa memberi kabar terlebih dahulu" balas Kendrick tersenyum hangat.

"Elleta" panggil Kendrick lembut

"Ya Yang Mulia?" Jawab Elleta memandang Kendrick

Kendrick terdiam menatap Elleta sembari tersenyum, nampak ragu dengan apa yang ingin ia sampaikan kepada kekasih putranya itu. Mengurungkan niatnya, Kendrick pun akhirnya menyatakan jika ia akan pulang.

Elleta bingung sekaligus penasaran apa yang ingin disampaikan oleh Yang Mulia tadi, kedatangannya kemari pun pastinya memiliki tujuan tidak mungkin hanya datang untuk melihat siapa kekasih putranya.

Setelah mengantar Kendrick, mereka bertiga kembali duduk bersama diruangan Elleta. "Declan" panggil Elleta tiba-tiba membuat Declan hampir tersedak saat sedang meneguk teh.

"Kapan kau akan menyatakan perasaanmu pada Belle?" Lanjut Elleta membuat Declan langsung gelagapan.

"Sudah" jawab Declan bergumam kecil membuat Elleta dan Kenneth sulit mendengarnya

"Apa? Bisa kau ulangi?" Ujar Kenneth, sebenarnya ia mengetahui apa yang Declan katakan tapi ia hanya menggoda Declan.

"Sudah" jawaban Declan jelas terdengar kali ini ditelinga Elleta dan Kenneth.

"Lalu apa jawabannya?!" Tanya Elleta penasaran sekaligus bersemangat, berbeda dengan raut wajah Declan.

"Dia meminta waktu untuk menjawabnya" jawab Declan terpancar raut wajah cemasnya walau sedikit tapi dapat Elleta dan Kenneth lihat.

"Rasakan itu, sekarang kau tahu rasanya dia menunggumu selama ini bukan?" Balas Elleta tersenyum bangga dengan keputusan sahabatnya itu.

Kenneth yang baru saja berniat menertawakan nasib Declan sudah ditatap dengan tajam oleh Declan, Kenneth pun mengurungkan niatnya. Karena nasibnya lebih parah dibanding Declan, Declan sebenarnya sudah mengetahui jika Belle mencintainya hanya saja keputusan itu dapat berubah kapan saja.

Sedangkan Kenneth? Ia bahkan tidak mengetahui perasaan Elleta karena Elleta selalu menyembunyikannya dan tidak pernah memberikan respon yang membuat dirinya mengetahui perasaan Elleta yang sebenarnya.

"Lalu sejak hari itu kalian sudah pernah bertemu?" Tanya Elleta untuk memastikan tebakannya

"Tidak" jawab Declan polos membuat Elleta menghela napasnya kasar. Tebakkannya benar.

"Dasar bodoh! Harusnya sejak hari itu kau terus mengajaknya bertemu menghabiskan waktu bersama agar ia semakin yakin, jika begini terus kurasa dia akan berubah pikiran karena tidak ada usaha apapun darimu." Jelas Elleta membuat Declan tersadar dan langsung berdiri.

Elleta dan Kenneth menatap Declan bingung karena ia tiba-tiba saja berdiri seraya mengepalkan tangannya kuat. "Terima kasih!" Ucap Declan kepada Elleta lalu pergi meninggalkan ruangan begitu saja.

"Kurasa dia pergi untuk menemui Belle" ujar Kenneth berjalan menuju pintu lalu menutupnya. Declan pergi tanpa menghiraukan pintu yang terbuka.

"Baguslah" balas Elleta kemudian menyesap teh miliknya.

Elleta menoleh ke kanan saat merasakan ada yang duduk disebelahnya, benar saja ia menemukan Kenneth yang kini beralih duduk disampingnya.

"Apa anda tidak memiliki pekerjaan?" Pertanyaan Elleta membuat Kenneth batuk, tersedak ludahnya sendiri.

"Tentu saja ada" jawabnya menoleh dan menatap Elleta

"Lalu kenapa anda masih berada disini? Bukankah anda sibuk?"

"Apa kau tidak senang aku berada disini?" Pertanyaan jebakan dari Kenneth telah diluncurkan.

"Duduklah disini jika masih ingin berada disini, saya harus bekerja." Balas Elleta, ia berhasil menghindari  jebakkan Kenneth.

"Tentu, dengan senang hati aku akan duduk disini." Timpal Kenneth dengan senyuman diwajahnya

Mendengar jawaban Kenneth, Elleta pun bangkit dari duduknya dan pergi menuju ke pintu keluar. Awalnya saat Elleta bangkit, Kenneth pikir Elleta akan pergi ke meja kerjanya yang masih berada didalam ruangan yang sama dengannya dan ia dapat dengan bebas melihat wajah Elleta.

Tapi saat Elleta berjalan menuju pintu keluar, senyumannya luntur setengah. "Pasti hanya sebentar" gumam Kenneth berusaha berpikir positif.

Setelah beberapa menit terus menatap pintu tempat Elleta menghilang Kenneth mulai gelisah, "Pasti hanya sebentar." Gumam Kenneth kembali berusaha menenangkan hatinya.

Tetapi setelah menunggu selama setengah jam, Elleta tak kunjung kembali membuat Kenneth akhirnya turun kebawah dan mencari Elleta ke segala sudut butik.

Leah yang melihat Kenneth seperti orang kebingungan pun memutuskan untuk menegur Kenneth dan bertanya, "Sedang mencari sesuatu Yang Mulia?"

"Dimana Elleta?" Tanya Kenneth

"Nona sudah pergi dari setengah jam yang lalu, Yang Mulia." Jawab Leah

"Lalu kapan ia akan kembali?"

"Besok Yang Mulia" jawaban Leah membuat Kenneth berdehem untuk menutupi rasa malunya dari Leah, lalu pergi kembali ke kediamannya.

***

Langkah kaki Elleta terhenti saat melihat asisten Duke menunggunya diteras depan Kediaman Selatan. Jack yang melihat Elleta pun berjalan mendekati Elleta lalu membungkuk memberikan salam singkat, kemudian memberikan sebuah dokumen kepadanya.

Elleta pun membukanya, rupanya itu adalah kumpulan permintaan Alexia untuk gaun pengantin yang akan ia kenakan nanti.

"Duke dan Count sepakat untuk menggunakan jas dan gaun pengantin dari butik Izel." Jelas Jack saat Elleta menatapnya dengan tatapan bingung.

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang