22

103K 14.5K 114
                                    

Seperti pagi pada biasanya, Elleta menjalani kegiatan wajibnya yaitu mengikuti kelas tata krama dengan Sebastian.

Hari ini adalah hari terakhir Sebastian mengajar Elleta, karena semua materi telah selesai ia jelaskan pada Elleta. Besok ia sudah harus kembali ke akademi.

"Kau sedang membaca apa?" Tanya Elleta tepat disamping Sebastian

Sebastian terkejut karena ia sangat fokus membaca buku yang ia temukan sejak beberapa hari yang lalu, sehingga tidak menyadari kedatangan Elleta.

Sebastian tidak menjawab dan langsung menutup buku yang ia baca, "Menjadi Saintess?" Tanya Elleta melihat judul buku yang membuat Sebastian tidak menyadari kedatangannya.

Elleta pun meraih buku itu dan membacanya dengan sekilas, "Kau ingin menjadi saintess?" Tanyanya dijawab gelengan kepala dari Sebastian

"Lalu?"

"Hanya penasaran" jawabnya singkat

"Bukankah saintess sudah ditakdirkan sejak lahir, jadi tidak mungkin apa yang ada dibuku ini benar. Jika kau sangat penasaran tanyakan saja langsung pada bibiku" saran Elleta tidak dibalas oleh Sebastian, ia langsung memulai pelajarannya setelah itu.

Setelah kelas selesai Elleta memberikan sebuah amplop coklat pada Sebastian, Sebastian pun membukanya dan melihat Elleta dengan tatapan bertanya. Mengapa ia memberikan sebuah kontrak kerja padanya.

"Simpanlah itu, kau bisa jadikan ini sebagai pilihan terakhirmu." Ucap Elleta yang sama sekali tidak menjawab rasa penasaran Sebastian

Kemudian Elleta pun langsung pergi meninggalkan Sebastian yang memperhatikan kemana setiap kaki Elleta melangkah, hingga Elleta menghilang dibalik pintu.

***

Siangnya Elleta datang ke kediaman utama untuk metandatangani beberapa berkas, mengenai perubahan nama beberapa properti dan harta. Jack bilang seluruh proses akan selesai dalam waktu tiga hari, waktu yang paling cepat karena koneksi yang Jack miliki sebagai seorang tangan kanan Duke.

Karena sangat banyak berkas yang harus diurus, saking banyaknya sudah hampir satu jam tangan Elleta tidak berhenti menandatangani berkas-berkas yang menumpuk didepannya ini.

Duke dengan sesekali melirik putrinya itu, yang tengah fokus dengan berkas-berkas didepannya itu. Jika dilihat seperti ini memang tidak ada yang aneh dengan putrinya itu, tapi ada sesuatu yang jahat berada didalam tubuhnya.

Elleta mengetahui Duke yang sedari tadi mencuri pandang padanya, karena sudah tidak tahan Elleta pun menoleh dan membalas tatapan sayu Duke dengan sinis.

Mau tak mau Duke mengalihkan matanya kembali ke kertas yang ia pegang, ia harus menahan dirinya demi kebaikan putrinya.

Setelah satu jam lebih, akhirnya seluruh berkas sudah selesai Elleta tandatangani. Ia pun pergi dengan sebelumnya berpamitan dengan Duke yang hanya menatapnya dalam diam.

***

Sesampainya dikediaman selatan, Leah mendatangi Elleta dengan tergesa-gesa. Wajahnya sangat panik membuat Elleta yang bahkan belum mengetahui apa yang membuat Leah sepanik itu, menjadi ikut panik tanpa sebab.

"Ada apa?!" Tanya Elleta

"D-diana nona" Leah yang sudah panik sulit untuk menceritakan yang terjadi pun langsung menarik Elleta untuk mengikutinya

Leah membawa Elleta sampai ke kediaman para pelayan yang berada dibelakang kediaman selatan. Terlihat sebuah kerumunan didepan kediaman pelayan itu.

Melihat kedatangan Leah yang membawa Elleta, para pelayan membukakan jalan untuk Leah dan Elleta agar mereka bisa melihat apa yang terjadi.

Amarah Elleta seketika naik saat melihat Diana tengah berbaring dengan wajahnya yang menghadap kebawah, dengan Madam yang berdiri disampingnya sembari mencambuk Diana yang sudah memohon agar Madam berhenti.

Diana menangis sembari mengerang kesakitan, rok yang ia kenakan dinaikkan hingga paha. Pahanya sudah terdapat banyak bekas cambukan dan juga darah yang mulai mengalir keluar dari bekas itu.

Elleta berjalan dengan cepat dan langsung menahan tangan Madam yang kembali terangkat akan mencambuk Diana.

"Kau sudah melewati batasmu Clara." Ucap Elleta penuh penekanan, masih mencengkeram pergelangan tangan Madam dengan kuat.

Saking kuatnya Madam sampai melihat kearah lengannya yang dicengkeram oleh Elleta, sembari berusaha sekuat tenaga menarik lengannya. Namun cengkeraman Elleta tidak bergerak sedikit pun, Madam terkejut dengan masih berusaha membalas mata Elleta dengan tajam. Menjaga harga dirinya karena disaksikan oleh banyak bawahannya.

Leah, Liliana dan juga Joley langsung membantu Diana untuk bangun, lalu membawanya kedalam kamar Diana untuk segera diberikan pengobatan.

"Saya tidak melewati batas nona Elleta. Saya hanya mengikuti peraturan yang berlaku dikediaman Hevadal." Balas Madam penuh penekanan, tidak mau kalah.

"BAWAKAN BUKTINYA!" Perintah Madam, lalu seorang pelayan datang dengan membawa sebuah kantung yang sudah terbuka berisikan bubuk berwarna putih ditangannya.

"Saya menemukan ini didalam kamar pelayan pribadi anda. Ciri-cirinya sangat persis dengan obat terlarang yang sangat dilarang keras oleh Kerajaan." Jelas Madam mulai tersenyum miring meremehkan Elleta yang sepertinya baru pertama kali mengetahui dan melihat benda itu.

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang